Who Is She?

21.3K 538 11
                                    

Hotel Starry Queen

10.30 am


"tilulit tilulit" bunyi telepon di meja kerjanya membuyarkan konsentrasi Timothy yang sedang mengoreksi laporan bulanan dari departemen keuangan.

"yess Vicky" Tim menyahut telepon paralel yang hanya bisa menghubungkannya dengan assistannya Vicky.

"Mr Philip datang pak" ujar Vicky sopan.

"okey persilahkan masuk" jawab Timothy segera. 'tumben papa kesini pagi pagi, bukannya jam segini papa waktunya main golf ya' guman Timothy.

"klek" Vicky membukakan pintu untuk Mr Philip dan seorang perempuan cantik tinggi semampai seperti layaknya model serta berpakaian yang sangat modis dengan balutan gaun warna cream terusan sampai lutut di tambah ikat pinggang warna hitam tipis yang bisa menunjukkan kerampingan si gadis, di tambah sepatu berhak tinggi yang membuatnya kelihatan lebih tinggi dari Philip maupun Timothy.

"hai dad, hai Nicole" sapa Timothy kepada kedua tamunya.

"kamu sibuk ya Tim" ujar Philip melihat dokumen yang menumpuk di depan meja kerja Timothy.

"oh tidak , hanya sedikit saja, ada apa dad, dan Nicole apa ada yang akan dibicarakan hari ini?"tanya Timothy menatap Nicole anak dari teman sekolah papanya dulu.

"silahkan duduk"Timothy mempersilahkan Nicole duduk di sofa yang terletak di bagian ujung ruangannya yang begitu luas itu.

"thank you" ucap Nicole merdu.

"begini Tim, dad membawa nicole kesini untuk membincangkan tentang niat Nicole yang akan membuka Bistro, jadi dad langsung aja bawa dia berhadapan langsung denganmu pemimpin Starry Queen Hotel"  Philip duduk di sebelah Nicole santai

"dad, hotel ini kan milik daddy apapun yang akan dad buat atau masukkan , aku tidak akan menolak" ujar Timothy mencairkan suasana hatinya yang tiba tiba seperti badai di tengah hujan setelah masukknya Nicole di ruangannya.

"no  no , aku sudah pensiun Tim, dan aku tidak  akan mencampuri urusan hotel lagi" Philip menyilangkan kedua tangannya di depan dada menanggapi pernyataan anaknya.

"truing truing truing" sesuatu berbunyi dari saku Philip.

"sorry"ujar Philim mengangkat telepon di sakunya.

"halo,"

"yess dear"

"okey I'm coming" Philip mengakhiri sambungan teleponnya dengan muka yang berubah menjadi merah hitam menahan ketakutan.

"what" ujar Tim menanggapi perubahan wajah ayahnya.

"aku lupa menjemput mama kamu di salon" desis Philip pelan.

"cepat jemput kalau begitu" saran Timothy yang memahami sikap mamanya yang super manja dan tidak suka kalau di suruh menunggu lama.

" sorry kalian teruskan, ohya Tim tolong hantar Nicole pulang , karena tadi Nicole ikut mobil papa" Philip langsung keluar dari ruangan kerja anakknya, Timothy cuma menggelengkan kepalanya melihat sikap ayahnya yang seperti ABG

"begitulah papaku" ucap Timothy pelan di sambut senyuman manis Nicole Swan.

"terus gimana , apa yang kamu rencanakan?" Timothy langsung menuju ke arah pokok dari tujuan Nicole tanpa basa basi, karena sifat Timothy memang tidak pernah berbasa basi kepada siapapun.

"saya ingin membuka bistro yang menyediakan tempat untuk mencoba masakan saya dari penggabunngan antara makanan barat dan timur"pandangan Timothy tak pernah beralih dari arah Nicole sewaktu Nicole menjelaskan.

Karena CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang