37.

1.1K 144 49
                                    


3.5 tahun setelah kejadian itu.













Heeseung menyiram bunga tulip didepannya sambil tersenyum. Kini dirinya ingin hidup tenang, Heeseung bekerja sebagai florist di sudut kota.

Bau semerbak bunga menenangkan pikiran Heeseung kala itu. Dilihatnya keluar, menampakkan langit biru cerah dan juga awan awan yang menghiasinya.

Hari itu hari Senin, tidak biasanya toko Heeseung sepi seperti ini. Apa mungkin Karna warga sedang menikmati pawai di tengah kota?

"Harum sekali." Heeseung membenarkan posisi pot dan menata berbagai ornamen toko.

Kalau dipikir pikir, Heeseung benar benar sudah memutus kontak dengan semua orang yang dirinya kenal. Bahkan teman teman Jake, Heeseung sudah pergi dari mereka.

Ia bahkan pergi berpindah ke tempat yang jauh, hal itu sengaja dirinya lakukan agar tidak mengingat semua hal tentang Jake.



..

Suara lonceng itu menggema di telinga Heeseung. Seorang anak kecil perempuan yang mengenakan dress putih masuk sembari memainkan rok miliknya.

Dirinya terus mondar mandir melihat bunga berbagai bunga yang terpampang.

"Mama lihat! Yang ini bagus sekali." Gadis itu tersenyum.

Heeseung lalu mengikat rambutnya yang sedari tadi menganggu.

Gadis kecil itu berjalan mendekati Heeseung.

"Paman.. apakah paman lelaki?"

"Hahaha, tentu saja."

"Lalu kenapa rambut paman panjang?"

Ah iya. Rambut Heeseung kini sudah sepanjang pinggang. Ia memanjangkan rambutnya sejak 3.5 tahun yang lalu.

Kata orang orang rambut menyimpan kenangan, dan Heeseung tau akan hal itu. Tetapi ada satu alasan kenapa dirinya enggan untuk memotongnya.

Karena itu adalah hal terakhir yang Jake pegang sebelum ia pergi.

"Oh ini, paman hanya ingin memanjangkannya saja. Untuk seseorang."

"Benarkah begitu? Paman terlihat tampan! Seperti samurai jaman dahulu!" Gadis itu terkekeh.

Heeseung berlutut dan mencubit pipi gadis itu.

"Kau kesini mau cari apa?"

"Gatau, mama aku yang mau cari paman. Aku hanya ikut saja." Ia lalu memainkan jarinya.

Heeseung mengambil setangkai mawar berwarna merah, ia lalu berikan mawar itu padanya.

"Berikan ini pada ibumu, paman berikan secara cuma cuma."

"Waah!! Mawar ini indah sekali." Gadis itu mencium mawar pemberian Heeseung, dirinya terlihat sangat senang.

"Kenapa paman memberikannya padaku?"

Heeseung tersenyum, ia lalu mengelus rambut gadis kecil didepannya tersebut.

"Itu merupakan sesuatu hal yang indah bukan saat memberikan bunga kepada orang yang kita cintai?"

Gadis itu mengangguk dengan semangat.

"Mhm, benar! Bagaimana dengan paman? Paman tidak mau memberi bunga kepada orang yang paman cintai juga?" Ia memiringkan kepalanya.

Heeseung hanya bisa terkekeh dan membenarkan rambutnya.

"Iya, pasti nanti akan paman berikan."

"Ah senangnya!" Gadis itu melompat kegirangan.

"Bahkan jika seseorang menganggap bahwa bunga adalah bentuk kasih sayang, paman bisa memberikannya seluruh ladang bunga di dunia ini."

.

.

.

.

Gadis kecil itu melambaikan tangannya, isyarat bahwa dirinya akan pergi. Heeseung membalas lambaian tangan itu.

"Hati hati dijalan!"

Ia lalu berbalik, menatap mawar merah disampingnya.

"Orang yang aku cintai ya?" Heeseung mencium mawar tersebut.

..

Lagi lagi suara lonceng pintu kembali terdengar, membuat Heeseung tersentak dan segera menaruh bunga yang dirinya cium di belakang meja kasir.

"Maaf maaf, sebentar."

Heeseung kemudian menghampiri pria yang baru saja masuk tokonya. Sesosok pria jangkung dengan topi baret dikepalanya. Ia lalu melepas topi itu dan menyimpannya di dalam saku.

"Apa..?"

Heeseung terdiam, dirinya membisu, rasanya seperti dibekukan seketika.

Pria itu.. pria itu sangat mirip sekali dengan Jake.

Tangan Heeseung kini mulai bergerak, ingin dirinya memegang pipi pria didepannya tersebut.

Dengan cepat ia tarik tangannya dan segera meminta maaf.

"Ah maaf tuan, aku tidak sengaja. Aku pikir tadi kau adalah orang yang aku kenali. Kalian mirip sekali."

"Siapa?" Pria itu bertanya.

"Jake shim. Tetapi ia sudah tiada, maafkan aku lancang kepadamu."

Pria itu kini sama terkejut nya dengan Heeseung. Ia lalu mengambil nafas panjang.

"Aku Jake shim." Pria itu berkata dengan suara gemetar.

"Apa...?"
















"Aku Jake shim, kekasihmu Lee Heeseung."



















TBC.

STALKER. | HEEJAKEWhere stories live. Discover now