5.

2.3K 229 9
                                    

"Kau mau menginap disini untuk sementara waktu?"

Jake memijat ujung alisnya, bukankah pria ini baru saja pindah ke tempat baru? Kenapa ia malah menginap dirumahnya lagi?

Jake kemudian beranjak dari kasurnya dengan ponsel yang masih ia genggam. Jake kemudian mengambil secangkir kopi dan meminumnya.

"Ah ya, baiklah." Jake lalu menutup teleponnya.

Sebenarnya Jake masih bingung dengan sikap heeseung yang kadang berubah setiap saat. Pria itu bisa kadang menyenangkan tapi bisa juga mengerikan. Heeseung bilang ia akan membantu Jake dalam tugasnya jika Jake mengizinkannya. Kalau dipikir pikir, itu adalah hal yang menguntungkan mengingat seberapa pintarnya heeseung ini.

Jake membuka ponselnya dan melihat beberapa video lucu di Instagr*m. Hari ini adalah hari Sabtu dan Jake tidak ada kelas sama sekali. Cukup baginya untuk beristirahat sebelum datang hari Senin.

Terdengar suara ketukan dari balik pintunya.

Ah benar, itu pasti heeseung. Sepertinya kediaman heeseung tidak jauh dari tempat Jake, buktinya dia datang dengan sangat cepat.

"Hey, cepat sekali." Jake membuka pintunya.

"Iya aku tadi sempat ke minimarket dekat sini dulu." heeseung tersenyum.

Heeseung kemudian masuk dan melempar dirinya ke kasur Jake. Ya, kini mereka sudah semakin dekat.

"Oiya Jake, besok Minggu ya. Kau ada acara?"

"Tidak, memangnya kenapa?"

Heeseung bangkit dari tidurnya dengan muka berseri.

"Good then! Mau pergi jalan jalan ga??"

"Ah~" Jake membaringkan badannya di sofa.

"Jalan kemana hee? Kau taukan aku sedang berhemat. Ini akhir bulan."

"What do you mean? Kamu gaperlu mengeluarkan sepeserpun Jake" sahut heeseung menunjuk sakunya yang berisikan dompet dirinya sendiri.

Jake terkekeh dan mengangguk pelan.

"Bawa aku kemanapun."

.
.
.
.

Kini kedua pria itu sedang duduk berhadapan di meja ruang tamu. Jake meminta heeseung untuk mengajarinya beberapa mata kuliah. Heeseung dengan senang hati langsung menuruti perintah Jake. Heeseung menjelaskan dengan sangat detail, bahkan penjelasan heeseung lebih baik daripada dosennya sendiri.

Kalau dilihat lihat.. heeseung benar benar sangat tampan. Heeseung adalah tipe orang yang jika dilihat sekali tidak cukup. Bahkan terlalu sulit untuk melepas pandangan darinya.

Jake tidak fokus dengan penjelasan heeseung, ia terus saja melirik heeseung saat menjelaskan. Pandangannya bolak balik antara kertas dan juga bibir heeseung yang terus saja mengoceh.

Jake menelan ludahnya.

"Jadi sebenarnya, kau gaperlu sampai sepanjang itu menulis-" heeseung berhenti sejenak.

Ia angkat dagu Jake hingga kini pandangan mereka bertemu.

"Jake, bukan aku yang sedang kau pelajari. Kau bebas melihat mukaku kapanpun kau mau setelah ini selesai." sahut heeseung dengan nadanya yang sedikit menggoda Jake.

Jake yang ketahuan memperhatikan heeseung segera memalingka muka. Dia tidak pernah benar benar malu seperti ini. Orang bodoh mana yang memperhatikan gurunya terus menerus melainkan bukan pelajarannya?

Dan tatapan Jake sangat.. tidak wajar.

Jake kemudian buru buru membenarkan kertasnya yang berada di meja. Ia lalu beranjak bangun. Jake meletakkan kertasnya sendiri di map nya dan menatap heeseung dengan senyuman bodohnya.

STALKER. | HEEJAKEजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें