Emotion

1.9K 136 1
                                    

Happy reading!!


Kaira akhirnya mengalah dan memilih untuk tidur di kamar tamu. Tadi Kaira sempat keluar dan melihat Bara sedang berada diruang kerjanya dengan membawa satu botol alkohol. Kaira ingin menghampiri Bara, tapi Kaira teringat tentang ucapan Bara yang begitu marah dengannya tadi membuat Kaira mengurungkan niatnya, dia membiarkan Bara menenangkan dirinya malam ini dengan alkohol yang sudah jarang disentuh oleh Bara karena Kaira kurang suka.

Di sinilah Kaira berada, ia meringkuk diatas ranjang sambil menutup wajahnya yang memerah karena menangis, mood-nya hancur sekarang dan ia tidak bisa tidur sekarang. Kaira merutuki dirinya sendiri karena tidak bisa menjelaskan yang sejujurnya kepada Bara tentang apa yang ia tutupkan tentang keluarganya.

Kaira mengambil ponselnya yang berada di sampingnya, ia mencari kontak orang yang terlintas di kepalanya. Marco Valerino, kakak dari Kaira yang harus tinggal terpisah darinya karena kesalahan orang tuanya yang membuat Kaira dan kakaknya yaitu Marco harus hidup terpisah. Kaira menekan tombol panggilan untuk menelfon Marco karena ada sesuatu yang ingin dia sampaikan.

'Halo?'

Kaira menahan nafas saat mendengar suara Marco, dia jarang mendengar suara kakaknya itu karena sang kakak sibuk bersembunyi dari orang-orang yang dendam dengan orang tua mereka.

'Kaira? Lo kenapa kok nelfon malem-malem gini?'

'Kak...'

'Kenapa suaranya serak gitu? Habis nangis ya? Nangis kenapa?'

Pertanyaan bertubi-tubi dari Marco membuat Kaira tidak bisa menahan air matanya, ia merasa dirinya butuh tempat sandaran sekarang. Biasanya Bara akan menjadi tempat ia bersandar tapi kali ini Bara lah yang membuatnya sesedih ini.

'Kak... Kalau aku pisah sama Bara gimana?'

Tidak ada jawaban dari Marco yang berada di seberang sana membuat perasaan Kaira menjadi tidak karuan sekarang.

'Lo gila? Kalo lo gak sama Bara, siapa yang bakal jaga lo? Gua gak bisa, Kai. Lo tau sendiri hidup gua gimana sekarang, gua setuju lo nikah sama Bara karena gua tau kalau Bara bisa ngejagain lo.'

'Bara nuduh aku selingkuh, kak...'

'Lo selingkuh?!'

Kaira menjauhkan ponsel dari telinganya saat mendengar suara melengking Marco yang menusuk telinga.

'Enggak... Ini salah paham, kak. Bara ada foto aku pas sama Elyas, Elyas bantu aku sembunyi dari orang-orang yang nagih hutang keluarga kita yang ngejar aku. Memang fotonya kayak aku ciuman tapi sebenarnya enggak.'

'Lo udah jelasin ke Bara?'

Kaira menggeleng pelan padahal ia tahu kalau Marco tidak melihatnya. Keterdiaman Kaira membuat Marco menyimpulkan kalau Kaira tidak menjelaskan yang sebenarnya kepada Bara.

'Lo gak jelasin kan? Jangan sampai cerai dari Bara, cuma dia yang bisa jagain lo. Kalo lo malu, biar gue yang jelasin ke Bara'

'Jangan... Kamu tau sendiri kan Bara kayak gimana? Dia pasti bakal bantu kita, aku gak enak. Aku gak mau dia berfikir macem-macem soal keluarga kita apalagi situasi lagi gak bagus kayak gini'

Terdengar suara helaan nafas dari Marco membuat Kaira merasa bersalah. Kaira menghapus air matanya dan bangun duduk sambil bersandari di kepala ranjang.

'Aku bisa hadapin disini, kamu gak usah mikirin aku, kak. Maaf ya aku ganggu kamu.'

'Kai, please, jangan sampai pisah ya sama Bara. Lagian lo lagi hamil kan? Dia gak mungkin lepas tanggung jawab. Masih ada kesempatan buat jelasin ke Bara sebelum dia mutusin buat pisah sama lo.'

Not My Fault - HarutoWhere stories live. Discover now