Dad Mom I love You

15K 415 3
                                    

Di Mobil Paul Thain.

01.45 pm

'TIM PULANG LAH KERUMAH SEKARANG , MEREKA SEDANG BERPERANG' berulang kali Tim membaca pesan singkat dari adiknya Daniel dengan perasaan yang sangat kacau dan tidak bersemangat dia menyalahkan dirinya sendiri yang tidak peka dengan keadaan di rumahnya, saat ini Tim sedang berada di mobil teman baiknya sejak kecil sekaligus salah satu staff terbaiknya yang menangani Gym di hotelnya Paul Thain.

"mereka akan baik baik saja bro" ujar Paul dibelakang steering mengemudi mobilnya dengan kecepatan yang maksimal.

"aku tak yakin Paul" desah Timothy tak bersemangat sama sekali.

Setelah berbelok di dua tikungan tajam, mobil besar Paul masuk ke sebuah rumah besar bergaya modern luas lengkap dengan garasi yang bisa menampung tujuh mobil sekaligus, Paul memarkir mobilnya di tempat yang paling dekat dengan pintu masuk rumah yang bercat putih semua itu.

"pranggg" hampir saja sebuah vas bunga melayang di kepala Timothy kalau saja Paul tidak sigap menarik punggung sahabatnya di saat mereka baru saja membuka pintu utama rumah keluarga Shane.

"apa yang terjadi mom" seru Timothy terkejut melihat ibunya yang sedang kalap di tengah ruang tamu.

"Timmy , ini semua salah dia ! mommy mau mati saja" teriak Peggy histeris menunjuk ke arah Philip yang berdiri di sebelah pintu masuk. sedangkan adiknya Daniel berdiri di belakang sofa menatap orang tuanya dengan pandangan tersiksa.

"dad ada apa?" Timothy menatap ayahnya yang berwajah polos menundukkan kepalanya ke lantai tempatnya berdiri.

"penjelasan please!" seru Timothy lagi , dia berlari ke tempat ibunya berdiri, memeluk ibunya yang terpukul.

"I'm sorry" ujar Philip pelan.Daniel , Paul maupun Timothy menatap Philip heran.

"pergi kamu, aku tak sudi melihatmu lagi!" lagi peggy berteriak histeris, Timothy mencoba menenangkan ibunya dengan mempererat pelukannya, bibi Lenny sang assistant terlihat ketakutan di sebelah Daniel

"Daniel bawa dad ke apartemenku" suruh Timothy melihat tangan ayahnya yang merah seperti teluka, adiknya yang masih terpukul dengan keadaan rumahnya tidak bergerak dari tempatnya.

"no!!.. suruh dia pergi sendiri" Daniel langsung berlari menuju kamarnya , membanting keras pintunya.

"oh God " desah Timothy geram.

"saya akan bawa uncle ke rumahmu Tim" ucap Paul dari sebelah pintu.

"ini kunci rumahku" Timothy melempar dompet kunci ke arah Paul, dengan sigap sahabat terbaik Timothy itu menangkap kunci lalu memegang tangan Philip yang sedikit berdarah entah kenapa keluar dari rumah besar keluarga Shane.

"mom , minumlah dulu" bisik Timothy menyerahkan segelas air hangat yang diambilkan assistant rumah tangganya sepeninggal Philip dan Paul dari rumah mereka.

"terima kasih" Peggy meneguk sedikit air hangat dari tangan anakknya.

"huuuuuhuuu" tangis Peggy kembali pecah di pelukan anak sulungnya.

"mom aku hantar ke kamar ya" bujuk Timothy , ibunya menurut dan beranjak menuju kamar mereka yang berada di lantai dua rumah besar itu.

"aunt Lenny , hati hati dengan pecahan kaca" ucap Timothy kepada assistant rumahnya yang sudah mengabdi pada mereka sejak Timothy masih bayi lagi. bibi Lenny mengangguk tanpa bersuara membersihkan rumah besar yang biasanya tertata rapi tapi hari ini terlihat lebih pantas kalau di sebut kapal pecah.

"mom tidurlah aku akan menemani mommy" Timothy menyelimuti ibunya yang sudah berbaring di ranjangnya yang super besar.

"Tim apa kekurangan mama?" tiba tiba Peggy bertanya kepada anaknya yang duduk di sebelah ranjang.

Karena CintaWhere stories live. Discover now