Be Yourself

1.5K 159 48
                                    

Happy Reading!!

Kaira buru-buru melangkah menuju pintu depan apartemennya ketika mendengar suara bel yang sejak tadi dipencet dengan tidak sabaran. Ia menggerutu kesal sambil membuka pintu depan apartemennya, matanya membulat kaget saat melihat Marco berada di depan pintu apartemennya.

"Kak? Tumben kesini?" Tanya Kaira yang masih dengan keterkejutannya.

Marco mengangkat satu plastik yang berisi makanan ringan, "Mau nemuin lu."

Kaira tersenyum senang lalu membiarkan Marco masuk ke dalam apartemennya. Ia berada sendiri di apartemen karena Bara belum pulang dari kantor, untungnya sekarang Marco datang jadi ia tidak terlalu bosan.

"Udah siapin makan malam?" Kaira menggeleng pelan.

Marco segera berjalan menuju dapur untuk mencari bahan makanan yang bisa ia olah untuk mereka makan malam pada malam ini.

"Kak, ngapain kamu? Gak usah ngide mau masak ya, kamu aja baru sembuh. Kita pesan aja nanti."

"Serius kulkas lo isinya ini doang?"

Marco berdecak tidak percaya kepada Kaira karena isi kulkasnya hanya berisi beberapa minuman dingin serta buah saja. Ia menatap Kaira yang tengah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Hehe, belum belanja bulanan. Bara masih belum sempet buat nemenin."

"Pergi sama gua nanti."

"Nanti aku sama Bara aja, Kak."

Marco menaikkan sebelah alisnya karena merasa aneh dengan sikap Kaira, "Nurut banget ya lu sama dia, di kasih makan apa sama Bara sampai nurut begitu? Sama gua aja bandel banget."

"Kak, bukan gitu!" Protes Kaira karena takut sang kakak salah paham, padahal memangnya kenapa kalau sampai salah paham? Kenapa Kaira sampai salah tingkah begitu?

Diam-diam Marco bernafas lega melihat Kaira baik-baik saja selama tinggal bersama Bara, beda dengan beberapa bulan yang lalu, Kaira tampak seperti mayat hidup.

Kali ini Marco datang dan melihat ada binar di mata Kaira serta senyum yang lepas tanpa di paksakan. Ia berharap Kaira bukan berpura-pura baik-baik saja agar dirinya tidak merasa bersalah karena lagi-lagi mengorbankan Kaira untuk kepentingannya.

Keduanya menghabiskan waktu bersama dengan berbincang ringan sambil memakan cemilan yang dibawa oleh Marco. Mereka sering bertemu sekadar untuk berbincang begini karena Kaira suka saat dirinya menghabiskan waktu dengan Marco.

"Kak, kalo masalah ini udah selesai kamu gak akan ilang-ilangan kayak kemarin kan?"

"Kenapa emangnya? Ya kalo gua udah dapet kerjaan tetap sih gua bakal disini bareng lo."

"Maksudnya? Kamu bukannya..."

Marco mengangguk mengerti dan senyum tipis menghiasi bibirnya, "Gua niat buat berhenti, gua gak mau kelakuan bejat gua nyakitin orang sekitar gua termasuk lo. Udah cukup gua liat lo kemarin hidupnya udah kacau, biarpun itu gak sepenuhnya salah gua tapi gua rasa ini balasan dari semua yang gua lakuin ke orang-orang. Karma nya gak langsung ke gua tapi ke orang yang gua sayang."

"Kak..."

"Gua gak lepas dari tanggung jawab kok, Kai. Gua yang buat lo balik ke Bara dan kalo Bara berulah kayak dulu lagi, gua pasti bawa lo pergi dari dia. Bara gak nyakitin lo lagi kan?"

Kaira menggeleng pelan sambil matanya berkaca-kaca menatap sang kakak yang sekarang tengah menatapnya dengan sorot mata teduh. Kaira sempat mempermasalahkan pekerjaan Marco kemarin dan yang ia dapat adalah kemarahan Marco yang menolak dengan keras untuk berhenti dari pekerjaan kotornya.

Not My Fault - Harutoजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें