No Chance

1.6K 183 53
                                    

Happy Reading!!

Kaira duduk dengan gelisah di ruang rawatnya, semua barang-barangnya sudah ia kemas dari tadi pagi tapi Marco belum datang sampai siang hari ini. Kaira juga tidak bisa menghubungi Marco dan itu yang membuat Kaira tambah gelisah, ia tidak henti-hentinya menatap ke arah pintu masuk ruangan itu dan berharap Marco akan segera datang menjemputnya.

Ia khawatir karena kemarin Marco tidak dapat dihubungi karena alasan 'kerja' nya itu dan yang lebih membuat Kaira khawatir adalah ketika ia mengingat perkataan Bara waktu itu soal kerjaan Marco. Kaira belum pernah menanyakannya pada Marco, mungkin nanti tunggu situasi sudah lebih reda dan dirinya tinggal bersama Marco.

CKLEK

Kaira menoleh dengan cepat ke arah pintu ruangan yang baru saja di buka, ia berharap itu adalah Marco dan siap menggerutu ke kakak nya itu karena telat menjemputnya.

Tapi Harapannya sia-sia karena laki-laki yang berada di ambang pintu ruangan itu adalah orang yang paling ia hidari selama ini. Kaira mendadak panik ketika dirinya seorang diri sekarang harus menghadapi Bara yang menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Kaira." Panggil Bara dengan suara yang terdengar serak.

"Mau ngapain lagi kamu kesini?"

Kaira menggeleng ribut saat Bara berjalan masuk dan mendekat ke arahnya.

"Aku mau jemput kamu pulang."

Kaira menggelengkan kepalanya dan menatap Bara dengan nyalang, "Aku mau tunggu Kak Marco!" 

"Kamu mau nunggu Marco sampai kapan?"

"Kak Marco pasti datang, dia udah janji mau jemput aku hari ini dan bawa aku tinggal sama dia."

Bara menghela nafas kasar lalu mensejajarkan tubuhnya dengan Kaira yang sedang duduk di sofa. Ia berlutut di depan Kaira dan menangkup pipi Kaira yang setelahnya ditepis dengan kasar oleh Kaira.

"Kamu beneran gak mau pulang ke rumah? Kita lurusin kesalahpahaman kita, Kai."

Kaira menatap Bara dengan tatapan kesal dan menggelengkan kepalanya menolak ajakan Bara untuk membawanya pulang. Selain tidak mau serumah dengan Bara, ia juga masih belum siap untuk mengulang semua memori buruk di rumah Kaira.

Bara mengangguk pasrah, "Aku ngerti kondisi kamu yang masih belum bisa terima tentang anak kita dan ditambah kamu dapat kabar kalau aku selingkuh yang aku juga gak tau itu dari siapa, aku bebasin kamu mau tinggal sama kakak kamu tapi dalam pengawasan aku."

"Aku gak mau dikekang sama kamu lagi, jangan ikut campur urusan aku lagi karena bentar lagi aku bakal gugat cerai kamu.

"Kaira... Ini karena pembahasan kita kemarin? Kamu masih nuduh aku selingkuh? Aku harus pakai cara apalagi buat ngeyakinin kamu?" Suara Bara yang terdengar sangat frustasi itu menarik perhatian Kaira.

Kaira menatap muak ke arah Bara, "Kamu selalu bilang kalau aku selingkuh, tapi sekarang apa? Kamu yang tidur sama perempuan lain dan selama ini kamu yang selingkuh, Bara. Aku bahkan berpikir kamu nutupin perselingkuhan kamu dengan ngefitnah aku yang selingkuh, sekarang ini kan mau kamu?"

Mata Kaira berkaca-kaca mengucapkan kalimat yang menjadi beban di dalam hatinya selama ini. Ia berusaha menahan tangisannya karena ia tidak mau terlihat lemah di depan Bara.

Kepala Bara yang semula tertunduk sekarang terangkat menatap ke arah Kaira, "Kamu masih nganggep aku ada hubungan sama Ivy? Harus aku telfon dia sekarang buat ngebuktiin kalau aku sama dia gak ada hubungan apa-apa?"

Not My Fault - Harutoحيث تعيش القصص. اكتشف الآن