One Step Closer

1.6K 158 61
                                    

Happy Reading!!

Kaira duduk di meja makan menunggu Marco yang sedang sibuk di dapur. Dia awalnya mau membantu tapi tidak diperbolehkan oleh Marco, berakhir dia duduk di meja makan sambil menunggu makan malam yang sedang di masak oleh Marco.

Sudah lama Kaira tidak melihat pemandangan yang seperti ini, makan malam sederhana dengan melihat sang kakak yang sibuk menyajikan makanan enak untuknya. Terakhir ia merasakan ini saat dirinya belum menikah dengan Bara.

Entah kenapa suasana seperti ini tidak ia dapatkan setelah menikah dengan Bara atau lebih tepatnya setelah hubungan mereka retak. Kaira jadi begitu semangat menantikan makan malam sederhana ini yang mungkin akan di isi dengan obrolan ringan bukan makan malam yang penuh dengan ketegangan yang biasa dia dapatkan ketika di rumah Bara.

"Nih udah jadi makanannya, di makan sampai habis." Marco membawa satu mangkuk cream soup dan menaruhnya di depan Kaira.

"Makasih kak." Kaira memberikan senyum sambil mengambil sendok yang sudah ada di atas meja makan.

Marco duduk berhadapan dengan Kaira sambil melirik ke arah Kaira yang bibirnya terukir dengan senyuman melihat menu yang ia masak, hal itu membuat Marco merasa sedikit lega dan semoga rasa masakannya tidak buruk karena mengingat dirinya sudah jarang menyentuh dapur setelah hidup terpisah dari Kaira.

"Aduh!" Marco menoleh dengan cepat saat melihat Kaira mengaduh sambil menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

Segera Marco pindah duduk di samping Kaira sambil mengambil alih sendok yang tergeletak di mangkuk berisi cream soup itu, ia menyendok soup dan meniupnya pelan untuk menyuapi Kaira.

"Kak, aku bisa sendiri."

"Gua suapin aja, lo ceroboh banget udah tau ini panas dan harus di tiup dulu sebelum makan." Omel Marco sambil menyuapi Kaira.

Kaira cuma menerima perlakuan Marco yang kadang memperlakukannya seperti anak kecil begini, tapi Kaira tidak masalah dan hanya menerima saja saat kakaknya itu memanjakannya. Marco menyuapi Kaira dalam diam sambil sesekali membersihkan ujung bibir Kaira yang terdapat sisa makanan.

"Tadi nangis?" Tanya Marco tiba-tiba.

Mendengar pertanyaan Marco, Kaira cuma bisa mengangguk pelan tanpa berani beradu pandang dengan Marco, "Bara ngapain lu lagi kali ini? Kenapa setiap ketemu dia lu selalu nangis?"

Kaira masih diam tidak mau buka suara, ia masih sibuk menerima suapan dari Marco sambil menyusun kata-kata yang tepat untuk membicarakan soal perceraiannya dengan Bara.

Sambil Marco menyuapi Kaira, ia melihat wajah Kaira yang tadinya sedikit cerah sekarang malah murung. Ia sebenarnya tidak suka dengan wajah murung adiknya ini, itu membuatnya semakin merasa bersalah.

"Kak, kalo aku pisah sama Bara gimana?" Tanya Kaira dengan hati-hati sambil melirik ke arah Marco yang hanya menampilkan wajah tanpa ekspresi.

"Gua dukung semua keputusan lo, Kai."

Kaira sedikit terkejut mendengar ucapan Marco, ia pikir Marco akan menentang perceraiannya seperti dulu.

"Serius kak?"

Marco mengusak kepala Kaira sambil tersenyum tipis. Ia sebelumnya tidak tahu apa yang di alami Kaira selama menikah dengan Bara, tapi melihat kelakukan Bara yang dengan berani  merendahkan Kaira di depannya membuat Marco sendiri menjadi muak dengan kelakuan sombong Bara.

Selain itu Marco merasa bersalah karena dulu meminta Kaira untuk kembali ke Bara pada saat Kaira memohon untuk tinggal bersamanya, ia juga menyesal karena membantu Bara untuk membawa Kaira pulang yang ternyata saat itu Kaira diusir oleh Bara dan membuat Kaira harus luntang lantung di jalanan sebelum akhirnya bertemu Alvaro. Kaira menceritakan itu semua pada Marco yang membuat Marco rasanya ingin menghabisi Bara detik itu juga.

Not My Fault - HarutoWhere stories live. Discover now