21.

1.3K 138 2
                                    

pria itu terdiam, matanya melirik kedua pria dengan jas hitam didepannya. Mereka hanya menundukkan kepala seraya berdeham ringan.

"Kau bilang dia mengajukan surat pengunduran diri dan menghilang secara tiba tiba?"

"Benar."

Pria itu melempar kacamata yang ia gunakan. Ia kerutkan keningnya dan menaruh tatapannya kearah salah satu pria didepannya.

"Bagaimana bisa, padahal dia sudah aku beri tugas besar, begitu juga dengan upahnya. Apasih susahnya mengajak heeseung-itu kembali kesini lagi?"

"Kami tidak tahu, direktur. Bahkan kami tidak bisa menemukan keberadaan Victor hingga saat ini."

"Kami malah khawatir jika Heeseung berbuat macam macam kepada Victor." Pria disampingnya menambahkan.

Masalah ini menjadi besar, padahal hanya mengajak Heeseung untuk kembali ternyata sesulit itu.

Direktur dan bawahannya tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Heeseung benar benar bersih dalam bermain. Bagaimana bisa pria bermuka polos itu melakukan semua kejadian menyeramkan ini??

But we never know, bahkan seorang yang kita lihat sebagai malaikat ternyata bisa berubah menjadi iblis.

Dia, lee Heeseung.

.

.

.

.

Heeseung memiringkan kepalanya. Melihat dua pria asing yang berada di depan pintu apartemennya. Ia lalu mendekatkan wajahnya ke monitor CCTV rumahnya.

"Siapa orang orang ini, kenapa mereka mengenakan jas? Apakah ini polisi? Bagaimana bisa aku ketahuan secepat ini?"

Kedua pria didepan pintunya kini menepi, memperlihatkan sosok pria tua yang Heeseung kenal. Seorang direktur dari perusahaan dimana ia kerja dulu.

"Heeseung, aku tahu kau didalam. Kau masi mengenali ku bukan? Aku ingin bicara."

Heeseung memutar bola matanya, ia berjalan ke arah pintu dengan langkah yang diseret.

"Dirumah tidak ada orang." Heeseung berteriak dengan nada mengejek.

"Heeseung, ini bukan candaan. Aku mohon sekali saja."

"Sudah kubilang dirumah tidak ada orang, Heeseung kesayanganmu itu sudah pergi." Heeseung terkekeh.

"Aku sudah mencari tahu tentang dirimu beberapa waktu belakangan ini. Jake shim ya namanya? Jaeyun?"

Heeseung kemudian membuka pintu apartemen nya kasar. Melempar tatapan datar dan memuakkan.

.

.

.

"Jangan tawari aku bekerja lagi. Mau kau memohon seribu kali pun jawabanku akan tetap sama."

"Ah baiklah.. aku akui aku kalah. Aku tidak akan pernah bisa mendapatkan mu kembali."

Heeseung mengangguk. Akhirnya dirinya bisa tenang tanpa harus dikejar kejar pekerjaan.

"Aku hanya kesal dengan cecunguk satu itu, bisa bisanya ia hilang setelah kuberi tugas dan uang yang besar. Dia pikir ini bercanda."

"Maksudmu Victor?"

"Siapa lagi?"

"Oh."

"Bagaimana keadaan keluarga mu?" Pria itu tiba tiba memecah keheningan.

STALKER. | HEEJAKEDonde viven las historias. Descúbrelo ahora