Louis Tomlinson; "Bittersweet"

4.7K 205 32
                                    

A/N: Ini juga udah pernah di post dulu. Meski begitu... semoga kalian menikmati ceritanya, ya!^^

ENJOY!

***

Saat aku ingin tidur,

Salahkah aku jika yang kupikirkan hanya dia?

*

Bukankah itu terlarang?

Aku tahu aku mencintai adikku dan aku tahu itu adalah salah dan tidak benar.

Bagaimana bisa kau mencintainya?

Sadarkah kau tentang pertanyaan itu bahwa jika aku bisa menjawab mengapa aku mencintainya, berarti aku tidak sungguh-sungguh mencintainya?

Kalau begitu, apa yang paling kausukai dari dirinya?

Aku sangat menyukai senyuman manisnya. Dia membuatku benar-benar gila. Tapi keuntungan yang kudapat sebagai kakaknyaorang yang paling dekat dengannya adalah, senyuman itu hanya berlaku untukku saja sedangkan untuk orang lain, sangat sulit untuk sekedar menarik perhatiannya. Untuk itu, aku merasa sangat spesial bahkan hingga sekarang ini.

Sudahkah kau coba untuk melenyapkan perasaan itu?

Ratusan kali mungkin, bahkan ribuan.

Lalu, mengapa diteruskan?

Setiap kali aku berada di dekatnya, jantungku ini hampir keluar dari tempatnya, berdetak begitu kencang dan cepat hingga aku tak mampu menahannya tapi harus, harus bisa menahannya, apapun caranya meskipun aku tidak yakin.

Tetap saja, kau hanya akan menyakiti dirimu—hatimu sendiri.

Terkadang saat kau mencintai seseorang, kau akan menerima dan menanggung apapun risikonya. Dan risiko terhadap perasaanku saat ini adalah; aku harus menyimpan rasa cintaku ini dalam diam dan tak akan pernah bisa bersanding dengannya, bersama gadis yang menjadi sinar rembulanku kala siang berganti malam.

*

Saat aku ingin terbangun,

Salahkah aku yang masih memikirkannya?

 *

Bukankah itu terlarang?

Kau tidak perlu memberitahuku lagi. Aku sudah menjalaninya setiap hari. Perasaan terlarang ini. 

Bagaimana bisa kau mencintainya?

Sadarkah kau tentang pertanyaan itu bahwa jika aku sungguh-sungguh mencintainya, aku tidak akan pernah tahu mengapa aku mencintainya?

Kalau begitu, apa yang paling kausukai dari dirinya?

Simpel saja, suaranya. Aku ingat dengan jelas bagaimana suaranya dalam kepalaku. Aku mengingat suaranya yang menyebut namaku. Mungkin ini agak sedikit gila dan aneh, tapi aku menganggap suaranya yang memanggilku adalah alunan musik klasik yang mengalun lembut di telingaku yang tak akan pernah membuatku bosan sampai akhir zaman.

Sudahkah kau coba untuk mengusirnya dari pikiranmu?

Mengusir dia dari pikiranmu, bukan berarti dia tak lagi di hatimu.

Apakah kau tak lelah dengan ini semua?

Tentu saja jawabannya adalah 'aku sangat lelah dan ingin berhenti'.

Mengapa tak cari cinta yang lain? Yang dapat membuatmu bahagia?

Percayalah, aku sangat ingin. Namun, apa boleh buat? Untuk pertama kalinya dalam hidup, aku menemukan alasan sebenarnya mengapa aku masih bertahan hidup—aku masih ingin melihatnya bahagia. Meski begitu, aku cukup bahagia untuk saat ini karena bagaimanapun juga, dia merupakan bagian dari hidupku. Kalau saja aku diizinkan dan Tuhan bisa mewujudkannya... aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersama lelaki yang menjadi cahaya matahariku kala malam berganti pagi. Tapi sayangnya hal itu tak akan pernah bisa terjadi, aku tahu itu.

L'Éternité et AprésOnde histórias criam vida. Descubra agora