Tinju dan Balap

1.4K 63 15
                                    

Karena efek obat, tidak membutuhkan waktu lama untuk Batz tertidur. Lalu Nae mematikan lampu dan berjalan turun meninggalkan Batz.

Di ruang tengah sudah ada Ninew menunggunya. Nae melihat Ninew sekilas.
"Dia cari pelampiasan" ucap Ninew memulai ceritanya.
"..." Nae hanya diam, ia hanya ingin mendengarkan.
"Selama ini, dia ikut tarung tinju ilegal dan balap liar ilegal. Sore tinju, malam balap. Pagi sampai siang ga jelas. Kadang minum di club, basket di gedung tua atau sekedar tidur di atas batu di pantai" ucap Ninew sedih menjelaskannya.
"Tau darimana?" tanya Nae
"Tadi dia tepar abis tinju, orang sana buka hp Batz. Ada kontak gw, yang buka hp itu temen gw, jadi dia ngehubungin gw. Pas gw kesana ya keadaannya kayak tadi. Selama gw nunggu taxi, temen gw cerita itu. Gw ga bisa bawa motor Batz. Jadi gw putuskan naik taxi" jelas Ninew menghela napas
"Menurutmu kenapa?" tanya Nae
"Dia menyesal. Dia baru tau penyakit Aom setelah Aom tiada" ucap Ninew
"Aom sakit?? Sakit apa?" tanya Nae sedikit berteriak karna kaget
"Kanker" ucap Ninew lemas
Nae menatap Ninew lekat seakan tidak percaya.
"Kenapa Batz gatau?" tanya Nae
"Aom sangat pandai menutupinya. Hanya aku dan Mamah Batz yang tau. Aom sendiri yang minta supaya Batz gatau. Harapan hidup Aom sudah kecil, kalo Batz tau, pasti Batz akan sangat menjaga. Aom gamau keilangan moment bahagianya bersama Batz di akhir hidupnya. Aom tau Batz mulai curiga, Aom juga pernah nyoba bener-bener ngebuka diri dia lagi sakit. Hasilnya, Batz over protectif. Aom hanya dibiarkan di rumah, Batz tidak kerja. Mereka seharian di kamar. Hanya bercanda di atas kasur. Aom gamau itu ngehiasin akhir hidupnya. Dia ingin merasakan nikmat cinta dari Batz dengan berbagai momen indah" ucap Ninew menjelaskan mengapa Aom seperti itu
"Mamah?" tanya Nae
"Mamah ngeliat Aom muntah darah. Saat itu Mamah lagi disini, Aom diajak ke rumah Batz, Batz lagi kerja. Pas lagi masak, Aom mual, Aom ke kamar mandi di ikuti Mamah. Aom muntah darah. Cukup banyak. Mamah langsung telpon dokter keluarga Batz. Setelah diperiksa, Aom harus ke rumah sakit. Aom ga berdaya untuk nolak perintah Mamah. Setelah di cek, Aom positif kanker. Paru-paru Aom juga bermasalah karna dulu Aom adalah perokok aktif. Dia gila-gilaan kalo udah ngerokok. Sejak saat itu, Mamah sangat over protektif terhadap Aom. Sampai akhirnya Mamah datang ke Thailand cuma mau liat Aom. Mamah membawa dokter pribadinya untuk memeriksa Aom. Kankernya menyebar. Operasi terakhir Aom saat Aom bilang akan ke Singapore tempat ibu angkatnya. Gak. Itu disuruh Mamah. Sebelumnya Aom pernah operasi di Thailand. Berhasil. Sel kanker tersebut terangkat sempurna. Tubuh Aom punya perlawanan yang kuat. Sampai gw nemuin dia pingsan di kosan. Gw bawa ke rumah sakit, gw telpon Mamah. Mamah langsung ngutus dokternya buat rujukan berobat di Singapore. Setelah di cek ulang, kanker Aom tumbuh lagi. Dan tubuh Aom seperti hanya bertahan, tidak berperang. Mamah langsung nyuruh gw ajak Aom ke Singapore. Aom menjalankan beberapa tes dan prediksi dokter adalah harapan hidup untuk Aom sangat kecil. Hanya bisa diberi obat-obatan. Itulah mengapa kami hanya seminggu disana. Aom rutin meminum obatnya. Ia berpesan kepada Mamah dan gw untuk tetap menyemangati dia setidaknya sampai ulang tahun Batz. Ulang tahun Batzlah yang menjadi keajaiban dia masih mempunyai kekuatan ekstra. Pengaruh cinta itu besar banget. Awalnya, gw cuma tau paru-paru Aom masalah. Gw beliin obatnya dari tarohan bola. Sebelum gw kenal lo. Saat gw deket sama lo, gw beliin dia obat dari uang yang lo kasih. Tapi dia gamau nyentuh kalo ga bener-bener ngerasa sesak. Dia kesel sama gw karna manfaatin lo. Tapi kalo udah sesak, akhirnya dia minum juga. Abis operasi pertama, Mamah ngasi pengawal untuk merhatiin Aom rutin minum obatnya. Operasi kedua, dia rajin minum obat demi bisa bertahan sampai ultah Batz setidaknya. Dan dia berhasil. Batz sempat curiga, kenapa udah di Singapore tapi ga bisa ketemu Mamah tapi Aom yang sangat mengenal Batz tau bagaimana bermain cantik di belakang Batz. Padahal, 24 jam, gw dan Mamah bersama Aom disana. Mamah angkat? Mamah angkat kami sudah lama meninggal. Apakah menurutmu Aom orang yang sangat tegar?" tanya Ninew
Nae mengangguk.

