With U

1.9K 177 146
                                    

Happy Reading!!
.
.
.
.
.
*one week later*

"Pagi." Kaira menoleh melihat Alvaro yang suaranya terdengar dari arah belakang tubuh Kaira. Senyum terukir di bibir Kaira melihat Alvaro yang baru bangun tidur dengan wajah sembabnya.

"Pagi, hari ini gak berangkat ke kantor?" Tanya Kaira sambil melihat Alvaro yang sudah menarik kursi untuk duduk di depan meja makan.

Alvaro menggeleng, "Gua kerja dari rumah hari ini."

Kaira berjalan mendekat ke arah Alvaro sambil membawa sarapan yang sudah ia siapkan pagi ini untuk Alvaro. Kening Alvaro berkerut bingung saat melihat Kaira menaruh sarapan di hadapannya.

"Lu yang masak?"

Kaira mengangguk, "Iya, habisnya aku bangun kepagian tadi."

"Lain kali gak usah."

"Gapapa, Varo. Aku disini udah numpang dan setidaknya aku bisa bantu-bantu disini."

Alvaro menatap tidak suka ke arah Kaira karena ucapan Kaira tadi. Kaira tersenyum canggung melihat ekspresi kesal Alvaro yang terlihat jelas sekarang.

Alvaro menarik Kaira dengan hati-hati untuk duduk di sampingnya, Kaira cuma menurut sambil menatap bingung ke arah Alvaro.

"Yaudah kalau mau bantu-bantu, suapin gua sekalian, tangan gua gak ada tenaga kalau pagi-pagi gini."

Kaira menatap Alvaro dengan wajah sedikit terkejut, ini akan sangat canggung bagi Kaira tapi kenapa Alvaro terlihat santai seolah hal ini adalah hal yang biasa untuknya.

"Cepetan, gua lapar."

"I-iya."

Kaira menarik piring yang berisi sarpaan yang ia buat untuk Alvaro. Dengan gerakan sedikit kaku, Kaira menyuapi Alvaro yang sibuk memandang ke arahnya. Alvaro menahan senyum melihat wajah canggung Kaira yang terlihat lucu di matanya.

"Udah minum vitamin belum?" Kaira mengangguk sebagai jawaban sambil sibuk menyuapi Alvaro.

"Perutnya gak kram lagi kan? Kalo ada apa-apa langsung bilang ya, Kai. Jangan di pendem sendiri."

"Iya, Varo."

"Kapan lagi kita pergi cek kandungan lu?"

Kaira diam sebentar sambil mengingat ucapan dokter minggu lalu.

"Dua minggu lagi paling."

"Gak bisa di cepetin lagi?"

Kaira mengerut dahinya bingung, "Kamu kenapa pengen cepet-cepet?"

"Suka aja." Alvaro mengangkat bahunya dan menjawab asal.

"Lain kali kamu gak usah masuk."

"Kenapa?!"

Kaira menutup matanya mendengar suara Alvaro sedikit meninggi karena terkejut dengan ucapannya tadi. Alvaro yang sadar kalau dirinya berlebihan langsung berdehem menetralkan suaranya.

"Ya, aku malu lah, kamu bukan suami aku tapi dokter selalu salah sangka dan pikir kamu suami aku." Jawab Kaira sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain karena sikap Alvaro yang begini yang belum bisa ia biasakan selama satu minggu ini.

"Ya gapapa, dari pada orang mikirnya macem-macem."

"Tapi kan-"

"Atau lo malu ya kalo dianggap sebagai istri gua?" Wajah Alvaro di buat pura-pura sendu dan mampu membuat Kaira kelabakan.

Not My Fault - HarutoWhere stories live. Discover now