31.

1.1K 146 21
                                    

Jake berlari tertatih tarih. Tangannya seperti membawa sesuatu, Jake memeluk tangannya sendiri di dada.

Heeseung memperhatikan Jake dengan kebingungan, apa yang pria itu bawa ditangannya.

Jake dengan cepat mengambil kotak P3K. Ia menaruh sesuatu di meja miliknya.

Seekor anak burung.

"Jake? Apa itu?" Heeseung mendekat.

"Anak burung! Lihat ini sayapnya terluka." Jake terlihat sangat panik, ia dengan cepat mengobati sayap burung itu.

Disayanginya burung itu dengan sungguh, dirinya terus mengelus sayapnya.

"Tidak apa, sudah tidak sakit." Jake mencium burung itu.

Heeseung memperhatikan perlakuan Jake kepada burung itu, dirinya mengerjapkan mata. Melipat tangannya di dada.

.

.

.

.

.

"Kau lapar?" Jake bersandar di pundak Heeseung.

"Mau makan?"

"Boleh, kau mau dipesankan apa?"

Heeseung terdiam sejenak, memikirkan sesuatu. Dirinya tiba tiba seperti mendapatkan ide.

"Kau mau kumasakkan?"

Jake terkejut, tidak biasanya Heeseung menawari masakannya. Tetapi hal itu justru membuat Jake senang.

"Tentu!"

..

Heeseung kembali dari membeli berbagai bahan. Ia rapikan dan tata di kulkas milik Jake.

Jake terlihat sedang asik menonton televisi, awalnya Jake ingin membantu Heeseung memasak, tetapi Heeseung melarangnya.

Dilihatnya Heeseung yang tengah sibuk mencuci dan memotong berbagai macam sayuran. Dirinya tersenyum, Heeseung lebih baik sekarang.

Mungkin.

Heeseung memperhatikan pisau yang dirinya bawa, di asahnya pisau itu pada ujung pengasah.

Pantulan lampu dari pisau itu membuat mata Heeseung menyipit.

"Ini sudah tajam."

Jake masih serius memperhatikan televisi itu. Dilihatnya dengan seksama sambil terus meneguk es susu miliknya.

*Tak..

Jake tersentak mendengar suara barang yang jatuh dari arah dapur. Dilihatnya Heeseung yang masih memaku.

"Heeseung? Anything alright?" Jake beranjak dari duduknya.

Didekatinya Heeseung dari belakang. Pria itu hanya diam memperhatikan pisau yang dirinya jatuhkan.

"Heeseung?" Jake membalikkan badan Heeseung.

Tangannya berdarah. Heeseung memegang ujung jarinya yang terluka. Darah itu terus terusan mengucur. Heeseung hanya memperhatikan Jake yang masih kaget dengan apa yang dilihatnya.

"HEESEUNG???"

"babe, I'm bleeding." Heeseung akhirnya berbicara.



Jake kepanikan membuka tutup betadine ditangannya. Ia terlalu panik hingga botol itu terus terusan jatuh. Jake kemudian dengan segera membersihkan luka Heeseung dan mengambil kapas.

Dilihatnya muka pada tangan kekasihnya, itu cukup dalam.

"Bagaimana bisa??! Heeseung kau seharusnya hati hati dong." Jake sedikit kesal karna takut akan terjadi apa apa ke Heeseung.

STALKER. | HEEJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang