Everyone in Love

13.1K 356 8
                                    

Starry Queen Meeting Room.

09.30

Tim POV

Hari ini sengaja agak lambat aku datang ke kantor karena semalaman papa sakit perut dan langsung masuk ICU, sampai pagi aku dengan paman Bill menunggui papa dan baru tadi pagi aku pulang ke apartement ku untuk mandi dan ganti baju.

Aku sudah memberitahu Daniel maupun mama tetapi tak ada satupun yang datang kerumah sakit semalam , hanya bibi Lenny yang datang di hantar sopir untuk menghantar pakaian papa, aku tahu mama masih marah dan sudah seminggu lebih mama enggan untuk menerima kedatangan papa, 

Aku sangat merindukan kebersamaan kami yang dulu.... masakan mama yang khusus di sediakan untuk kami , bahkan Daniel pun enggan datang ke rumah sakit.

Aku tak boleh menyalahkannya, Daniel benar benar kesakitan dengan kelakuan papa yang menyalahi moral, papa terlalu kejam membawa Silva mantan assistantnya untuk memadu kasih diatas kesetiaan mama, tapi aku tidak boleh membenci papa , bagaimanapun dia adalah papaku.

"pak Tim ini dokumen yang perlu anda simak pak" suara Vicky membuyarkan lamunanku.

"terima kasih, eit tunggu" sergahku melihat matanya yang membengkak dan merah, Vicky terlihat tidak bersemangat hari ini.

"iya pak?" tanyanya ketakutan oleh pandangan tajamku.

"kenapa dengan mata kamu? kamu  sakit ya" tanyaku langsung karena assistantku ini tak pernah berwajah separah sekarang ini.

"bukan pak, saya hanya ada masalah sedikit" ujarnya pendek dengan suara serak.

"klek duk" pintu ruanganku terbuka keras, adikku Daniel masuk dengan tergesa disertai wajah semrawut dan penampilan yang mengenaskan.

"Daniel" ucapku kaget. Vicky langsung mengalihkan pandangan dari arah Daniel sepertinya Vicky terkejut dengan penampilan adikku yang tidak seperti biasanya, aku merasa sepertinya ada  yang tidak beres.

"ada apa Daniel?" tanyaku heran dengan sikap adikku yang tak biasanya sangat parah seperti itu.

"permisi pak saya keluar dulu" pamit Vicky beranjak keluar , aku mengangguk sepertinya Vicky paham kalau pastinya ada masalah keluarga yang akan Daniel sampaikan padaku.

"tunggu!" seru Daniel sambil menarik lengan assistantku Vicky, aku terkejut dengan pemandangan di depanku, Vicky mencoba melepaskan pegangan Daniel, sedangkan Daniel tidak bergeming sedikitpun.

"aku mau bicara denganmu" ucap Daniel dengan nada dan pandangan  tajam ke arah mata assistantku.

" Daniel kamu menyakiti Vicky agaknya" gumanku melihat Vicky meringis kesakitan oleh cengkeraman tangan Daniel. akhirnya Daniel mulai merenggangkan pagangan tangannya.

"ada apa Daniel Shane ?" sergahku tajam , kuhampiri adikku dan assistanku yang sedang beradu pandang, aku lihat beberapa staffku melongokkan kepala mereka melihat kelakuan adikku di dalam ruanganku benar benar pemandangan yang tidak normal, dengan segera kututup pintu ruanganku serta tirai kaca ruanganku.

"Tim ... I love her" ujar Daniel menunjuk ke arah Vicky, mataku membesar karena terkejut 'apa lagi ini?' sedangkan Vicky merunduk pasrah.

"bohong!" sahut Vicky pelan nyaris tak terdengar mungkin karena hatinya sebak.

"duduk lah kalian berdua" ujarku menengahi kedua anak muda di depanku, baik Daniel maupun Vicky menurut kata kataku, mereka duduk di atas sofa ruanganku dengan jarak yang agak jauh, kelihatannya Vicky sengaja menjauh dari jangkauan adikku.

Karena CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang