Lost Control

1.7K 67 23
                                    

Tiga hari kemudian. Di bandara.
"Mamah pulang ya. Kalian yang akur. Batz, jaga yang baik istri-istrimu ini" ucap Mamah menggoda Batz
Batz yang sedang merangkul pinggang Aom hanya tersenyum.
"Safe flight, Mah. Sering-seringlah kesini. Nanti aku masakin terus" ucap Aom sambil tersenyum
"Iya, sayang. Mamah pasti bakal kangen banget sama masakanmu" ucap Mamah
Lalu Mamah cipika-cipiki dengan AomBatzNae.
"Tuh tangan posesif amat" celetuk Mamah menunjuk tangan Batz yang sedang melingkar di pinggang Aom dengan matanya
"Harus, Mah. Lengah dikit bisa ilang" ucap Batz santai dan sukses mendapatkan cubitan dari Aom di perutnya yang membuat Batz meringis.
"Mamah pergi ya. Jaga kesehatan kalian semua" ucap Mamah dan dibalas anggukan oleh mereka semua.

Lalu mereka berangkat ke kantor masing-masing.

Di kantor Nae.
"Udah pulang?" tanya Darin yang sudah di ruangan Nae
"Iya. Tadi pagi" jawab Nae asik dengan laptopnya
"Sama Aom juga?" tanya Darin masih menatap Nae
"Iya. Kan Aom menantu kesayangannya" ucap Nae acuh
"Kenapa selalu Aom sih?" ucap Darin kesal
"Kenapa kamu segitu gak sukanya sama Aom sih?" ucap Nae yang kini menatap Darin
"Kamu gatau dia, Rene" ucap Darin
"Gatau yang gimana? Coba kasih tau aku. Apa yang aku gatau?" tanya Nae melembut
"Sudahlah" ucap Darin
"Kamu selalu seperti ini. Saat aku tanya, kamu enggan jawab. Saat aku membela, kamu keukeuh membencinya" ucap Nae yang berduri dan memegang lengan Darin
"Aku tidak suka kamu dekat dengannya" ucap Darin melembut dan membalik badannya
"Kenapa?" tanya Nae menatap mata Darin. Darin menghela napas.
"Aku mau keluar" ucap Darin mencium pipi Nae. Nae menghela napas dan mengangguk.

Di tempat kerja Aom.
"Ada apa?" tanya Aom
"Kenapa masih ngedeketin Nae?" tanya Darin
Ya, Darin datang menemui Aom.
"Kamu kesini membayarku hanya ingin membahas ini hampir tiap hari?" ucap Aom mengerjab tak percaya
"Sudah aku peringatkan sejak awal, Aom Sushar. Jauhi dia" ucap Darin tegas dan datar
"Aku tidak ada urusan denganmu" ucap Aom santai
"Yang berhubungan dengan Nae jelas jadi urusanku" ucap Darin meminum minumannya
"Mengapa tidak kamu urus hatimu untuk Nae? Lepaskan dia. Dia berhak bahagia" ucap Aom menghenmbuskan rokoknya
"Bersama denganmu maksudnya? Kamu aja ga lepas dari Batz" ucap Darin mengambil rokok Aom dan menghisapnya
"Bersama pilihan hatinya" ucap Aom mengambil rokok lain dan menghidupkannya

"Ninew? Ah.. Kalian sama saja. Jangan racuni dia dengan dunia hitam kalian" ucap Darin
"Dunianya ga hitam. Kamu yang terlalu silau dengan dunia putihmu. Kalau memang dunia dia hitam, dia selalu sukses memberikan banyak warna bagi dunia orang lain. Sementata dirimu, warna apa yang sudah kamu berikan pada orang lain? Bahkan pada orang yang mencintaimu saja, kamu memberikan abu" ucap Batz panjang menjawab pernyataan Darin
"Cake.."
"Hahahaha radarmu selalu kuat apabila berhubungan dengan istri tua mu ini" ucap Darin mengejek

"Apa maumu?" tanya Batz yang sudah duduk di samping Aom
"Jauhi Nae. Terutama Ninew" ucap Darin tegas
"Apa urusan lo nyuruh gw jauhin Nae?" tanya Ninew berdiri di depan mereka.

