Test

1.5K 69 5
                                    

Seminggu berlalu. BatzNae semakin dekat. Tiap malam, mereka juga saling berbagi cerita. Usai Batz menelpon Aom, mereka akan duduk bersama di taman atau ruang tengah. Batz masih dengan Aom dan Nae masih dengan kebingungannya. Ditambah kedekatannya dengan Batz membuat Nae merasakan nyaman saat bersama Batz.

Malam ini, Batz sedang menonton tv usai mengantar Aom pulang dan mandi.
"Kenapa dia belum pulang?" batin Batz cemas menunggu kepulangan Nae
*ting tong*
Batz berjalan ke arah pintu.
"Nae..." ucap Batz kaget melihat Nae sedang digendong oleh Ninew dengan keadaan yang sangat kacau.
"Taruh di kursi aja" ucap Batz yang sudah di dapur untuk mengambil air, handuk dan kotak P3K.
"Gw baru pulang kerja dan liat mobilnya di pinggir jalan. Ge mencarinya dan melihat seorang lelaki mau memperkosanya. Tapi tenang, dia ga kenapa-kenapa. Dia cuma shock dan tadi pingsan di mobil" ucap Ninew menjelaskan
"Bersihkan badanmu" ucap Batz yang masih membersihkan luka di tangan Nae yang diyakini Batz akibat cengkraman kuat dari lelaki tersebut.

"Ga usah. Gw balik aja" ucap Ninew santai
"Bersihin disini. Pake baju gw. Jangan buat Aom khawatir. Bawa pulang mobil Nae. Besok gw ambil di kosan Aom" ucap Batz
Ninew hanya diam dan menuruti ucapan Batz.

Usai mandi, Batz sudah mempersiapkan bajunya untuk dipakai Ninew. Batz sudah menggantikan baju Nae. Saat ini, Batz sedang duduk di karpet di bawah Nae.

"Gw balik" ucap Ninew setelah rapi
"Makasih" ucap Batz. Ninew mengangguk mengiyakan.

Batz menelpon Aom dan menjelaskan semuanya. Di sebrang sana Aom senang namun sedih. Senang karna Batz khawatir dengan Nae. Sedih karena akhirnya ia harus melepas Batz. Entahlah.. Ia atau Batz yang akan melepas.

Pukul 11 pm.
Nae sadar dari pingsannya dan mendapati Batz yang sedang tidur menggenggam tangannya di karpet. Hanya kepala Batz yang berada di kasur sambil terus menggenggam tangan Nae.

Nae merapihkan rambut Batz yang menutupi wajah cantiknya.

Merasakan ada gerakan, Batz membuka matanya.
"Nae.. Kamu sudah sadar? Bagaimana? Apa yang kamu rasa? Kamu lapar? Pusing? Atau kamu mau apa? Bicaralah. Jangan membuatku khawatir" ucap Batz terus berbicara.
Nae mengulum senyumnya.
"Jadi kamu khawatir sama aku?" goda Nae yang sukses membuat Batz kikuk
"..."
"Aku gpp. Aku udah makan dan ya sedikit pusing" ucap Nae tersenyum melihat Batz yang salting

"Baguslah. Sekarang kamu tidur di kamarmu saja yuk" ucap Batz lembut. Nae hanya mengangguk.

Keesokan harinya.
"Kamu tunggulah dirumah. Aku akan mengambil mobilmu di rumah Aom. Dia katanya mau kesini" ucap Batz yang sedang sarapan bersama Nae dan hendak pergi.
"Aom bisa nyetir?" tanya Nae
"Bisa. Tapi aku ga ngebolehin dia saat masih ada aku atau kepepet. Aku masih bisa jadi supirnya" ucap Batz enteng.
"Sesak lagi" batin Nae.
"Aku pergi dulu" ucap Batz
Nae mengangguk dan menatap makanannya menahan rasa sesak di hatinya.

Sesampainya di kosan Batz.
"Pie.." ucap Batz membuka pintu kosan Aom
"Hay, sayang. Yuk pergi sekarang" ucap Aom menggandeng lengan Batz
"Kamu sakit?" tanya Batz melihat wajah Aom yang pucat
"Gak. Kenapa emangnya?" tanya Aom. Batz menggeleng.

"Sayang, poto yuk" ucap Aom mengajak Batz poto saat lampu merah. Batz mengiyakaan permintaan Aom.

Sesampainya di rumah Batz.
Aom langsung masuk dan mendapati Nae yang sedang menonton tv.
"Hai, Aom" sapa Nae
Aom tidak membalas sapaan Nae dan langsung memeluk Nae erat.
"Kamu kenapa?" tanya Aom menangis di pundak Nae.
Nae kaget mendengar Aom menangis, sebegitu khawatirnya Aom terhadapnya. Batz yang baru masuk juga kaget melihat Aom menangis di depan orang lain selain dirinya. Aom menatap Nae dan Nae menggerakan matanya seakan menjawab tidak tahu.

Aom menjauhkan wajahnya namun tetap memeluk Nae.
"Jangan bertingkah bodoh lagi" ucap Aom marah
*glek*
"Kok dia tahu?" batin Nae
Kali ini Batz yang tambah bingung dengan ucapan Aom dan menatap AomNae bergantian.
"Gimana sekarang?" tanya Aom lagi
"Aku gpp. Makasi ya. Jangan nangis lagi" ucap Nae lembut dan mengusap air mata Aom dengan ibu jarinya. Aom kembali memeluk Nae dan mencium pipi Nae.

The ChoiceOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz