Liam Payne; "The Scientist"

3.7K 237 36
                                    

A/N: Maaf ya elcessa, gue lama ngepostnya... lagi stuck banget tiap nulis ff soalnya entah kenapa D': maaf juga buat yang udah request ke gue tapi belom sempet gue bikin :( but I still work my butt on them! Dan sambil menunggu one shot yang lain di-post, I really hope you enjoy this one!

ENJOY!

***

Jam 11 malam dan aku masih belum bisa tidur dengan tenang. Aku sudah mengeluh seharian tentang bagaimana melelahkannya hari ini dan sungguh, itu tidak membantu. Sekarang aku berbaring di atas kasur, mencoba menghitung domba sebagai jurus jitu agar aku bisa cepat terlelap, namun tidak mempan sama sekali. Pikiranku justru melayang kepadamu dan bertanya-tanya apakah kamu sudah mulai berkencan dengan pria lain? Bagaimana keadaanmu?

Terakhir aku melihatmu pada pertengahan bulan Juli. Sudah 3 bulan. Saat itu aku sedang membeli susu segar di supermarket, lalu aku melihat kamu sedang memilah sereal di lorong lainnya. Kamu tidak memakai sedikitpun polesan make up di wajahmu, bahkan rambutmu dicepol asal-asalan. Tapi, kamu masih terlihat cantik. Selalu cantik. Dan tentu saja kamu tidak melihatku, karena aku berusaha se-transparan mungkin agar tidak bisa terlihat olehmu.

Sambil menyandarkan punggungku ke headboard, aku menyentuh sisi kiri yang semestinya kamu tempati sekarang. Sisi itu kosong, lima bulan lamanya.

"Aku tidak mau melihatmu lagi. Tinggalkan aku sendiri, jangan bicara padaku, jangan hubungi aku, dan jangan sekalipun melirikku saat kita berpapasan di jalan. Aku pikir kau berbeda, aku pikir kita berbeda, tapi sepertinya kita sama saja dengan orang lain. Jatuh cinta, lalu saling membenci. I'm just done!"

Aku tersenyum masam. Kalimat terakhirmu... sekalipun aku mencoba untuk melupakannya sekeras yang aku bisa... aku sama sekali tak bisa melupakannya. Apalagi, raut wajahmu kala itu. Ah, pasti kamu sangat terluka... aku memang bodoh. Seharusnya aku bisa menjaga hatimu baik-baik.

"I bet she's still up right now..." gumamku sambil mengambil ponsel dan membuka aplikasi Twitter. Aku melihat tweet terbarumu, sekitar tujuh menit yang lalu.

"Me dressing as a sexy vampire and Harry as Miley (well i'm not really sure), aren't we just so plain adorable together?x #halloween"

Aku membuka link yang mengalamatkanku ke sebuah foto seorang gadis berjubah hitam panjang yang menutupi sebuah gaun panjang berwarna merah yang terbuat dari kulit dan sangat ketat yang dia pakai, memperlihatkan lekuk bentuk tubuhnya. Tak lupa, wajahnya dirias sedemikian rupa hingga terlihat sangat mengerikan... tapi juga cantik dan seksi di waktu yang bersamaan. Gadis itu tersenyum lebar, menunjukan kedua taringnya ke arah kamera. Tangannya yang dibalut sarung tangan berwarna senada dengan jubahnya, memeluk pinggang seorang pria bertato di sampingnya yang bertelanjang dada dan hanya memakai boxer emas berbahan kulit sambil memegang sebuah papan berbentuk tangan yang mengacungkan jari telunjuk.

Kamu dan priamu.

Sebenarnya, bukan itu saja yang membuatku meringis. Melainkan... pria itu mendekapmu begitu erat, sembari mendaratkan sebuah kecupan di pipimu

Until he notices someone else...

Aku menjauhkan ponselku, tidak ingin melihatnya lebih lama lagi. Tapi, aku masih ingin menatapnya untuk terakhir kalinya.

Senyum itu...

Pelukan itu...

Tubuh itu...

Segalanya dari dirimu, dulunya hanyalah milikku.

Seharusnya aku tidak memedulikannya lagi. Bukankah yang menginginkan perpisahan ini awalnya adalah... diriku sendiri? Bukankah yang menghancurkan hubungan kita adalah... diriku sendiri? Ah, mungkin, aku merasa rindu padamu karena saat ini aku sedang sendiri. Atau, setidaknya itulah yang membuat pikiranku lebih terasa ringan. Sebab nyatanya, yang benar-benar aku rasakan adalah sakit, penyesalan, dan kekecewaan.

"Officially taken :) sooo happy"

Aku mengininkanmu kembali, tapi kamu sudah menjadi milik orang lain.

***

A/N: So, my interpretation about The Scientist by Coldplay is about a guy who who screwed up and is trying to get his girl to forgive him and start over. But in this case, I see it from a different perspective where I don't really make him trying to reconcile with his ex-lover and they unfortunately have to part ways... just because I can. Hehe. Don't forget to leave some comments and give this chapter a vote, that'd mean a lot to me! :D

P.S.: Speak up your mind, people.

L'Éternité et AprésWhere stories live. Discover now