Trauma

1.3K 156 65
                                    

Happy Reading!!

cw// blood, violence, harsh words

Sudah dua hari Kaira tinggal bersama Alvaro. Dia tidak diperbolehkan keluar dan juga tidak diperbolehkan untuk memegang alat komunikasi terutama ponsel. Dua hari ini juga Kaira tidak memakan apapun yang di tempat Alvaro, ia hanya bisa tidur meringkuk karena seluruh badannya sakit.

Ia menunggu Bara, bahkan sampai hari ini ia masih menunggu. Ia berharap Bara tidak marah dengan pilihannya dan tetap mencarinya di tempat yang bahkan Kaira sendiri tidak familiar dengan tempat dimana Alvaro membawanya.

"Masih belum mau makan?" Suara Alvaro terdengar dari ambang pintu membuat Kaira langsung memejamkan matanya pura-pura tidur.

Kaira mendengar suara langkah kaki Alvaro mendekat lalu duduk di sebelah tubuhnya. Tangan Alvaro terulur untuk mengelus pipi Kaira membuat tubuh Kaira tersentak kaget.

"Gak usah pura-pura tidur, gua tau lo bahkan gak bisa tidur dari sejak gua bawa lo kesini. Biasain Kai, setelah ini lo harus terbiasa hidup sama gua."

Kaira menepis tangan Alvaro dan menatap Alvaro dengan tatapan benci, "Kenapa aku harus terbiasa? Aku bahkan gak mau ikut sama kamu."

Alvaro tersenyum mendengar jawaban Kaira, walaupun suaranya terdengar serak karena Kaira tidak makan dan minum selama dua hari tapi setidaknya Kaira merespon ucapannya.

"Gua lagi urus perceraian lo sama Bara." Kaira langsung menatap Alvaro dengan terkejut dan beranjak duduk saat melihat berkas gugatan perceraian ada di tangan Alvaro.

"Kamu bener-bener, aku gak mau cerai dari Bara dan kamu gak bisa ngubah keputusan aku."

"Gua gak butuh persetujuan lo, gua bisa urus ini seolah-olah lo yang menggugat cerai Bara. Lo pasti udah di kasih tau sama Marco kalo gua juga mampu ngubah surat perjanjian kerja sama orang tua lo sama gua, jadi buat ngurus lo cerai itu hal yang mudah buat gua."

Kaira menggeleng tidak percaya kepada Alvaro, ia tidak tau kalau Alvaro bisa selicik ini dan dia menyesal pernah mempercayai laki-laki seperti Alvaro.

"Kamu udah keterlaluan Varo Kalau bukan karena kamu ngelukain Bara malam itu, aku jelas gak akan ikut kamu kayak sekarang."

"Lo lupa siapa yang mohon-mohon ke gua buat gak mau balik ke Bara? Sekarang gua turutin apa mau lo waktu itu."

"Itu dulu, sekarang aku gak mau tinggal sama kamu."

Kaira melihat Alvaro terkekeh pelan sambil melirik tajam ke arahnya, "Udah ke makan omongan Bara rupanya. Kalau gak mau tinggal sama gua coba aja buat pergi dari sini dan lo bakal liat Bara dan Marco udah gak bernafas lagi."

Kaira geram pada ucapan Alvaro barusan, ia menyesal dulu pernah mempercayai laki-laki seperti Alvaro yang ternyata lebih gila dari pada yang ia pikirkan. Kaira menepis tangan Alvaro yang menyentuh tubuhnya tapi Alvaro semakin menjadi-jadi bahkan sekarang sudah menarik Kaira untuk mendekat ke arahnya.

"Lepas, jangan kurang ajar tangan kamu!"

"Kenapa gua gak boleh pegang-pegang lo? Bentar lagi juga lo bakal jadi milik gua, Kai."

"Jangan gila, Alvaro! Aku bukan barang dan aku juga gak mau hidup sama laki-laki brengsek kayak kamu."

Perkataan Kaira tadi membuat Alvaro terdiam tapi tangannya semakin kuat mencengkeram lengan Kaira sampai sang empunya meringis sakit.

"Brengsek? Gua bantuin lo kabur dari Bara malam itu dan juga udah gak pikirin lagi soal hutang orang tua lo ke gua, lo masih bisa ngatain gua brengsek?" Suara Alvaro kali ini terdengar lebih berat karena ia sedang menahan emosinya yang beberapa hari ini ia tahan.

Not My Fault - HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang