32. Kecewa

50 32 0
                                    

Jomblo capek juga ya ges
Capek nya itu, karena gak ada yang semangatin...

Mangka nya kalian harus semangatin aku dong, supaya cerita nya cepat end.

Hehe...

-Happy Reading-

~~~

Lio memijat pelipis nya yang terasa pening kala melihat laptop yang menampilkan beberapa angka yang sangat banyak.

Sebenarnya angka dan laptop sudah menjadi teman sehari-hari Lio, tapi untuk sekarang, entah kenapa dia merasa tak enak badan.

Tok tok tok

"Masuk!" Ucap Lio.

Ceklek

"Maaf Pak, saya menganggu."

"Ada apa?" Tanya Lio.

"Seperti biasa, saya hanya mengingat kan kalau 5 menit lagi kita akan mengadakan meeting," Ucap tangan kanan Lio yang bernama. Xavier.

"Batalkan."

"Tapi Ini adalah dari perusahaan ya-"

"Saya bilang batalkan ya batalkan, budeg?!" Tekan Lio lagi.

"Tapi kenapa?"

"Ck! Kalau gitu kamu saja yang handle!"

Xavier mengangguk paham, "b-baik, kalau begitu saya permisi."

"Hm."

Setelah kepergian Xavier, Lio langsung menyelesaikan semua urusannya, karena lelaki itu sudah sangat ingin pulang dan langsung beristirahat.

Tadi, saat pulang sekolah, ia langsung pulang ganti baju dan langsung ke kantor untuk menyelesaikan urusan kerjaannya. Tapi baru saja beberapa jam duduk di depan laptop ia sudah merasakan pusing.

Beberapa jam kemudian...

"Akhirnya," Ucap Lio dan mematikan laptop.

Pekerjaan lelaki itu baru selesai pada pukul 5 sore. Lio mengambil jas nya yang di sampirkan di kursi lalu berjalan keluar dari ruangan.

Di parkiran, Lio langsung berjalan menuju mobil nya. Tapi baru saja ingin memasuki mobil, dia harus terhenti kala ada seseorang yang memanggil nya.

"Pak maaf saya menganggu," Ucap Xavier sambil melihat Lio takut-takut.

"Kenapa?"

"Saya baru ingat. Kalau besok kita ada meeting jam 1, tapi perusahaan yang ini meminta project untuk perusahaan kita langsung ditampilkan besok."

"Oke," Jawab Lio.

"Yasudah, kalau begitu saya permisi," Ucap Xavier lalu pergi.

Lio membuka pintu mobil nya, saat ingin masuk, lagi dan lagi ada seseorang yang memanggilnya.

"Maaf, apakah ini dengan Mr. Lioza?"

Lio menatap para gadis remaja yang memanggilnya nya, mereka semua ada 4 orang, kelihatannya mereka anak SMP. Terbukti dari almamater yang gadis itu pakai.

"Ya?"

"Kami boleh minta foto sama Mr?" Tanya salah satu dari keempat gadis itu.

Ini sudah hal yang biasa bagi Lio, sehabis pulang sekolah atau pulang kerja pasti akan ada orang-orang yang tidak dikenal nya meminta foto bahkan menyatakan kalau mereka tertarik kepada Lio. Memang karisma seorang pengusaha muda itu tidak bisa di elakkan.

PERMAINAN TAKDIRWhere stories live. Discover now