"Karena gw tau lo cuma manfaatin dia!" bentak Darin
"Manfaatin? Ga salah? Bagian mana yang disebut manfaatin?" tanya Ninew balik
"Gw gatau kehidupan lo berdua. Tapi kenapa lo harus maenin perasaan orang hanya demi uang?" teriak Darin
"Lo inget prinsip barter? Gw kasi perhatian, dia kasi materi. Just it!" ucap Ninew santai
"Ga seharusnya lo baperin dia, bitch!" teriak Darin yang sudah berdiri dan menunjuk wajah Ninew
"Terus lo disebut apa? Gw tau lo straight se-straightnya. Tapi lo juga baperin dia kan? Gw kasian sama lo. Sebenernya yang kesepian itu, Nae apa lo? Sampe lo selalu ga suka Nae deket sama orang laen tapi lo ga bisa bales perasaan dia. Gw cuma ngasi apa yang ga bisa lo kasi!" balas Ninew dengan teriak

"Lepasin dia, Darin" ucap Aom santai
"Heh! Buat lo ya, Aom Sushar! Semua orang memuji lo! Lo bak bidadari, selalu menjadi pusat dimanapun lo menapak, tapi apa yang udah lo lakuin sama sepupu kesayangan lo? Kenapa lo diem aja dengan semua kelakuan Ninew ke Nae? Hah? Kenapa?!" bentak Darin menatap Aom dengan amarah
"Hentikan!" ucap Batz dingin
"Kenapa? Lo juga nikmatin kan materi yang dikasih sama sepupu kesayangan lo ini?!" ucap  Darin masih dengan membentak. Aom yang diajak bicara hanya diam mendengarkan.
"Hentikan!" ucap Batz masih dingin
"Kenapa lo diem aja? Lo ga ngelepas Batz karna lo tau dia pewaris perusahaan ternama kan?!" ucap Darin makin berapi-api

*prang*
---hening---
Batz membanting botol minuman beralkohol kemeja sehinga pecah setengah dan bagian runcingnya ditodongkan ke arah leher Darin.
Semua yang ada disana tercekat dan menahan napas.

"Gw udah bilang hentikan daritadi. Lo ga denger?!" bentak Batz menggelegar di ruangan itu dengan tetap menodongkan pecahan botol ke leher Darin. Nyali Darin kontan menciut bahkan menguap.
"Cake.." ucap Batz menggenggam tangan Batz
"Gw udah peringatin lo buat ga usik Aom. Gw udah peringatin lo hati-hati kalo nyari masalah sama gw. Lo harusnya berterima kasih sama Aom karna gw ga ngebunuh lo saat lo berusaha ngeracunin dia, sampah!" bentak Batz yang tidak menurunkan tangannya. Darin diam memejamkan matanya

"Buka mata lo!" ucap Batz dingin. Darin membuka matanya dan menatap mata Batz yang seperti ingin membunuhnya.
"Urusan lo cuma sama Ninew. Sepupu Aom. Ga ada urusan sama Aom, bajingan!" ucap Batz makin kalut.

Aom memeluk tubuh Batz.
"Sayang..." ucap Aom menaruh wajahnya di dada Batz. Tapi emosi Batz belum reda.

"Harusnya gw emang bunuh lo dari awal!" ucap Batz datar namun dingin mematikan.

Aom tercekat mendengar ucapan Batz. Aom menarik wajah Batz menghadapnya. Dia usap wajah Batz yang penuh amarah. Aom menangis. Batz segera sadar saat melihat air mata Aom. Batz membuang pecahan botol, menghapus air mata Aom dan menarik Aom ke dalam pelukannya dengan erat.
"Pie.. Maafkan aku" ucap Batz mengusap rambut Aom dengan cepat.
"Jangan seperti itu lagi. Kamu membuatku takut" ucap Aom. Batz mengangguk cepat dan mengajak Aom duduk.
"Duduk lo! Urusan kita belum selesai" ucap Batz datar menatap Darin. Darin langsung duduk di sebrang mereka bersama Ninew tanpa menunggu kalimat selanjutnya.

"Cake.." ucap Aom masih terisak di pelukan Batz.
"Maafkan aku, Pie. Sungguh maafkan aku" ucap Batz melembut. Aom hanya mengangguk di pelukan Batz. Batz berkali-kali menciumi rambut Aom.

15 menit kemudian.
"Bentar, sayang, ada telpon" ucap Batz mengambil hp nya di saku blazer putihnya. Aom mengangguk mengiyakan.

Via telpon.
"Ya.. Pending semua meeting hari ini. Saya ga bisa balik ke kantor Air. Ada urusan keluarga penting. Re-schedule esok hari. Oke. Kabari aku nanti malam. Ya. Thank you" ucap Batz dan memasukan kembali hp nya ke saku blazernya.

"Pie.." ucap Batz melihat wajah Aom. Aom tersenyum menandakan dia baik-baik saja.

Tatapan dan ucapan Batz yang menenangkan kembali dingin saat menatap DarinNinew.
"Kalau bukan karna Aom, gw udah lama ngebunuh kalian. Persetan dengan hukum! dengan kekuasaan yang gw punya, gw ga bakal nyentuh yang namanya penjara meski gw ngebunuh kalian. Tapi Aom selalu ngehalangin gw ngelakuin itu. Bajingan kaya kalian ga seharusnya dapet perlindungan dari Aom. Demi lo, Ninew. Aom rela ngalah di semuanya dengan Nae. Dia ngerasa bersalah atas apa yang lo lakuin ke Nae. Dia yang nahan semua kesenangannya demi kesenangan Nae! Ngerti ga lo? Bahkan hanya untuk hal baju pilihan aja Aom harus ngalah. Lo tau itu?? Tapi dia ga pernah ngerasa gitu. Dia ngerasa ngelindungin Nae sebagai adiknya. Boleh sekarang gw bilang dia memang bidadari??" ucap Batz datar menatap DarinNinew bergantian
"Cake.." ucap Aom menggenggam tangan Batz. Batz hanya mengeratkan genggaman mereka tanpa melepas tatapannya pada DarinNinew

"Dan lo Dearr Darin kecintaannya Naenae Suthatta, lo harus tarik semua kata-kata lo tentang Aom. Aom ga pernah make uang Nae maupun gw sepeserpun. Soal gw, dia ga pernah minta apapun. Gw yang selalu tiba-tiba dan maksa dia manfaatin materi gw. Dan asal lo tau, gw yang ga ngelepas dia, bukan dia! Gw ga paham kenapa lo sampe mikir picik dengan mau ngeracunin Aom, ngebayar orang buat nabrak Aom, manfaatin pengusaha bodoh buat perkosa Aom. Gw gatau otak lo ada dimana. Tapi apa lo tau balasan Aom ke lo? Dia nutupin semuanya dari Nae bahkan dari gw. Sampe gw tau sendiri dari pengawal gw kalo lo biangnya. Lo tau apa yang dia omongin ke Nae tentang lo? Dia terus ngedukung Nae mertahanin lo kalo lo ternyata ngasih pilihan bertahan sampe akhirnya antara lo dan Nae ada yang akan melepas. Aom yang selalu lo benci ini selalu memuji lo di depan Nae, dia selalu ngedukung Nae tentang perasaannya terhadap lo. Dia selalu jadi kakak terbaik bagi sahabat kesayangan lo. Bahkan dia membela lo di depan Ninew! Bukan sekali dua kali Ninew kena tamparan Aom karna perdebatan Nae. Bahkan saat Ninew membicarakan Nae dan lo, Aom tetap membela lo! Dan buat lo, Ninew! Lo tau kalo lo selalu dilindungin Aom di depan Darin? Semua yang Aom dapat itu seharusnya buat lo, bukan dia! Tapi dia rela dia yang nanggung cuma untuk ngelindungin lo! Aom mungkin nampar dan ngedorong lo tapi itu ya di depan lo. Di depan Darin, dia selalu ngebela lo. Dia ngerasa cuma lo keluarga yang dia punya. Tapi apa balasan lo? Ga salah kan kalo gw pengen ngebunuh kalian berdua, bangsat?!" teriak Batz menatap tajam DarinNinew.

DarinNinew menahan napas tercekat atas penjelasan Batz. Mereka seperti lupa cara bernapas. Sementara tangan Batz sibuk mengelus rambut Aom yang sedang menaruh wajahnya di leher Batz.

The ChoiceWhere stories live. Discover now