Ikhlas

1.4K 69 6
                                    

Satu tahun sudah semenjak kepergian Aom. Akhirnya Batz sudah bisa menerima kenyataan kalau Aom telah tiada.

Tepat hari ini, hari ulang tahun Batz. Batz kembali menangis mengingat betapa bahagianya ia tahun kemarin. Masih terekam dengan jelas tiap detiknya menjelang detik ulang tahunnya dimana Aom memberi kejutan sangat manis, kado sangat indah, malam yang panas dan sehari penuh yang sangat mengesankan.

Di malam ini, di tahun kemarin, ia dan Aom saling menyerahkan sesuatu yang sangat berharga bagi hidup mereka. Batz tidak pernah menyesal akan hal itu. Dan kalaupun nantinya ada yang bersamanya, Batz akan jujur kalau nanti ia bukanlah yang pertama.

Malam ini, ia kembali membuka kado sepeninggalan Aom. Batz tersenyum bahagia mengingatnya namun ia kembali menangis saat melihat video mereka.
"Hah.. Bagaimana aku bisa bahagia, Pie. Kalau nyatanya kamulah bahagiaku" ucap Batz lemah.

Lalu Batz mengambil amplop coklat pemberian Aom yang terakhir. Amplop tersebut belum pernah ia sentuh semenjak Aom meninggal. Setahun lamanya sudah ia membiarkan amplop tersebut di mejanya.

Batz mulai menyentuh amplop tersebut dan kembali terbayang bagaimana Aom hampir menghabiskan napas terakhirnya di pangkuannya. Masih terasa jelas ciuman terkahirnya dengan Aom yang terasa sangat dingin, tatapan Aom yang sangat sendu serta senyum Aom yang sangat bahagia. Batz menghela napas mengingatnya.

Satu bulan sebelum hari itu, Batz mempunyai firasat buruk tentang mereka. Firasat yang selalu ia tepis dan acuhkan. Namun semakin terpatri karna mimpi yang sama yang selalu menghantuinya.

Dalam mimpi tersebut, Batz menghabiskan waktunya bersama Aom di taman hiburan. Menikmati waktu seperti kebiasaan mereka. Namun saat ciuman mereka di bianglala saat senja, ciuman itu terasa dingin. Usai bermain bianglala, Batz duduk bersama Aom di suatu tempat, Aom tersenyum sangat bahagia dan berkata, "cake.. Jaga dirimu baik-baik. Kamu harus bahagia, dengan atau tanpaku. Aku selalu dihatimu, kamu selalu dihatiku, jangan ragukan itu". Usai mengatakan itu, Aom mengajak Batz pulang. Namun saat di tempat yang Batz tidak tahu itu dimana, Aom kembali mencium Batz, dingin, dan melepas genggaman tangan mereka. Aom kembali tersenyum sangat bahagia dan berkata, "aku pulang dulu ya, sayang". Setelah itu Aom menghilang dari pandangan Batz dan Batz bangun dari tidurnya.

Mimpi itu terus datang hingga hari ulang tahun Batz. Dan selalu berakhir dengan Batz yang bangun, melamun dan menangis dalam diam. Batz yakin itu pertanda yang sangat jelas, mengingat ia sering memergoki Aom dengan wajah yang pucat dan tubuh yang lemas. Namun semua ia tepis. Ia hanya ingin bersama Aom bagaimanapun akhirnya.

Sampai akhirnya semua mimpi dan firasat Batz terjawab. Meski sudah sangat jelas jawabannya, Batz tetap tidak bisa menerima kenyataannya.

Apakah Batz tidak pernah bermimpi setelah Aom pergi? Tidak! Jelas bermimpi. Hampir setiap hari. Bahkan di malam Aom pergi, Aom langsung datang ke mimpi Batz. Kalimat yang selalu terucap oleh Aom di semua mimpi Batz adalah, "cake.. Jaga dirimu baik-baik. Kamu harus bahagia, dengan atau tanpaku. Aku selalu dihatimu, kamu selalu dihatiku, jangan ragukan itu". Namun Batz masih belum mengikhlaskannya sampai Batz bermimpi tadi malam.