"Ya, kamu akan seperti mereka yang akan aku tertawakan secara histeris. Karena sesungguhnya air mata Aom selalu mengalir di tiap malamnya. Aku memergokinya saat aku baru pulang jalan sama kamu lalu aku ikut tarohan bola. Aku ke kosannya dan mendapatinya sedang duduk di bangku depan sambil menangis dan menggigit bibir bawahnya. Saat aku memanggil namanya, ia hanya bisa diam. Ia tak sempat menghapusnya. Lalu aku memeluknya. Dia sangat mencintai Batz dan keluarga Batz. Dia tidak akan sanggup melepas Batz. Kalau memang harus jauh, biarkan dia yang pergi. Cintanya kepada Batz, semakin hari semakin meluap. Dan puncaknya saat pertunanganmu dengan Batz. Dia kalut. Apakah ia sanggup? Ia memutuskan menerima Batz. Di kamar Batz, mereka saling mengikat sebelum kalian bertunangan. Aom sangat senang melihat Batz sangat senang hari itu. Ia berjanji akan menjaga kesehatannya. Sampai akhirnya h-1 Batz berubah. Hal tersebut karna Mamah menceritakan keadaan Aom yang sebenarnya. Awalnya, Batz tidak percaya sampai esok paginya Mamah membentak Batz. Ia langsung pergi ke arena tinju, melampiaskan amarahnya. Ia merasa tidak becus untuk menjaga Aom hingga Aom harus pergi meninggalkannya. Tak puas bertinju, ia mengikuti balap. Bentar, gw ke toilet dulu" ucap Ninew dan dijawab anggukan oleh Nae.

"Aom.. Kenapa? Kamu yang selalu membujukku untuk bercerita tapi kamu memendam semuanya seorang diri. Kesepianku tidak ada apa-apanya dengan hidupmu. Kamu memang bidadari tanpa sayap, Aom" batin Nae menangis.

"Sorry.. Sampai mana tadi?" tanya Ninew yang sudah duduk di samping Nae.
"Kok kamu tau?" tanya Nae
"Dia pernah ngajak aku ke club tempat kerja Aom. Dia booking ruangan Aom. Dia ngajak aku minum. Aku udah janji sama Aom untuk ga minum. Aku cuma mesan jus jeruk. Tapi dia minum ga berenti. Aku pancing kenapa dia mudah marah saat ini. Dia cerita gitu aja. Dia sangat keilangan Aom. Dia tahu Aom sudah tiada tapi dia belum bisa nerima kenyataannya. Dan begitu dia tau Aom sakit, dia merasa jadi istri yang sangat tidak berguna. Dia ga bisa ngejaga Aom. Dia terus emosi. Tinju dan balap jadi pelampiasannya. Tapi ga ada yang tau dimana tempatnya. Lalu dia pingsan karena kebanyakan minum. Jason, temen Aom di tempat kerja, menyuruhku menidurkannya di kamar belakang, bekas tempat Aom, karna Batz akan marah kalau langsung dipulangkan saat masih siang. Karna aku ada urusan, aku keluar dulu. Saat sore aku kesana lagi, Batz sudah pergi. Jason bilang Batz mau tinju tapi gatau dimana. Dan inilah hasilnya. Kamu lihatkan betapa banyak lebam dan lukanya? Itu aja udah dibantu diobatin Jason dan bos Aom" ucap Ninew menjelaskan
"Tadi Batz kalah?" tanya Nae
"Ga. Dia menang. Ambruk pas perayaan kemenangan. Tolong urus Batz. Aku percaya padamu" ucap Ninew
"Kamu sama Mean?" tanya Nae
"Iya. Lepas darimu, aku mendekatinya. Saat kamu bersamanya, sebenarnya aku sudah menaruh hati padanya. Namun aku tidak mau mengulang kesalahan yang sama. Lalu kalian memutuskan hubungan, aku mencoba memasuki relung hatinya. Tanpa disangka, dia menyambutku. Mengapa kalian putus?" tanya Ninew
"Kami sangat klop. Tapi ternyata itu hanya sayang sahabat. Bahkan saat kami ciuman, aku tidak bernapsu, diapun begitu. Dicoba lagi malah ngerasa aneh, jadi kami memutuskan hanya bersahabat baik" ucap Nae yang direspon anggukan oleh Ninew.

"Kamu tidurlah. Aku juga akan tidur. Besok kita liat gimana sikap Batz" ucap Ninew
"Baiklah. Makasi, Nin" ucap Nae
"Iya" ucap Ninew

Di kamar Nae.
"Apapun nanti kedepannya, aku berharap kamu dapat bahagia dan semoga hangatmu bisa seperti dulu, Batz" ucap Nae sebelum akhirnya tertidur.

The ChoiceWhere stories live. Discover now