Surat Obsesi

119 40 6
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*
*
*

Beranda rumah keluarga Orville agaknya sedikit ramai siang ini. Tiga ekor kuda putih berjajar di depan anak-anak tangga. Menunggu tuan-tuan mereka yang sibuk dengan pintu jati rumah sang Bupati.

Seorang pria yang mengetuk adalah yang terlihat paling tua di antara dua pria yang mengapit di belakang. Pakaiannya juga paling lain. Saat pria-pria di belakangnya mengenakan seragam kavaleri serba putih, pria pengetuk pintu terbalut dalam pakaian biru mewah berhias banyak sekali ornamen emas. Membuatnya terlihat sebagai pemimpin dari pria-pria yang lain.

Ane baru saja pulang dari tempat si ahli pelet keliling kala itu terjadi. Dalam sekejap teras rumahnya terlihat lebih meriah karena pria-pria berbusana tak biasa itu. Ane kenal seragam putih mereka. Ia melihatnya saat parade perayaan kemenangan Solephim kemarin. Kuda-kuda putih itu juga. Semuanya tercetak dengan sangat sempurna di ingatan Ane. Membuatnya bingung setidaknya sedikit. Sisanya adalah firasat buruk akan suatu hal menyakitkan yang akan terjadi.

Pria-pria itu sontak beralih dari pintu saat Ane muncul di tengah-tengah mereka. Pria berbaju biru tersenyum lega. Tergopoh-gopoh mendekati gadis itu dengan sebuah gulungan emas di tangan.

"Selamat siang, Nona. Apa ini benar kediaman Tuan Bupati Orville?"

Ane mengangguk ragu. "Kalau begitu Anda pasti Nona Orville. Aku utusan Yang Mulia Ratu Meredith dari Solephim." Seperti yang Ane duga. Ini bukan sesuatu yang bagus. Mendengar kata Solephim saja sudah membuat jantungnya berdetak terlampau cepat. Keringat dingin pun menyusur melalui pelipisnya.

"Apa ada sesuatu yang dibutuhkan Yang Mulia sampai jauh-jauh mengirim pesan ke sini?" Meski perutnya terasa akan mencelus, senyum tetap terlukis dengan indah di wajah gadis itu. Lagi-lagi karena mengingat statusnya sebagai putri angkat seorang Bupati.

"Yang Mulia Ratu membawa pesan untuk Tuan Damian Orville, Nona." Pria itu membuka gululungan emasnya. Menjauhkan benda itu dari mata dan mulai membaca dengan raut penuh gurat kesulitan.

Pintu jati cokelat terbuka di detik setelahnya. Memunculkan Damian dari dalam rumah Tuan Bupati. Rautnya praktis kebingungan mendapati banyak sekali orang di beranda rumahnya. Apalagi pria-pria itu langsung mengalihkan pandangan-pandangan mereka pada Damian.

"Oh, Tuan Muda Orville? Tepat sekali. Aku ke sini untuk bertemu dengan Anda dan menyampaikan pesan dari Ratu Solephim." Pria itu berdeham.

"Yang Mulia Ratu Meredith Hierra menyampaikan lamaran dari Putri Loynith Hierra untuk kesediaan Tuan Damian Orville menjadi suaminya yang setia dan penuh kasih sayang. Dengan ini Sang Putri menanti Tuan Damian Orville dengan amat bahagia untuk memberi balasan pada surat lamarannya."

Pias sempurna wajah Ane dibuat. Kata-kata yang masuk dari telinga kanannya terjebak dan berputar di dalam pikiran yang teramat penuh. Wajah gadis itu memucat kala menyaksikan Damian menerima sebuah amplop dengan segel lilin yang sama dengan yang kemarin ia lihat di surat undangan dari Kota Cahaya. Bahkan tubuhnya masih membeku di sana saat pria-pria itu menunduk pada sang kakak tiri. Mengucap salam pamit sebelum akhirnya kembali pada kuda-kuda mereka yang berangsur-angsur pergi meninggalkan rumah sang Bupati.

To Make A Goddess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang