33. Munafik

56 34 4
                                    

APA KABAR SEMUA NYA?!

Semoga pada baik sehat dan selamat sentosa ya☺

Eh btw udah pada tahu gak?

Itu loh....

Apa ya? Outhor lupa ges...
Outhor nya gaje, njrot!

"Jika hati mu belum rela melepaskannya, maka jangan lepaskan. Jika kamu sudah terlanjur kecewa, maka tinggalkan. Tapi... Tetap berusaha maafkan dia, sebesar apapun kesalahannya pada mu."
-Nathalio-

-Happy Reading-

~~~

Habibi mengusap wajah nya kasar dengan dada naik turun menahan emosi.

"Lo tenang dulu, kita bahas dengan kepala dingin," Ucap Aksel.

Wistian datang dengan kotak p3k di tangannya, lalu duduk di samping Habibi.

"Obatin dulu tangan lo, ngeri gue liat nya," Ucap Wistian.

"Iya, nanti di amputasi mampus!" Kompor Arsaka yang duduk lesehan di atas karpet bulu.

Kini semua nya tengah berada di markas, malam ini mereka ingin membahas rencana untuk mencari bukti tentang kematian Aldebaran.

Memang waktu nya sudah beberapa tahun lalu, tapi mereka hanya mau berbaikan dengan geng SL lagi dan semua kesalahpahaman ini cepat berakhir.

"Lo aja obatin," Ucap Wistian kepada Aksel, karena Habibi tak menjawab ucapannya.

Aksel mengambil alih kotak p3k itu, lalu mengobati luka yang berada di punggung tangan Habibi.

Habibi tadi habis ngamuk, entah masalah nya apa. Yang pasti saat dia datang ke markas, Habibi langsung meninju dinding bahkan semua barang yang ada di sekitar nya.

"Lo tadi kenapa sih Bi?" Tanya Arsaka. Meski takut melihat raut wajah Habibi saat ini, tapi jiwa kepo nya sudah mendarah daging di dirinya.

Habibi menarik nafas nya panjang, "ini semua salah gue."

"Lo nggak salah, mereka aja yang salah paham," Ucap Wistian.

"Betul, mereka itu terlalu tolol dalam mengambil keputusan," Sinis Arsaka.

"Lo gak paham."

"Ya lo jelasin lah bangke!" Ucap Arsaka.

"Udah nih," Kata Aksel yang sudah selesai mengobati luka Habibi.

Habibi mengeluarkan rokok dari saku celananya dan mulai menghidupkan rokok itu, "Kyra ke arena dan ini semua karena gue, dia pasti kecewa."

"Ke arena?! Maksud lo dia ikut balapan?" Kaget Wistian yang hanya di angguki Habibi.

"Kok lo tahu?" Tanya Arsaka.

"Teno kasih tahu," Ucap Habibi. Dan Teno itu adalah salah satu anggota GATRAVIC geng.

"OMG! Gue gak nyangka, badas kali maak," Kata Arsaka.

"Rumah nomor 578," Celetuk Ghaza tiba-tiba.

Semuanya menatap ke arah Ghaza yang sedang sibuk dengan laptop nya. "Lo mau beli rumah?" Tanya Arsaka memastikan.

Ghaza menggeleng, "rumah itu ada CCTV-nya."

"Lah? Terus, apa urusannya sama kita?" Tanya Wistian.

"Ck! Rumah itu kan deket area kita tauran waktu itu," Ucap Aksel memperjelas maksud dari ucapan Ghaza tadi.

PERMAINAN TAKDIRWhere stories live. Discover now