Anemon

115 30 7
                                    

*****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*
*
*
*
*

Ane tidak percaya ia baru saja menyuruh orang yang dicintainya bermesraan dengan wanita lain.

Cukup bagus, pikirnya. Mungkin dengan mendukung hubungan Damian dan sang Putri dapat membuat Ane melupakan perasaan lebih cepat. Jika dipikir-pikir lagi, pernikahan ini juga sangat membuatnya beruntung.

Seperti saat ini, jika bukan karena kakak tirinya bertunangan dengan anak seorang ratu, Ane tidak akan bisa pergi ke pusat kota tanpa harus jauh-jauh berjalan. Ia tinggal memanggil salah satu pelayan untuk menyiapkan kereta kuda, lalu sepatunya tidak perlu banyak-banyak bergesekan dengan batu dan tanah berpasir. Syukur-syukur ia bisa semakin cepat melupakan sakit hatinya dengan fasilitas itu.

Namun, selayaknya seorang gadis yang terlahir dari keluarga biasa, Ane masih gemar menggunakan kakinya untuk berjalan. Jadi ia meminta pak kusir untuk berhenti beberapa langkah dari pusat keramaian Solephim. Turun tanpa bantuan dan lekas membentangkan payung renda putih demi melindungi rambut lavendernya.

Ane bahkan menolak tawaran pak kusir untuk mengawalnya. Perempuan bangsawan biasanya memang tidak pernah berjalan sendiri tanpa seseorang yang siaga membantu jika ia membutuhkan sesuatu di tengah jalan. Tetapi gadis itu yakin sekali dirinya bukanlah seorang bangsawan. Jadi pengawalan seperti itu sangat tidak diperlukan.

Ane menyusuri jalan berlapis batu. Berharap ia segera menemukan pusat kota walau sebenarnya sama sekali tidak tahu jalan di sini. Alih-alih bingung memikirkan ke mana jalan akan membawa, Ane lebih tertarik memperhatikan bangunan-bangunan yang berdiri dan orang-orang yang berlarian di sisi-sisi jalan setapak. Beberapa anak kecil bermain dengan serabut cahaya di depan rumah-rumah atau toko-toko mereka. Bahkan beberapa mampu mengendalikan serabut cahaya itu.

Kota ini lebih ajaib dari yang Ane dengar dari cerita-cerita ibunya. Hampir semua orang bisa mengendalikan sihir. Meskipun dari yang Ane lihat, sihir-sihir itu masih termasuk sihir ringan untuk bersenang-senang. Atau berjualan. Seperti yang tampak saat ia tiba di pusat kota. Beberapa pedagang kaki lima menempatan gerobak jualan mereka di bawah serabut cahaya untuk membuat produk jualannya melayang. Menjadi atraksi kecil yang menarik untuk sebagian anak-anak.

"Koran hari ini! Putri Loynith resmi mengumumkan pertunangannya dengan putra tunggal Bupati Kota Timur! Berita panas baru dicetak! Silakan!"

Ane menoleh pada sumber suara itu. Seorang bapak-bapak berdiri di bawah serabut cahaya tepat membelakangi air mancur. Koran-koran harian terbentang di udara saat suaranya yang lantang menyambar telinga orang-orang yang lewat.

Di saat Ane berusaha melupakan berita yang ditawarkan koran itu, rakyat Solephim malah berkerumun tertarik. Kebanyakan ibu-ibu beranak banyak dan perempuan-perempuan lajang yang sudah cukup matang untuk menikah. Membuat koran harian itu terlihat seperti gosip panas yang harus dibicarakan bersama tetangga-tetangga mereka. Dan siapa pun yang tidak membicarakannya akan menjadi orang mati gaya di masyarakat.

To Make A Goddess Where stories live. Discover now