Destiny

1.4K 165 41
                                    

Happy Reading!!

Bara keluar dari mobil dan segera melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam rumah, tapi sebelumnya ia sempat menoleh ke belakang dan berakhir menggandeng tangan Kaira untuk mereka masuk bersama-sama ke dalam rumah Papa nya. Mereka segera menuju ke kamar utama dirumah ini dan melihat beberapa pelayan sudah berdiri di dekat kamar dengan wajah panik.

"Kenapa Papa bisa drop lagi kondisinya? Saya kan sudah bilang buat jaga dia selama saya gak ada di rumah dan jangan sampai kejadian waktu itu terulang lagi!" Bentak Bara kepada para pelayan yang sudah menunduk takut. Wajahnya memerah menahan amarah dan menatap nyalang ke arah para pelayan di depannya terutama kepala pelayan.

Kaira langsung mendekat dan menggenggam tangan Bara yang sempat dilepas oleh Bara saat mereka sampai di depan kamar Papa nya, "Udah, Bara. Kita cek kondisi papa dulu, nanti kita baru omongin lagi soal masalah ini." 

Terdengar decakan kesal dari Bara dan ia langsung menuruti ucapan Kaira, ia masuk terlebih dahulu ke kamar Papa nya sedangkan Kaira meminta para pelayan di rumah mertuanya itu untuk pergi beristirahat karena hari sudah cukup malam. Setelahnya Kaira masuk ke dalam kamar dan melihat Bara yang sudah duduk di samping Papa nya dengan tatapan sendu.

Bara melirik ke arah Kaira sebentar dan kembali atensinya kembali fokus ke arah Papa nya, "Pa, ada Kaira datang."

Mendengar itu, laki-laki paruh baya itu langsung membuka matanya untuk menemukan menantu satu-satunya itu. Kaira mendekat dan berdiri di samping Bara, ia tersenyum menyapa dan menanyakan kondisi sang mertua yang terlihat lebih ringkih dari terakhir ia temui.

"Papa gapapa, cuma tadi lagi kecapekan aja." Jawab Papa dengan suara serak.

Kaira mengangguk paham, "Banyak istirahat, Pa. Biar cepat sembuh, jangan terlalu banyak pikir juga."

"Kamu gimana kondisinya, Kaira? Masih belum mau kembali ke Bara?" Kaira menoleh canggung ke arah Bara yang juga sama seperti dirinya.

"Kaira masih harus bolak balik check up di rumah sakit, Pa. Jadi dia tinggal sama kakaknya dulu." Jelas Bara agar obrolan mereka tidak berlanjut soal ini.

"Papa kepikiran soal kalian, kalian sudah berapa lama tinggal pisah? Papa takut ada yang kalian sembunyikan dari Papa soal rumah tangga kalian." Keduanya terkejut dan saling menatap satu sama lain, Bara baru mau menjelaskan tapi sudah di potong oleh Kaira.

"Maaf, Pa. Kami gak ada masalah apa-apa kok, Pa. Ini semua karena Kaira yang masih belum mau balik ke rumah."

"Papa ngerti kalau kalian mulai menjauh setelah kehilangan anak kalian, tapi jangan terlalu berlarut-larut. Papa cuma takut kalian gagal seperti papa dan mama dulu."

"Pa, jangan bahas soal Mama lagi." Tegur Bara yang kurang suka dengan ucapan Papa nya tadi. 

Kaira hanya mengangguk mengerti, walaupun masih berat di dalam hatinya untuk menerima tekanan dari dua pihak untuk ia tetap bertahan dengan Bara. 

"Bara akan menjadi ahli waris Papa dan perusahaan keluarga akan jatuh di tangan Bara, ia butuh keturunan dan waktunya tidak lama lagi. Papa pikir dulu posisi Bara sudah aman, tapi ada kejadian kurang mengenakkan di antara kalian membuat Papa khawatir sekarang."

Kaira menautkan kedua tangannya dan menunduk seolah mematuhi semua ucapan mertuanya, Kaira tau ini semua bukan demi dirinya tapi mereka memiliki kepentingan masing-masing tapi sialnya harus dirinya yang sekali lagi berkorban.

"Papa minta kalian untuk punya anak lagi, Bara harus memiliki keturunan untuk dipercayakan menjadi penerus Papa." Bara berdecak kesal karena Papa nya menyampaikan hal ini langsung ke Kaira.

Not My Fault - HarutoWhere stories live. Discover now