Aura Tersendiri

1.5K 59 16
                                    

Di kamar Batz.
"Maksudmu apa, Pie?" tanya Batz yang sudah menjadikan lengan kanannya sebagai bantal untuk Aom. Aom yang sedang memainkan hp nya langsung menatap Batz.
"Maksudmu?" tanya Aom
"Aku sangat mengenalmu" ucap Batz lembut
"Aku lihat dia mulai ada rasa padamu" ucap Aom tersenyum
"Tapi aku tidak" ucap Batz kesal
"Bisa dicoba, sayang" ucap Aom memainkan jarinya di wajah Batz
"Berikan aku alasan yang jelas mengapa aku harus melakukannya? Di sudah banyak pilihan untuk hidupnya. Kita udah saling memilih. Buat apalagi?" tanya Batz kesal tetapi tidak meninggikan nada bicaranya
"Aku tidak selamanya di sisimu. Saat itu, aku harap ada orang lain di sisimu" ucap Aom mencium pipi Batz
"Udah ada orang lain yang kamu sayangi?" tanya Batz
Aom hanya tersenyum.
"Lihatkan? Jangan paksa aku, sayang. Dan berhenti membuatnya jatuh cinta padaku" ucap Batz memelas menatap Aom. Aom menghela napas dan menaruh wajahnya di leher Batz.
"Aku lelah" ucap Aom dan memeluk Batz.
"Maafkan aku" ucap Batz mencium rambut Aom.
"Tidur yuk. Besok kan kita kerja" ucap Aom tetap pada posisinya.
"Maafkan aku" ucap Batz dengan suara bergetar. Aom tahu Batz menahan tangisnya. Aom mencium bibir Batz dan menatap mata Batz.
"Aku juga minta maaf. Sudah ya, jangan dibahas. Sekarang kita tidur" ucap Aom. Batz mengangguk dan memeluk Aom.

Keesokan harinya, mereka mulai bekerja seperti biasa.

Seminggu kemudian.
"Pie.. Kamu dimana?" tanya Batz khawatir via telpon.
Saat ini Batz di tempat kerja Aom, datang untuk menjemput Aom pulang.
"Di rumahmu. Kenapa?" tanya Aom santai
"Di rumahku? Ngapain?" tanya Batz heran
"Lagi masak. Udah dulu ya, sayang. Aku tunggu di rumah. Jangan ngebut" ucap Aom memutuskan sambungannya.
"Hah?? Dalam rangka apa?" ucap Batz bingung dan mulai menjalankan mobilnya menuju rumahnya.

Sesampainya di rumah.
"Pie.." panggil Batz memasuki rumahnya
"Di dapur, cake" teriak Aom
Batz berjalan ke dapur dan mendapati Aom sedang sibuk memasak.
"So sexy" gumam Batz pelan. Saat ini Aom menggunakan tanktop hitam dan kemeja flanel kotak merah hitam, jins hitam dan sendal rumah putih milik Batz. Rambut Aom diikat kuda dan membiarkan sedikit rambut di samping telinga terjuntai. Ia bergerak lincah memotong, memasukan bumbu dan menyiapkannya. Batz hanya memperhatikan dengan seksama sambil tersenyum.

"Aku tahu aku cantik. Tapi sudahlah, aku sedang sangat sibuk. Kamu mandilah" ucap Aom tetap sibuk dengan masakannya
"Buat siapa?" tanya Batz
"Nanti juga kamu tahu. Mandi sana!" perintah Aom
"Iya.. Iya" ucap Batz nurut

Saat Batz mandi, Nae pulang.
"Aom.. Kamu ngapain?" Tanya Nae
"Jual kacang" ucap Aom asal
"Hahahaha bukan gitu. Maksudku, dalam rangka apa?" Tanya Nae ingin membantu
"Kamu mandilah. Aku udah mau selesai. Ga usah dibantu. Nanti juga tahu" ucap Aom tanpa menatap Nae
"Baiklah" ucap Nae nurut dan langsung masuk kamar.

Usai masak, Aom masuk kamar Batz untuk mandi.
"Udah masaknya?" Tanya Batz yang baru selesai mengenakan pakaiannya.
Aom mengangguk dan masuk ke kamar mandi.
Batz menunggu Aom di pinggir kasur sambil memainkan hp nya.

Usai Aom mandi, mereka turun dan sudah ada Nae di ruang tengah.
"Hai, Nae" ucap Aom yang langsung duduk di samping Nae
"Hai, Aom" ucap Nae tersenyum.
Sementara Batz duduk di karpet di bawah Aom dan Aom mengelus pucuk kepala Batz. AomNae asik berbincang sementara Batz asik menonton tv.

20 menit kemudian.
*ceklek*
"Mamah.." Ucap Batz melihat Mamahnya membuka pintu
"Batz.." Ucap Mamah tersenyum
Batz berdiri dan langsung memeluk Mamahnya. Batz menciumi pipi dan pundak Mamahnya. Batz menangis bahagia.
"Hih.. Cengeng. Ga malu sama para wanitamu?" Tanya Mamah. AomNae tersenyum melihat kelakuan Batz.
Batz mengusap air matanya dan berbalik menatap Aom yang sedang tersenyum.

"Nae.." Ucap Mamah tersenyum menatap Nae dan merentangkan tangannya untuk memeluk Nae. Nae mendekat dan memeluk Mamah.
"Apa kabar, Mah" tanya Nae dipelukan Mamah
"Baik. Kamu gimana?" Tanya Mamah
"Baik juga, Mah" ucap Nae melepaskan pelukannya.

The ChoiceWhere stories live. Discover now