11.

1.8K 185 13
                                    


"mhhm, aduh..." Jake bangun dari tidurnya. Kini sekujur tubuhnya benar benar pegal dan lelah. Ia kini mencoba bangun dari kasurnya.

"Kenapa pagi ini dingin sekali.." Jake mengusap kedua tangannya.

Jake kini memperhatikan seluruh tubuhnya, ia sekarang duduk tanpa menggunakan sehelai kainpun. Dirinya benar benar telanjang, dari atas hingga ujung kakinya.

"What the fuck..."

..

"He- HEESEUNG??!!" Jake berlari ke arah heeseung yang sedang asik menikmati keripik sembari menonton TV.

"hey kau sudah bangun?" Heeseung tersenyum manis kearah Jake.

"Apa apaan maksudnya ini? Kenapa aku tidak menggunakan baju apapun?!"

"Ohh semalam kau mabuk."

"Tunggu...bagaimana aku bisa sampai sini? dan apa yang kau lakukan disini?"

Heeseung terdiam sejenak, tidak mungkin ia bilang bahwa semalam ia datang ke pesta itu juga.

"Kau semalam sepertinya diantar temanmu, aku gatau siapa. Aku khawatir karna kau tidak mengabariku jadi aku kesini. Kulihat kau sudah mabuk dan tertidur di lantai."

"Sialan." Jake menutup matanya.

"Lalu bajuku?"

"Ah, kau keringatan sekali malam tadi, jadi aku copot dan lap badanmu dengan handuk basah. Aku gatau baju mana yang ingin kau pakai, jadi aku taruh saja langsung kau dikasur. Lagian tadi malam memang panas."

Muka Jake memerah, ia lalu menundukkan pandangannya.

"Ngapain malu, aku sudah lihat semua kok." Heeseung berkata datar dan melanjutkan makannya tersebut.

"Aku... Makasih heeseung."

"No problem. I'll do anything for you."

Jake tersenyum masam, dirinya masih malu dengan apa yang dilakukan heeseung saat itu.

.
.
.

Jake kini duduk tepat di samping heeseung dan terus mengurut lehernya.

"Masih pegel, ya?"

"Banget."

Heeseung kemudian duduk disofa, kini posisi Jake berada di bawah dan heeseung diatas.

Heeseung lalu memijat baju Jake perlahan. Ia sesekali ikut memijat tengkuk milik Jake.

Jake yang merasakan itu dibuat merinding, ia sedikit bergidik.

"Kenapa?" Heeseung masih terus memijat tengkuk Jake, kini malah lebih seperti mengelusnya.

"Ah- gapapa."

Heeseung kini hanya terfokus pada tengkuk Jake dan bukan bahunya.

Jake memegang tangan heeseung yang berada di tengkuknya, ia menghentikan elusan heeseung saat itu.

"Sudah cukup.."

Heeseung mendekatkan badannya dari belakang.

"Kenapa Jake, ada yang salah?" Ia sedikit tersenyum.

"Uh.. tidak, hanya saja aku pikir ini sudah cukup. Sudah tidak terlalu pegal kok hee."

"Bohong. Aku tahu kau dari tadi terus memijat bagian ini. Mabuk memang membuat dirimu pegal."

Jake diam seribu bahasa, ia kini hanya bisa merasakan tangan lembut heeseung di lehernya.

Heeseung terdiam sejenak melihat telinga Jake yang memerah dari belakang. Bahkan pemandangan seperti itu sudah membuat jantungnya berdetak kencang. Heeseung mengigit bibir bawahnya dan mencoba mengelus kepala belakang Jake.

"Lucu. Kau lucu sekali Jake."

Heeseung kini mengelus bagian kepala belakang Jake dan sedikit memijatnya. Ia sekali kali memainkan rambut Jake dan memijat bagian belakang telinganya.

"Mhmm" Jake memiringkan kepalanya saat heeseung menyentuh telinganya.

Heeseung yang melihat hal itu semakin menjadi. Nafsunya kini sangat membara.

Heeseung lalu mengelus rahang Jake dan mendekatkan wajahnya di wajah Jake.

"Ah!" Jake langsung berbalik saat heeseung mengelus rahangnya. Ia menggeser duduknya sedikit kedepan.

"Hee, aku tidak sakit dibagian situ." Jake kemudian berdiri dari duduknya dan pergi ke kamarnya.

Heeseung memegang bagian dadanya sendiri, ia rasakan detak jantung nya yang terus saja berdetak semakin cepat. Ia memejamkan matanya dan bersender di sofa.

"Tahan hee, tahan. Belum waktunya."

.
.


"Kau sebaiknya pakai baju turtle neck, Jake."

"Kenapa?" Jake melahap sarapan nya.

"Diluar dingin."

"Ah benar, sudah masuk musim dingin ya. Makasih, nanti aku ganti."

"Pintar." Heeseung lalu mengelus kepala Jake.

Jake sedikit tersentak tetapi tetap melanjutkan makannya.

"Aku pulang agak malam nanti. Kau duluan saja kalau mau pulang, hee."

"Alright, nanti kukabari. Beri tahu jika ada sesuatu atau kau ingin dijemput."

"Baiklah."

Heeseung tersenyum, padahal itu hanya sebuah alasan agar orang orang tidak dapat melihat tanda yang dirinya buat tadi malam. Bisa bisa Jake ditanyai habis habisan oleh kedua temannya itu.

.
.

Jake melambaikan tangannya ke heeseung dan dengan cepat menghilang dari pandangannya. Kini heeseung membanting badannya di kasur dan tersenyum tidak jelas.

"Dasar, sudah berapa lama sejak aku menjadi gila seperti ini lagi?"

Heeseung mengendus baju yang barusan Jake ganti di kasurnya. Ia lalu memeluknya dengan erat.

"Bagaimana bisa ada orang semanis dirimu Jake?"




TBC.

STALKER. | HEEJAKEWhere stories live. Discover now