1.

5K 339 32
                                    

21.00

Pria jangkung berambut hitam dengan coat hitamnya itu berjalan sembari memakan eskrim yang ia beli di minimarket. ya, kalian tidak salah dengar. Jake memakan eskrim ditengah cuaca yang dingin kala itu.

Seharusnya dirinya kini sudah berada di kost miliknya, tetapi ia tidak tahan dengan suara berisik dari kamar sebelah karena sedang direnovasi.

Jake berjalan menelusuri taman yang bersampingan dengan danau bak kaca raksasa yang memantulkan bayangan dari bulan.

"Indahnya.."

Jake tiba tiba terhenti saat melihat sesosok pria yang berdiri tepat di samping pembatas danau, ia melangkahkan kakinya naik seakan ingin melompat ke sana.

"Tunggu dulu.."

Jake berlari ke arah pria tersebut tanpa memperdulikan apapun, eskrim yang ia pegang kini terjatuh

Jake dengan segera menarik tubuh pria itu hingga terjatatuh bersamanya.

"HEY TUAN SADARLAH, APA YANG COBA ANDA LAKUKAN??" Jake dengan panik segera memeriksa keadaan pria tersebut.

"Kau tidak ada niatan untuk menceburkan dirimu kesana kan?? hey??"

Jake yang kesal kini berdecak dan membuka topi yang pria itu kenakan.

Dilihatnya sosok pria berkulit pucat dengan mata yang memerah, ia mempunyai kantung mata tebal serta rambut yang sangat tidak tertata. pandangannya kosong kedepan dan tubuhnya menggigil.

"Hey.."

kini Jake merasa tidak enak kepadanya, ia duduk tepat disamping pria itu dan menunggunya berbicara.

"Aku.."

Pria itu kini membuka mulutnya dan berbicara dengan suara lirih.

"Ingin mati."

Jake yang mendengar itu rasanya seperti tersambar petir, ia tidak pernah merasakan hal seperti ini. Terlebih pandangan pria itu membuatnya lebih bergidik.

"Dengar tuan, aku mungkin sedikit ikut campur urusanmu tetapi aku yakin hal tersebut bukanlah jalan terbaik. Aku..benar benar tidak ingin kau melakukan itu. Apa belakangan ini kau ada masalah?"

Pria itu tiba tiba terduduk, air mata menetes dari matanya.

Jake yang melihat itu tiba tiba merasa iba dan menggeser tubuhnya mendekati pria itu. Ia peluk dengan hangat dan mengelus punggungnya.

"Menangislah sepuasmu, tidak papa"

Pria itu mengangkat tangannya dengan ragu, ia balas pelukan Jake dan menyenderkan kepalanya di bahu Jake. Ia lalu memejamkan matanya.

"Tolong seperti ini, sebentar saja." kata pria itu tepat di telinga Jake.

Jake sedikit merinding dibuatnya, tetapi ia tetap memeluk pria itu. Akan lebih besar masalahnya kalau pria tadi benar benar melompat kearah danau.

.

.

.

.

.

"Jadi.. kau tidak punya tempat tinggal? Atau bagaimana?"

Jake dan pria itu berjalan santai di area danau, setelah kejadian tadi Jake mengajak nya untuk membeli kopi hangat di minimarket terdekat.

"Punya." sahut pria itu singkat

"Lalu? Kenapa kau bilang tidak ingin pulang."

"Aku cuma tidak mau pulang, aku sendirian disana. Seperti neraka."

STALKER. | HEEJAKEWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu