Who's?

1.3K 126 32
                                    

Happy Reading!!
.
.
.

"Penggelapan Dana dari Proyek Pembangunan Hotel xxx oleh Salah Satu Petinggi MH Company Sebesar 24 Miliar"

Ruangan milik Alvaro kini terasa begitu menegangkan, beberapa bawahannya sudah berkumpul dan menundukkan kepalanya. Alvaro menggenggam dengan kuat ponsel yang ada ditangannya, ia membaca kata demi kata yang tertulis di artikel itu. Alvaro kembali menggeram kesal saat semua yang tertulis di artikel itu mengarah kepadanya sebagai salah satu petinggi di MH Company. 

BRAK!!

"Sudah hubungi penulis artikel ini? Dia bisa diajak negosiasi gak?" Asisten Alvaro cuma menggeleng lemah yang semakin membuat Alvaro marah.

Wajah Alvaro memerah padam menahan emosi yang menumpuk dalam dirinya, entah siapa yang menyebar rumor ini yang membuat saham perusahaannya turun seketika dan gedung perusahaannya juga di penuhi oleh reporter akibat kasus penggelapan ini. Alvaro yakin sebentar lagi pasti dirinya akan diusut ke kantor polisi karena namanya sudah di seret di dalam artikel itu.

"Pak, kantor legal perusahaan sudah menyelidiki kasus ini dan akan segera turun tangan kalau Bapak dapat laporan dari pihak berwajib." Alvaro menghela nafas lelah.

"Tapi Pak... Banyak kerja sama yang sudah taken kontrak dengan MH Company dibatalkan secara sepihak."

"Kerugian berapa?"

"Belum diketahui nominal pastinya, tapi mungkin mencapai angka ratusan miliar karena beberapa kontrak tender yang di lobby oleh Pak Alvaro dibatalkan."

Alvaro mengacak rambutnya kasar, kenapa ia bisa selengah ini? Bagaimana data perusahaan bisa sampai bocor ke publik? Alvaro tidak bisa berpikir jernih sekarang. Posisinya sedang berada diambang kehancuran sekarang karena setelah ini pasti banyak orang yang mengincar posisinya tapi Alvaro bersumpah tidak akan menyerah begitu saja dan akan mencari siapa dalang dibalik ini semua.

*****

Bara duduk di kursi kerjanya dan menatap layar laptopnya dengan wajah yang sedikit tersenyum sekarang. Ia sudah melihat tentang artikel tentang Alvaro dan ini adalah kibaran bendera perang yang di kibarkan Bara kepada Alvaro. Bara tidak akan diam saja melihat bagaimana Alvaro meremehkan dirinya kemarin, di tambah Bara mendapatkan informasi kalau Kaira berada di sekitar Alvaro sekarang.

Pantas saja Bara tidak bisa dengan mudah mencari Kaira, ternyata ada Alvaro di balik sembunyinya Kiara. Semua ini juga dilakukan oleh Bara karena ada seorang yang biasa menjadi anjing penjaga Alvaro menghampirinya untuk bernegosiasi karena melihat Bara berada datang mengamuk di kantor Alvaro.

**Flashback on

Bara berjalan keluar dari gedung kantor MH Company dengan wajah kusut, sekretarisnya sudah berjalan terlebih dahulu untuk membukakan pintu mobil untuk Bara. Bara berjalan dengan wajah tertekuk dan emosi masih menguasainya saat tadi ia sama sekali tidak mendapatkan informasi apapun tentang Kaira dari Alvaro, padahal Bara yakin kalau Alvaro tahu sesuatu tentang Kaira.

BRUK!

Bahu Bara disenggol oleh seseorang yang berjalan dari arah berlawanan. Bara menatap dengan marah laki-laki yang terus membungkuk minta maaf. Bara tersentak saat tangannya di pegang lalu segera menepis dengan kasar tangan laki-laki itu.

"Maaf Pak, Maaf.."

Tapi Bara baru sadar kalau ada surat kecil di selipkan di tangan Bara, tak lama sekretaris Bara datang menghampiri untuk membawa Bara ke mobil. Bara berjalan dengan angkuh dan masuk ke dalam mobil.

Sampai di mobil, Bara melihat surat yang diselipkan ditangannya, matanya memicing saat di kertas itu tertulis nomor ponsel dan terdapat tulisan kecil di bawah nomor ponsel itu.

'Hubungi kalau mau tau kelemahan Alvaro'

"Baca, ini dari orang yang menyenggol saya tadi." Bara memberi kertas kecil itu ke sekretarisnya. Sekretaris Bara menatap terkejut lalu menatap Bara dan kertas kecil itu secara bergantian.

