Detik Akhir

1.2K 62 17
                                    

Delapan tahun kemudian.

"Pie.. Sayang.. Kamu dimana?" tanya Batz
"Dibelakang. Sama Bunda" teriak Pie

Batz berjalan menghampiri Pie, mengusap kepala Pie dan duduk disampingnya.
"Kamu lagi apa?" tanya Batz
"Lagi ngasi liat nilaiku ke Bunda. Aku dapat nilai sempurna" ucap Pie dengan senyum sumringahnya.
"Loh, kok ngasi tau Bunda dulu baru Mamah?" tanya Batz
"Iya doooong. Bunda kan segalanya buat kita" ucap Pie tersenyum manis. Batz mencium pucuk kepala Pie dan tersenyum.

Flashback delapan tahun yang lalu.

"Menurutmu, Mean gimana orangnya?" tanya Batz ke Aom. Saat ini mereka sedang makan siang bersama. Tiga bulan setelah malam itu.
"Baik. Kurasa Mean juga ngasi lampu hijau ke Nae" ucap Aom menyuapi Batz. Batz mengangguk.
"Baguslah. Jadi ga ngerasa kesepian lagi" ucap Batz.
"Iya. Kamu semalem gimana sama Papah? Maaf aku ga bisa nemenin kamu. Masi sakit?" tanya Aom menyentuh pipi Batz yang lebam namun tertutup rambutnya.

"Ga. Kan tadi pagi udah kamu obatin. Ya seperti biasa, bipolar kan emang gitu. Tapi ini biasa, cuma ditinju kan biasanya lebih parah" ucap Batz
"Kamu ga ngehindar?" tanya Aom
"Telat. Makanya kena ujungnya. Sisanya aku ngehindar kok. Bahkan beliau nendang aku yang berakhir dengan nendang meja karna aku ngehindar" ucap Batz
"Ada apa?" tanya Aom mencium pipi Batz yang lebam
"Biasa.. Dia keilangan proyek kecil cuma abis debat sama Mamah soal pernikahanku. Gitu deh. Aku kena imbasnya lagi" ucap Batz menjelaskan
"Kamu sekarang udah biasa aja ya. Udah bisa ngontrol emosi" ucap Aom mengelus pipi Batz
"Ini kan juga berkat kamu. Emang jangan dipikirin. Jalanin aja. Kalo aku kebawa emosi ya Papah makin jadi" ucap Batz. Lagi-lagi Aom mencium pipi Batz.
"Terus gimana?" tanya Aom
"Seperti biasa, udahnya beliau nangis, meluk dan minta maaf" ucap Batz
"Jangan tinggalin Papah, dia cuma punya kamu. Cukup Mamah aja yang ngejauh" ucap Aom
"Iya. Tapi aku juga seneng sih Mamah ngejauh. Kalo Mamah masi sama Papah, ga kebayang deh sekarang gimana. Karna Papah pasti tiap hari nyiksa Mamah" ucap Batz memeluk Aom dan menaruh wajahnya di leher Aom.
"Sudah ya. Kan itu ga terjadi. Untuk ulang tahunmu, kamu mau kado apa?" tanya Aom
"Seperti biasa. Hanya denganmu" ucap Batz menatap mata Aom. Aom mengangguk.

Dua bulan kemudian.

Aom selalu menginap saat malam ulang tahun Batz. Karna Batz ingin Aom lah yang mengucapkan pertama. Dan Aom selalu menuruti kemauan Batz yang ini.

Jauh hari, Aom sudah menyiapkan segalanya untuk ulang tahun Batz.
Saat Batz pulang kerja dan menjemput Aom, Aom langsung menyambutnya. Nae sedang menginap di rumah Darin, sehingga malam ini hanya akan ada Aom dan Batz. Aom mengajak Batz makan malam dan ke pasar malam. Hanya untuk menunggu waktu larut. Saat larut, Aom baru mengajak Batz pulang.

Saat sampai di rumah Batz, Batz membuka pintu rumahnya, didapati lampu yang padam dan balon biru berjajar di sepanjang jalan menuju tangga. Di tiap balon, terdapat masing-masing huruf menyusun kalimat 'happy birthday my cake, phichyaphakh batz'. Batz menatap Aom yang sudah tersenyum di belakangnya.

Batz melanjutkan perjalanannya ke tangga yang sudah dihiasi led dan poto mereka yang tergantung di sela-sela led warna-warni. Batz berjalan dan memperhatikan semua poto. Ternyata poto itu menjelaskan perjalanan mereka sampai yang terakhir itu poto hari ini saat mereka makan siang. Batz menutup mulutnya terharu.

Batz melanjutkan jalannya menuju ke kamar. Batz membuka pintu dan Batz kembali dibuat terkejut dengan kejutan selanjutnya. Terdapat karpet biru dengan gambar kueh pie di tengah ruangan. Diatasnya terdapat kue pie dengan lilin yang belum dihidupkan, boneka berbentuk kue pie, scrapbook handmade buatan Aom, dua gelas kosong dan satu botol wine. lalu ada mawar biru yang dibentuk hati mengelilingi karpet tersebut. Di luar karpet terdapat lilin aromaterapi membentuk tulisan 'hbd cake' dan didinding sudah terdapat video yang siap tayang.

The ChoiceDonde viven las historias. Descúbrelo ahora