Ciuman Cinta Palsu Sejati (15+)

134 40 6
                                    

▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۩ஜ▬▬▬▬▬▬

ℬ𝒶ℊ𝒾𝒶𝓃 ℐℐ, ℛ𝒶𝓂𝒶𝓁𝒶𝓃

▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۩ஜ▬▬▬▬▬▬

▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۩ஜ▬▬▬▬▬▬

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*
*
*
*
*

Ini kali kedua Ane diangkut kereta kuda menuju Kota Cahaya. Dengan kereta yang sama, kuda-kuda yang sama, jalan berbatu yang sama, dan pemandangan yang sama. Akan tetapi, dengan perasaan yang jauh berbeda.

Ia bersandar dengan tubuh yang bergoyang sana-sini karena tguncangan dari jalan. Duduk dengan tatap sendu dalam balutan gaun warna gading penuh renda. Membungkus tubuh Ane sempurna dengan model bahu yang terbuka di atas lengan panjang. Di tengah-tengah dadanya tersemat bros kupu-kupu sewarna mata gadis itu dengan sangat manis.

Damian yang memilihkan gaun itu untuknya. Langsung dari butik terbaik di Kota Timur demi mendandani sang adik tiri sebelum bertemu si calon pengantin. Dia bilang kesan pertama harus menjadi kesan yang terbaik. Jadi pemuda itu juga menyuruh Ane untuk mengeriting rambut supaya terlihat manis saat diikat dengan hiasan kuningan berbentuk lavender yang juga dibeli dari butik yang sama. Padahal ini bukan pertemuan pertama mereka dengan sang Putri.

Ane tak bisa melepas pandang dari Damian yang duduk tepat di hadapannya. Tak peduli sama sekali dengan fakta bahwa pemuda itu lebih tertarik dengan pemandangan di luar jendela saat jemarinya tak berhenti mengelus amplop surat Putri Loynith. Juga sebuah kotak beludru kecil yang diisi cincin emas dengan berlian merah muda. Seperti warna mata keluarga Hierra. Tuan Bupati tidak ikut mengantar kali ini, jadi Ane bisa dengan bebas menikmati wajah teduh kakak tirinya sebelum menjadi suami dari wanita lain.

Sidikit-sedikit hati Ane terenyuh atas perlakuan yang ia dapat dari Damian. Setelah semua upaya yang Ane lakukan gagal dengan memalukan, sang kakak tiri benar-benar tidak pernah menjauh darinya. Bahkan ia bersikap lebih baik pada gadis itu. Entah karena pengaruh ramuan cinta yang melunakkan hati atau bukan. Setidaknya, jika Damian tidak bisa menjadi kekasih bagi Ane, dia telah menjadi seorang kakak yang baik.

Ini untuk yang kedua kalinya pula kereta kuda Tuan Bupati melewati pelengkung megah yang membatasi Solephim dengan Kota Timur. Meski bukan kali pertama melihat, entah kenapa pelengkung itu masih memiliki kesan yang sama. Daya tariknya terasa magis dan menghipnotis mata siapa pun yang melirik. Mengembangkan senyum takjub di bibir Ane. Mempermanis wajahnya.

Istana Solephim terlihat lebih indah lagi ketika mereka sampai di sana. Serabut-serabut cahaya berbaris selang-seling di kanan dan kiri, menghias jalan septapak menuju pintu utama. Seakan memagari laju kereta kuda Tuan Bupati. Sepertinya serabut-serabut cahaya itu sengaja diatur dengan sihir untuk menyambut tamu istana. Sebab terakhir kali Ane datang ke tempat ini, serabut cahaya yang menyentuh tanah tak terlihat serapi itu.

To Make A Goddess Where stories live. Discover now