3.

2.3K 261 6
                                    

Jake melipat Jersey basket yang akan ia kenakan nanti sore setelah selesai kelas. Ia baru ingat bahwa dirinya akan ada sparing hari ini.

Jake memijat lehernya berkali kali, ah kenapa lehernya terasa sangat pegal? Padahal sebelumnya tidak pernah seperti ini. Apakah ia salah tidur? Atau posisinya yang tidak nyaman?

Jake berjalan ke arah sofa memperhatikan heeseung yang sedang menonton tv. sepertinya heeseung benar benar senang dengan tv-nya. Setidaknya pria itu memiliki kegiatan baru.

"Hee aku pergi dulu."

"Udah mau pergi aja?"

"Iya, kalau mau makan di dapur ya, udah aku siapin."

Jake kemudian pergi meninggalkan kost nya.
.
.
.
.
.
"Woi" seorang pria tiba tiba merangkul Jake dari belakang.

"Eh kaget!" Jake tersentak dan memukul pelan kepala temannya tersebut.

Itu adalah sunghoon, teman dekat Jake dan juga jay.

"Nanti ikut sparing kan Jake?" Tanya sunghoon sambil terus berjalan menuju kelas.

"Aman, mana mungkin kelewat. Lagian janjinya udah dari Minggu lalu kan."

Sunghoon dan Jake tertawa bersama, mereka benar benar teman dekat. Kalau saja tidak ada Jay dan sunghoon Jake benar benar tidak tau akan bagaimana kehidupan perkuliahannya saat itu.

Jake kemudian menyelesaikan kelasnya yang berakhir jam 5 sore. Ia kini akan bersiap untuk pergi kelapangan basket bersama dengan Jay dan sunghoon.

.
.
.
.
.
Detik ke detik telah berlalu..

Menit ke menit telah berlalu..

Ini sudah lewat 1 jam.

Heeseung menggigit jempolnya sambil terus milihat ke arah jam. Kemana perginya Jake? Bukannya ia bilang bahwa ia akan pulang jam 5? Ini bahkan sudah sangat telat.

Heeseung mulai beranjak dari duduknya dan mondar mandir didepan tv. Ia khawatirkan Jake tidak pulang malam ini. Kenapa Jake berbohong??

Ah sebenarnya bukan berbohong. Jake lupa bilang ke heeseung kalau hari ini ada sparing. Lagian, untuk apa Jake harus terus melapor? Heeseung kan bukan siapa siapanya.

.

.

.

.

Jake membasahi muka dan bajunya dengan air minum. Ia kini telah selesai dan memutuskan untuk duduk sebentar meluruskan kakinya.

Ia lihat jam ditangannya, ini sudah jam 9.

Jake melihat Jay yang berdiri dari duduknya dan merogoh isi celananya sendiri.

"Mau kopi ga? Aku beliin, sunghoon juga" kaya jay mengangkat alisnya.

"Boleh, mau ditemenin?"

"Ga, kalian disini aja. Aku bisa sendiri kok."

Jay kemudian berjalan ke arah minimarket terdekat kampus dan membeli 3 kopi untuk dirinya dan kedua temannya tersebut.

Jay bersiul sembari melihat jalanan malam, kini langkahnya terhenti melihat pria bertopi dan juga berjaket hitam sedang melihat kearah lapangan basket.

Pria itu membawa kamera dan terlihat sedang bersembunyi di balik dinding, belum juga Jay ingin menyapanya pria itu sudah pergi terlebih dahulu. Mungkin Karna mendengar suara langkah jay.

Jay berjalan kearah Jake dan sunghoon yang sedang asik mengobrol.

"Kenapa jay?" Tanya sunghoon yang melihat Jay kebingungan.

Jay dari tadi terus melihat kearah dimana pria itu bersembunyi. Ia benar benar penasaran apakah yang ia lihat beneran orang apa bukan.

Apa mungkin siswa dari club lain? Tapi untuk apa ia membawa kamera? Apakah anak fotografi? Tapi kenapa malam malam begini.

"Ah gapapa, Jay kemudian memberikan minumannya kepada dua temannya itu.

Palingan cuma kebetulan.
.

.

.

.
Jake melangkahkan kakinya perlahan, kamarnya kala itu sudah gelap. Sepertinya heeseung juga sudah tertidur.

"Darimana?" Celetuk heeseung di tengah kegelapan.

Jake kemudian menyalakan lampu kamarnya.

"Oh hee, maaf kalau membangunkanmu. Udah tidur ya?"

"Belum, aku cuma matiin lampu."

"Oh gitu ya, hehe" Jake tertawa canggung.

"Kau ga mandi dulu? Badanmu basah dan pasti lengket Karna habis bermain basket."

Jake terdiam sejenak, bagaimana heeseung bisa tau kalau dia habis bermain basket, bukanya ia tidak mengatakan apapun?

"Bagaimana kau bisa ta-"

"Kau pakai Jersey."

"Ah iya benar, jerseynya." Jake melihat bajunya sendiri.

"Aku bakalan mandi kok sebentar lagi, kau tidur saja dulu."

Jake kemudian berjalan kearah kamar mandi. Ia buka semua bajunya dan mulai membasahi tubuhnya dengan air. Memang paling segar mandi setelah capek berolahraga. Jake kemudian melihat pantulan dirinya sendiri di kaca.

Ia mengencangkan otot tangannya dan memuji badannya sendiri. Kalau dilihat lihat, memang badan Jake sangat bagus. Selain aktif olahraga ia juga rajin pergi ke gym.

Jake mengeringkan tubuhnya dengan handuk dan memakai hairdryer. Ia set kekencangan angin dengan yang paling kecil agar tidak membangunkan heeseung. Ia kemudian beranjak keluar kamar mandi dan melihat heeseung yang ternyata masih terbangun.

"Jake."

Jake kemudian membalikkan badannya dan menatap heeseung.

"Aku sudah seminggu tinggal disini, dan rasanya aku tidak ingin memberatkanmu terus, besok aku akan pergi." Heeseung berkata dengan nada serius.

"Oh.. okay??" Nada Jake merendah.

Seharusnya itu menjadi hal yang menyenangkan untuk Jake, tapi ntah kenapa ia justru merasa sedih. Ia sudah menganggap heeseung temannya. Heeseung juga selalu menemaninya di kost sehingga ia tidak kesepian. tetapi tidak mungkin kalau dia harus menolak hal tersebut.

"Besok aku bantu kau berkemas, ke apartemen mu yang dulu kan?"

"Tidak usah, aku bisa sendiri." heeseung berbaring dan menarik selimutnya.

"Oh, udah ada yang baru ya? Dimana hee?"

Pertanyaan Jake tidak dibalas oleh heeseung. Sepertinya heeseung lelah dan mengantuk makannya ia langsung tertidur. Jake yang melihat itu cuma bergumam dan ikut berbaring disamping Jake.

Kini posisi mereka saling memunggungi. Jake kemudian tertidur dengan pulas. Heeseung membalikkan badannya ke arah Jake dan menatapnya dari belakang.

"Ketempat yang tidak jauh dari dirimu, Jake."









TBC.

STALKER. | HEEJAKEWhere stories live. Discover now