"Menurut kamu saya harus percaya atau tidak?" Tidak ada jawaban dari sekretaris Bara karena dia pun ragu karena setahunya Bara tidak bermain hal kotor seperti ini, bahkan saat tahun kemarin ia gagal mendapatkan tender ia tidak mau menjatuhkan kompetitornya dengan cara tidak elegan seperti ini.

"Bapak sendiri bagaimana?" Bara menatap lurus ke depan, kedua tangannya terkepal saat melihat bagaimana Alvaro merendahkannya tadi. Bara diam sebentar lalu tak lama ia buka suara membuat sekretarisnya menoleh kaget.

"Hubungi orang itu, lihat apa yang mereka mampu berikan dan siapkan imbalan yang besar kalau informasi itu berguna." 

"Pak?"

"Kamu lihat saya direndahkan tadi oleh bajingan itu?"

Sekretaris Bara menundukkan pandangannya melihat Bara yang terlihat begitu emosi sekarang, apa yang bisa ia lakukan selain menuruti perintah Bara? Selama ini ia sudah menemani Bara dan Bara bukan atasan yang akan lepas tangan kalau langkah yang ia ambil ini salah, begitulah pikir sekretaris Bara. 

"Baik Pak, akan saya lakukan."

******

Bara mendengar dengan seksama setiap ucapan sekretarisnya setelah sang sekretaris menghubungi orang yang katanya tahu tentang kelemahan Alvaro. Mereka tidak berada di kantor sekarang, melainkan di ruang kerja milik Bara yang ada di rumah untuk menghindari ada orang lain yang mendengar percakapan mereka.

"Ini informasi tentang internal perusahaan, dari mana orang itu tau?"

"Bisa jadi kalau Ace adalah orang terdekat Alvaro."

Bara mengusap dagunya memikirkan matang-matang tentang informasi dasar yang ia dapatkan dari Ace tadi, Ace adalah nama samaran orang yang memberi informasi tentang Alvaro. Tapi baru informasi dasar saja sudah cukup membuat Bara cukup geram dengan Alvaro karena Alvaro bukan hanya orang yang licik tapi juga orang yang bahkan berani mempertaruhkan nyawa seseorang untuk mendapatkan apa yang ia mau.

"Ini belum cukup, kamu tau kan? Beri setengah nominal yang sudah kita siapkan kepada Ace itu sebagai jaminan untuk ia memberikan informasi lebih tentang penggelapan dana yang dilakukan Alvaro dan juga catatan kriminal yang pernah dilakukan Alvaro." Sekretaris Bara mengangguk mengerti.

Bara sudah melangkah sejauh ini dan tidak mungkin ia menyudahi semuanya saat ia sudah berhasil mengetahui keburukan lawannya. Bara sibuk dengan pikirannya sampai ia tersentak mendengar sekretarisnya yang memanggilnya sambil menunjukkan foto di ponselnya.

"Kaira? Dari mana kamu dapat foto ini?!"

"Ace yang mengirim fotonya." 

Bara mendengus kesal, ternyata orang itu cukup berbahaya. Ia bahkan tahu struggle apa yang sedang di alami Bara sekarang membuat Bara tidak bisa berkutik sekarang. Bara mengusap wajahnya kasar untuk berpikir dengan jernih.

"Saya sudah mencoba untuk menanyakan dimana Bu Kaira berada dengan memberikan imbalan lebih kalau ia mau beri tahu, tapi dia bilang justru hal ini harus di cari oleh Pak Bara sendiri." Mendengar ucapan sekretarisnya, Bara semakin kesal bahkan ia sudah menyambar gelas wine di depannya dan meneguknya sampai habis.

"Sialan, dia mau main-main rupanya."

"Saya rasa ini ada hubungannya dengan Alvaro.  Tapi tidak mungkin kan... Bu Kaira di tempat Alvaro?"

Ucapan sekretaris Bara cukup masuk akal menurut Bara. Bara mengangguk mengerti sekarang mengenai apa maksud dari Ace mengirim foto Kaira, hal itu tidak lain agar Bara tidak memutuskan kesepakatan secara sepihak karena ia tahu apa yang Bara cari sekarang.

"Kita ikutin apa yang dia mau sambil mencari tahu keberadaan Kaira." Final Bara sebelum dirinya kembali menuangkan wine di gelasnya dan berencana menghabiskan waktunya dengan alkohol malam ini.

**Flaskback off

TBC

double update, karna gua lagi stress perkara treasure konser 🤯🤯

Not My Fault - HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang