Louis Tomlinson; "How I Lost You"

4.8K 211 49
                                    

A/N: Buat LauraGinara yang minta dibuatin Louis One Shot tapi nggak jelas plotnya apaan -_-

[Warning: Ada darah-darahannya.]

ENJOY!

***

1. Gelato

Mungkin konyol kedengarannya, tapi itu semua dimulai dengan gelato. Gelato sialan itu. Yang tidak bisa ditukar dengan es krim atau yoghurt.

"Aku ingin gelato."

"Laura, kami harus rehearsal sekarang—" protes Harry sambil meminta persetujuan dari Louis yang terlihat bimbang. Zayn yang ada di sampingnya mengangguk setuju.

Laura menggeleng cepat dan merengutkan bibirnya. "Aku ingin gelato sekarang. Ayolah, Louis, belikan ya? Belikaaan?" rengek wanita itu sambil mengguncang-guncangkan tubuh Louis.

Louis memiringkan kepalanya."Kedengarannya enak, tapi bagaimana jika nanti saja, Sayang? Setelah kami selesai latihan?" 

"Aku maunya sekarang."

"Ouch, Laura, sejak kapan kau berubah menjadi PMSing little bitch?" gurau Louis dengan senyuman. Kemudian ia berjongkok dan mensejajarkan tubuhnya dengan perut Laura. Ia mengusap perut yang masih datar itu dengan lembut. "Hei, bayi yang ada di dalam sana. Tidak bisa nanti saja, ya?"

Laura tersenyum dan mengusap rambut Louis sayang. Ini seperti mimpi baginya, dia sudah menikah dengan pria di depannya ini selama dua tahun. Dan tiba-tiba berita menggembirakan itu datang bulan kemarin saat dokter kandungan menyatakan bahwa Laura positif hamil. Belum banyak orang yang tahu soal kehamilan Laura, kecuali Louis serta teman-temannya. Laura juga belum memberitahu orang tuanya, sebab ia sebelumnya pernah mengalami keguguran pada usia kehamilan menginjak enam bulan dan ia tidak ingin mengecewakan siapapun kalau-kalau sesuatu terjadi pada janin yang di kandungnya. Mungkin jika perutnya sudah sangat besar dan kehamilannya tidak dapat ditutup-tutupi lagi.

Louis mendesah panjang. Senyum masih menghiasi bibirnya. Entah kenapa sekesal apapun dia pada Laura, dia tidak pernah bisa mengeluarkan amarahnya begitu saja. Kalaupun ia marah dan selanjutnya Laura akan menatapnya takut-takut tepat di kedua mata Louis, pria itu malahan tidak dapat menahan keinginannya untuk tersenyum.

Bahkan, melihat wajah Laura saja dapat membuat hatinya tenang.

"Benar-benar harus sekarang?" tanya Louis.

Laura mengangguk mantap. "Please?" pintanya lagi sambil mengandalkan puppy eyes-nya. Dia tahu, Louis pasti akan luluh.

Louis melirik Harry dan Zayn bergantian. "Jika aku tidak membelikannya gelato itu, bisa-bisa seminggu penuh aku disuruh tidur di lantai. Aku akan pergi sebentar, mungkin selama setengah jam. Jadi, aku masih bisa rehearsal selama satu jam lebih."

Harry mengacak-acak rambutnya. "Yah, terserahlah. Pastikan kau membelikan kami juga."

Niall yang berada di sekitar situ hanya mengangkat bahunya.

"Aku juga mau!" seru Liam yang sedang mencari sesuatu dalam kumpulan plastik-plastik di sekelilingnya,

"Thanks, lads," Laura nyengir. Ia menemukan kunci mobil Louis dan melemparkannya pada pemiliknya. "Drive."

Niall menatap Laura geli. "Dia semakin bossy saja akhir-akhir ini."

Louis tertawa ringan. "That's why I love her."

Lalu terdengar suara Laura lagi dari luar.

"Louis. Gelato."

Louis menggeleng-gelengkan kepalanya diikuti tatapan kasihan dari Niall.

L'Éternité et AprésWhere stories live. Discover now