Harry Styles; "The Apple of My Eye"

9.1K 436 45
                                    

A/N: Buat direct_girl maaf ya agak dirubah dikit alurnya, bahkan melenceng cukup jauh dan selesainya lama banget -_- however, semoga kamu suka! :D

[The Apple of My Eye: one's most beloved person/best thing around]

ENJOY!

***

Sekian detik aku hanya terdiam menatapnya yang menaikki bus, hingga sampai dia duduk di bangku yang biasanya ditempatinya dan melihat ke luar jendela barulah aku tersadar lalu bergegas naik ke dalam bus juga. Seperti biasa, kupilih bangku yang dekat dengannya, tepat di serong kiri belakangnya agar bisa leluasa memperhatikannya.

Saat kuperhatikan lagi, dia tampak sibuk mencari sesuatu—yang bisa kutebak apa itu—dari dalam tas ranselnya. Beberapa detik kemudian dia mengeluarkan earphone putihnya, persis seperti apa yang kutebak. Selama ini dia memang sering mendengarkan lagu dari iPod-nya dengan benda tersebut. Dan setiap dia mulai terlarut dalam alunan lagu yang didengarnya, senyumnya akan mengembang dengan mata terpejam. Kupu-kupu selalu bergerumul di perutku tiap melihat senyumnya yang sangat mendamaikan jiwa tersebut.

Dia anak teman ibuku dan namanya Harry, Harry Styles.

Dan dari sisi yang sama sekali tidak terlihat, aku suka memandanginya.

*

"Shofie!"

Aku mengerjapkan mataku dua kali. "Hm? Apa?"

"Kubilang, apakah kau mendengarkan omonganku?" Zayn menghela nafas panjang. "Kau memperhatikan apa, sih, sejak tadi? You were just completely zoned out... you okay?"

"Oh, bukan apa-apa, kok." jawabku bohong.

"Harry, ya?"

Mataku melebar, dadaku sedikit berdenyut. "A-apa katamu? Harry? Ada apa dengannya?"

Zayn mendecak. "Maksudku, kau memperhatikan Harry, ya?"

Aku memaksakan seulas senyum tipis. "Ha-ha, kau bercanda. Untuk apa aku memperhatikannya?"

"Entahlah," Zayn bertopang dagu, matanya fokus menatap ke arah wajahku. Dia membasahi bibirnya sebentar dan aku cuma bisa mendefinisikan satu kata tentangnya. Seksi. "kau suka padanya?"

"Zayn, kalaupun aku memperhatikannya, apakah itu berarti aku menyukainya dan lagi apa urusannya denganmu?"

"Entahlah," kata Zayn. "mungkin karena aku juga merasakannya? Karena aku juga sering memperhatikan orang yang kusukai?"

Aku berdeham, kurang nyaman ditatap seperti itu olehnya. "Aku ada kelas bahasa Spanyol sekarang. Nanti mau pulang bareng atau bagaimana?"

Zayn mendesah. "Kita belum selesai bicara, Shof."

Aku hanya mengangkat bahu sambil membereskan buku-bukuku. "Jangan memaksaku, Z." kataku sambil lalu pergi meninggalkannya di kafetaria. Diam-diam, aku mencuri pandang sekali lagi ke arah Harry yang duduk bersama teman-teman populernya.

*

"Shofie?"

Hampir saja aku menjatuhkan semua buku yang ada dalam dekapanku kalau saja aku tidak melangkah mundur. Dengan terbata-bata aku menjawab, "E-eh, Harry. Kenapa?"

"Ibumu masuk rumah sakit." jawabnya tenang.

"Apa?!"

"Kata Mom, ibumu pingsan di tempat kerjanya," Harry tersenyum simpatik. "Tapi sekarang sudah siuman, kok. Kau tidak perlu khawatir."

L'Éternité et AprésWhere stories live. Discover now