6.

2K 204 25
                                    

Jake membuka pintu kamarnya dan tampak Jay yang sudah berdiri manis membawakan sedikit makanan.

Jay kemudian melihat heeseung yang sedang asik dengan ponselnya. Jadi ternyata ini adalah pria yang dibicarakan Jake, jika dilihat lihat dia tidak tampak seperti orang depresi.

Jay duduk disamping heeseung dan menyodorkan tangannya.

"Salam kenal, aku temannya Jake."

Heeseung membalas sapaan itu.

"Heeseung"

Heeseung kemudian kembali sibuk dengan ponselnya. Memang sikap yang sangat tidak sopan.

Jay kemudian segera mengambil baju yang ingin ia ambil. Tanpa sadar ia melihat gantungan baju yang seperti nya milik heeseung.

"Tunggu dulu, ini kan"

Ntah salah lihat atau tidak, tapi topi dan jaket yang tergantung benar benar mirip dengan pakaian yang dia lihat saat dirinya baru pulang sparing, pakaian yang dipakai pria mencurigakan itu.

Ya benar, ini sangat mirip. Jay ingat dengan betul beberapa detail jaket yang dikenakan pria yang membawa kamera itu.

Jay keluar dari kamarnya dan menyapa Jake.

"Jake, jaket dan topi yang ada didalam itu.. punya siapa?"

"Jelas punya heeseung, sejak kapan aku punya jaket semahal itu?" Jake terkekeh.

Jay bingung, apa mungkin itu dia? Tapi saat itu malam, mungkin saja dia hanya salah lihat. Dia tidak mau terlalu cepat menyimpulkan.

Jay kembali ke ruang tengah dan memperhatikan heeseung yang masih bermain ponselnya. Ia juga sepertinya terlalu takut mengajak heeseung mengobrol Karna tatapannya yang menyeramkan.

Jake kemudian memanggil kedua orang tersebut.

"Heeseung, jay, ini ada teh kalau kalian mau minum ya. Ambil sendiri"

Heeseung yang mendengar itu langsung bangkit dan tersenyum kepada Jake.

"Apa??"

Jay tidak salah lihat, dia baru saja melihat heeseung tersenyum kepada Jake. Padahal mukanya hanya datar sedari tadi. Ah apa mungkin ia tidak menyukai jay?? Dirinya bahkan hanya dicueki sedari tadi.

"Jake, makasih untuk tawarannya tapi sepertinya aku harus pulang. Ini udah larut"

"Yah sayang banget, padahal kau juga bisa makan sesuatu disini juga"

"Tidak, kita kan setiap hari juga bisa ketemu Jake, masih ada hari esok" kata Jay terkekeh pelan.

Jake mengangguk dan mengantarkan Jay sampai pintu depan. Mereka berjabat tangan dan kemudian berpisah.

Jake masuk kembali ke kamarnya dan melihat heeseung yang sudah berbaring di kasur.

Jake kemudian ikut berbaring di kasur sebelah heeseung.

"Udah ngantuk?" Jake memejamkan matanya.

"Belum, kau?"

"Sudah, ah tapi rasanya seperti tidak bisa tertidur."

"Kenapa?"

"Dingin banget, bahkan kita pakai selimut saja tidak mempan"

Heeseung kemudian mendekatkan badannya ke arah Jake.

"Kau mau pelukan?"

Jake yang mendengar itu sedikit tersentak. Apa bercandaan pria memang seperti ini??

"Hahaha! Apa sih hee" Jake tertawa awkward.

"Engga seriusan, katamu kamu kedinginan. Akan jadi masalah besar kalau kau bangun terlambat besok"

STALKER. | HEEJAKEWhere stories live. Discover now