39.

1.5K 139 26
                                    

Pada akhirnya semuanya akan indah, benar begitu?



Jake berlari dengan kaki telanjangnya, mengejek Heeseung yang dari tadi tertinggal dibelakang.

Mereka kini berada di tempat dimana semua kenangan indah masa lalu mereka terukir bersama, pantai.

"Jake! Sudah aku capek." Heeseung terengah-engah.

"Kau gitu aja capek!" Jake terkekeh dan berjalan mendekati Heeseung, ia peluk erat kekasihnya tersebut.

"Dasar, tenagamu gaada habis habisnya, ya?"

"Itu mah, kamu aja yang ketuaan!" Jake memukul kening Heeseung pelan.

Heeseung mengangkat badan Jake dan memutarnya kesana kemari, kini yang bisa Heeseung dengar hanyalah suara tawa Jake.

Mereka bahagia.

Sekarang lebih baik, kini tidak ada yang bisa mengganggu fokus Heeseung. Hanya Jake yang ia pedulikan. Jake akhirnya berencana untuk tinggal bersama Heeseung, mereka akan menikah.

..

"Sayang."

"Iya, Jake?"

"Lusa kita akan menikah ya?"

Pernikahan mereka akan segera dilakukan, Heeseung dan Jake sudah sepakat untuk tidak mengundang siapa siapa, hanya akan ada mereka berdua dan juga penghulu. Jake merasa itu akan lebih baik.

"Yes love, kenapa? Kamu ragu?"

"Tidak, mana mungkin aku ragu. Aku bahagia."

Heeseung terkekeh dan mengecup kening milik Jake, ia tarik kepala Jake hingga kini Jake dapat bersandar di dadanya.

"Kau yakin tidak ingin mengabari temanmu itu?" Heeseung bertanya.

"Ah, Jay dan juga Sunghoon? Aku kabari mereka setelah kita sudah melaksanakan pernikahan saja." Jake memejamkan matanya.

Heeseung menghela nafasnya, rasanya gugup sekali. Akhirnya ia bisa menikah dengan seseorang yang selalu dirinya cintai.

Kali ini Heeseung tidak perlu khawatir karna Jake benar benar akan menjadi miliknya.

..

"Dengan ini, saya menyatakan jika kalian berdua resmi menikah."

Jake melemparkan senyum manisnya pada Heeseung.

Suasana kala itu terasa damai, seperti biasa. Suasana yang selalu Heeseung idam diamnkan. Sesuatu yang dirinya tak pernah bayangkan.

Rasa sakit yang dirinya alami beberapa tahun ini membuahkan hasil. Tidak, rasa yang sudah dirinya pendam sejak bertahun tahun lamanya. Akhirnya Heeseung memiliki seseorang yang dapat ia lindungi dengan sungguh.

Mungkin sebagian orang akan berfikir aneh saat melihat kedua pria saling jatuh hati. Tapi namanya cinta, tidak ada seorangpun pun yang tahu.

Begitu juga Heeseung yang langsung jatuh hati saat dirinya pertama kali melihat Jake, dan rasa itu tidak akan pernah memudar sampai kapanpun.

Sekuat itu rasa cinta.

Heeseung memandang Jake yang kala itu menggunakan setelah baju berwarna putih, indah sekali.

Cantik.




..

Heeseung menarik tubuh Jake hingga jatuh bersamanya, mereka lalu terkekeh bersama. Bercanda riang untuk sementara.

Heeseung mencubit hidung Jake gemas, ia lalu mencium kening kekasihnya itu.

"Gemas sekali."

Jake hanya bisa terkekeh dan membalas ciuman Heeseung dipipinya.

Ini adalah hari pertama mereka menjalin hubungan sebagai suami istri.

Atau mungkin suami suami?

Heeseung tiba tiba beranjak dan menggendong Jake, menempatkan Jake di dalam kamar yang tidak asing baginya. Kamar dimana Jake dikurung dulu.

Jake menautkan alisnya, pandangannya berlari kekanan dan kekiri kebingungan. Loh, kenapa dirinya dibawa lagi kesini?

Heeseung mendudukkan Jake di kasur miliknya, mengikat tangan dan juga kaki Jake. Heeseung lalu mengelus bibir Jake sekilas.

Ia berjalan meninggalkan Jake dan menarik pintu warna putih tersebut.

"Tidak apa, tidak usah takut. Aku melakukan ini untuk kebaikan kita, sayang."

"Aku tidak akan membiarkanmu hilang untuk kedua kalinya."











Orang baik akan terus menjadi orang baik, dan orang jahat akan terus menjadi orang jahat.

Namun benarkah itu? Apakah sikap asli manusia sulit untuk diubah?

Kita tidak pernah tahu. Ratusan bahkan ribuan manusia di muka bumi ini memiliki sifat yang berbeda, sifat yang tidak bisa kita tebak.

Bahkan orang yang kita percaya.

















Dan dia, Lee Heeseung.

Akan tetap menjadi seorang pengobsesi.























END OF THE STORY.

STALKER. | HEEJAKEHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin