The Power Of Love

9.2K 278 3
                                    

Queen Bay Hospital

08.30 pm

Timothy POV

Sudah hampir dua jam aku duduk sendirian disini, diruangan yang sengaja aku pilih demi kenyamanan gadisku.

Dokter bilang dia akan sadar tak lama lagi, aku sangat ingin melihatnya membuka mata lagi.

Aku sengaja menyuruh orang tuanya istirahat di tempat yang sudah disediakan Mr Klein, mereka sudah berumur dan kasihan kalau harus duduk di sini dalam waktu yang lama.

"tok tok tok" pintu di ketuk, seorang gadis yang mirip dengan Zoe masuk di temani pemuda yang berpenampilan sangat rapi masuk, mungkinkah ini Viona saudara kembar Zoe.

"halo" sapaku mecoba tersenyum,

"anda.... pasti Mr Shane" ujarnya menyalamiku. aku menyambut uluran tangannya

"ya benar saya Timothy Shane, panggil saya Tim" ujarku masih memegang tangannya yang luar biasa halus.

"saya Viona Valerie Glow, panggil saya V, dan ini teman lelaki saya Tony" ujarnya mengenalkan pemuda di sebelahnya.

"Timothy" ujarku menyalami pemuda yang mungkin berjarak dua tahun saja dengan Zoe.

"Tony Byrne" ujarnya sopan, Viona mendekati ranjang adiknya, membelai rambut cepak Zoe dengan sayang, kulihat air matanya menetes bergantian.

"kasihan dia" ujar Viona serak mengecup pipi adiknya perlahan khawatir bisa membangunkannya.

"dokter bilang Zoe akan siuman sebentar lagi, dan kalau tak ada halangan lukanya akan sembuh dalam waktu dua minggu" jelasku seperti Dr Peter bilang kepadaku tadi sore, Viona mengangguk dan mencoba tersenyum padaku.

"sudah lama saya tidak menemuinya, dia selalu menolak bertemu denganku" ucap Viona tercekat.

"selama ini Zoe tinggal di tempat saya, dan jangan risau saya akan menjaganya apapun yang terjadi" ujarku yakin, aku membetulkan letak selimutnya yang agak miring.

"dia banyak berubah" guman Viona masih dengan nada tercekat.

"banyak hal yang dia fikirkan, jadi terkadang dia merasa tersisih" ujarku menyimpulkan.

"anda sangat memahaminya Mr Shane" ujar Viona menatapku, aku mengangguk setuju, aku memang ingin memahaminya menyeluruh bukan hanya setengah saja tekadku.

"karena saya sangat mencintainya" jujur kuakui perasaanku yang paling dalam.

Viona tersenyum memandangku "Zoe beruntung mendapat cinta pertama yang sempurna" ujarnya memegang tangan Zoe yang tidak bergerak.

"saya yang beruntung, bisa membuatnya menerima segala kekurangan dan kelebihan saya" tanpa rasa malu kuungkapkan isi hatiku, toh Viona bukan orang lain,

"kalian ini berisik "

Suara yang sangat aku kenali mengagetkanku dan Viona.

"Zoe" serentak aku menatap matanya yang sudah terbuka,

"Z" ucap Viona membelai rambut adiknya penuh kasih.

"kalau membicarakan orang itu jangan di depan orangnya" gerutu Zoe melotot kearah kakaknya.

"sorry darling" sahut Viona mencium kening Zoe gembira.

"aku panggil dokter dulu" kutekan tombol merah yang menyambungkan interkom ke ruangan dokter.

"yess Mr Shane" sapa suara dari interkom.

"Zoe sudah sadar , tolong panggil Dr Peter kemari" ujarku memerintah.

Karena CintaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora