32.

1.1K 141 20
                                    

"JADIAN?"

Jake membuka mulutnya lebar lebar. Tidak percaya akan perkataan yang diberikan kedua sahabatnya tersebut.

Kini mereka berhadap hadapan, Jake melihat seksama sunghoon dan Jay yang masih linglung. Kini Jake malah seperti mengintrogasi mereka.

"Hey, kalian sepasang kekasih. Kenapa duduknya seperti itu?" Jake memperhatikan jarak antara Jay dan juga Sunghoon.

Tangan Jake mengisyaratkan mereka untuk duduk lebih dekat lagi, seperti nya Jay dan Sunghoon masih canggung.

Sunghoon masih malu malu saat itu, dirinya terus saja menundukkan kepalanya. Bodohnya, Jay juga bingung dirinya harus apa.

"Ternyata, tetapi jika dilihat lihat kalian berdua cocok." Jake menepuk tangannya.

"I guess so, kayaknya baru awal awal jadinya malu gini." Jay terkekeh.

"Iyakan, hoon?" Jay lalu menggoda Sunghoon dengan memanyunkan bibirnya, mendekat kearah Sunghoon.

Sunghoon yang melihat itu hanya bisa mendesis pelan, ia cengkram pundak Jay dan benar benar mencium bibirnya.

Jake lagi lagi dibuat kaget, barusan ia melihat Sunghoon mencium jay?

Jay yang menyadari itu menutup mulutnya sendiri, ia mundurkan badannya. Matanya kini masih terbelalak.

Padahal Jay yang memulai candaan itu, tetapi giliran Sunghoon benar benar menciumnya ia malah salah tingkah. Jay dibuat berdebar saat ini.

Sunghoon memukul kepala Jay pelan, malu akan ekspresi yang Jay berikan.

Jake hanya bisa terkekeh kecil melihat kedua sahabatnya itu.

Keadaan berjalan sangat baik saat ini, dan selalu harus seperti itu.

.

.

.

.

"Hari ini kita kepantai, yuk?"

Heeseung sepertinya sedang bahagia belakangan ini. Ia terus terusan mengajak Jake untuk pergi keluar.

Jake yang mendengar itu hanya bisa menganggukkan kepalanya,

"Baiklah."

..

Heeseung melesatkan mobilnya, tangan kanannya kini mengemudi stir, dan tangan kirinya? Berada di paha Jake.

Ini sudah lama sekali sejak Jake bisa pergi ke pantai. Tetapi Heeseung mengajaknya sore hari, itu artinya mereka akan sampai di pantai pada malam hari.

Desiran ombak itu terdengar di telinga Jake, memperlihatkan lautan biru yang luas memantulkan awan awan bak cermin raksasa. Jake terpanah dengan pemandangan kala itu.

Langit semakin gelap dan gelap, Heeseung menggandeng tangan Jake untuk duduk menikmati pemandangan indah tersebut.

"Lihat bulannya, bulan purnama."

"Betul indahnya.." Jake melihat bulan itu tanpa berkedip.

Heeseung memperhatikan kekasihnya yang sepertinya sedang terpesona dengan bulan tersebut. Pantulan bulan terpampang di mata bulat milik Jake.

"Tetapi kau lebih indah."

Jake tersentak, "aku?"

Heeseung kembali melihat bulan itu Tangannya kini mendekat, mencengkram jari jari manis milik Jake.

"Bahkan bulan pun cemburu karna aku selalu menyebut namamu tiap kali melihatnya."

"Bulan itu indah, tetapi aku hanya bisa melihatnya saat malam."

"Tetapi dirimu, aku bisa melihatmu setiap waktu, kau lebih indah dari apapun."

"Kau itu bulanku, Jake."

Jake tersipu mendengar itu, baru kali ini ia melihat Heeseung yang benar benar dirinya.

Perkataannya.. lembut namun menghanyutkan.

"Kau itu seperti bulan, dan aku matahari." Heeseung menambahkan.

"Kenapa??"

Heeseung tersenyum, "karena matahari sangat mencintai bulan, he died every night to let him breathe."

"You talk like a book, Heeseung." Jake menyandarkan kepalanya ke pundak Heeseung, ia memejamkan matanya sesaat.

"And you're the story that I always wanted to write in my book." Heeseung mengelus rambut Jake.

"I love you, Jake."

"I love you too, lee Heeseung."

"I will never forget the moment I realized I love you." Heeseung mencium kening Jake.

"So do I." Jake membalas.

Mereka tertawa bersama di bawah sinar bulan saat itu, tiada hari yang lebih indah dari hari dimana Heeseung dapat menyatakan bahwa dirinya mencintai shim jaeyun.

Bulan seakan menjadi saksi mereka malam itu. Pantulan sinarnya kini terlihat indah di air laut yang terus saja berdebur seolah menyanyi di malam yang sepi tersebut.

Kedua lelaki itu kini terdiam. Keheningan terasa diantara mereka, menikmati pemandangan indah itu.

"Jake"

"Iya?" Jake menolehkan kepalanya

"Can I.. tell u something?"

"Of course you can, hee."

"Ini mungkin pertama kalinya untuk aku mengatakannya dengan pikiran yang sadar."












"Aku menyukaimu."













TBC.

STALKER. | HEEJAKEWhere stories live. Discover now