Semalam, ia bermimpi Aom kembali datang dan mengajaknya duduk bersama di tempat kenangan mereka. Aom tersenyum sangat bahagia dengan tangan saling menggenggam. Aom berkata, "cake.. Ikhlaskan aku. Jangan kasihani yang tiada, kasihi mereka yang masih ada. Kamu harus bahagia, sayang. Itu membantuku disini bahagia. Kamu tahukan sedihmu pesakitanku? Kumohon, bahagialah. Aku hanya milikmu, kamu juga milikku, itu tidak terganti, sayang. Kamu harus melanjutkan hidupmu dengan baik, dengan atau tanpaku. Kamu harus bahagia. Aku akan selalu dihatimu, bersamamu". Setelah itu mereka hanya saling lempar senyum dan Aom meminta ijin untuk pulang. Dan pertama kali di mimpinya, Batz melepas genggaman Aom dengan anggukan dan senyuman yang dibalas senyuman bahagia oleh Aom. Dan pertama kalinya Batz bangun dengan tersenyum setelah mimpinya bersama Aom.
"Aku mencintaimu, Pie" ucap Batz saat bangun tidur.

Dan disinilah Batz sekarang. Memandangi amplop coklat di depannya dengan senyuman saat mengingat mimpinya.
"Maafkan aku yang sudah cukup lama membuatmu sakit karena sedihku. Aku mengikhlaskanmu, sayang. Ya, kamu benar, kamu hanya milikku dan sebaliknya. Meski ragamu tidak disampingku, aku selalu merasa bersamamu karna hanya kamu dihatiku. Sekalipun nanti ada yang lain, aku pastikan tidak akan menggantikan posisimu. Aku sangat mencintaimu, Aom Sushar. Terima kasih atas hidupmu" ucap Batz yang ia rekam sebelum membuka amplop tersebut.

Lalu dengan senyuman dan helaan napas, Batz membuka amplop coklat di depannya. Terlihat sangat jelas tulisan tangan Aom. Batz tersenyum dan mulai membacanya dengan seksama.

"Hai, cake.. Bagaimana keadaanmu? Kalau kamu membaca ini, berarti aku sudah tidak disampingmu ya. Aku tahu, pasti kamu baca ini setelah cukup lama sepeninggalanku. Berapa lama, sayang? Hahaha kamu ini melow banget ternyata. Maafkan aku yang pergi meninggalkanmu duluan ya, sayang. Jangan tangisi aku lagi. Aku sudah bahagia disini. Aku tidak perlu menahan sakit lagi. Ikhlaskan aku ya, sayang.
Aku ingat pertama kali kenal kamu. Kamu dingin banget jadi orang. Tapi itu justru menarik bagiku. Dan aku jatuh cinta padamu. Ya, sayang, aku mancintaimu jauh sebelum kamu mencintaiku.
Aku terkadang heran, mengapa aku bisa jatuh cinta pada orang pendiam, dingin, misterius dan tidak peduli dengan sekitar sepertimu. Mengapa aku bisa bertahan dengan orang yang hemat kata dan acuh sepertimu. Hahaha tapi aku tidak pernah menyesal karna hatiku memilihmu. Kamulah pencetus bahagiaku, sayang. Bersamamu, aku merasakan kehangatan yang tidak pernah aku dapatkan sebelumnya. Bersamamu, selalu ada obrolan sepanjang waktu. Bersamamu, aku tidak pernah merasa hampa. Bersamamu, aku merasakan hidup, sayang. Terima kasih telah hidup bersamaku.
Cake.. Aku sangat mencintaimu. Aku bahagia bersamamu. Sebelum aku pergi, aku sudah bertekad akan memberikan hidupku di hari ulang tahunmu. Aku hanya ingin kamu yang memilikiku seutuhnya.
Cake.. Kumohon ikhlaskan aku. Kamu harus bahagia, sayang. Itu membantuku disini bahagia. Kamu tahukan sedihmu pesakitanku? Kumohon, bahagialah. Aku hanya milikmu, kamu juga milikku, itu tidak terganti, sayang. Kamu harus melanjutkan hidupmu dengan baik, dengan atau tanpaku. Kamu harus bahagia. Aku akan selalu dihatimu, bersamamu. Jangan kasihani yang tiada, sayang, kasihi mereka yang masih ada. Percayalah, kita akan tetap selalu bersama. Aku sangat mencintaimu, jangan ragukan itu.
Cake.. Aku tidak memaksamu untuk jatuh cinta lagi, setidaknya bukalah hatimu. Sebar kehangatanmu, sayang. Aku yakin kamu tidak bisa menggantikan posisiku dengan siapapun tapi tidak ada salahnya kamu buka hatimu untuk di posisi lain. Kamu harus bahagia. Berjanjilah padaku. Biarkan aku bahagia disini saat melihatmu bahagia.
Oh ya, salam ya buat Nae, Darin, Ninew, Mean, Mamah, Papah, Paman, Bibi, dan semua keluargamu ya, sayang. Katakan aku sangat menyayangi mereka. Oh ya, buat Jason dan bos juga. Tolong ikhlaskan aku dan kalian semua harus bahagia. Terima kasih sudah menjadikan aku keluarga. Terima kasih sudah menjadikan aku menantu di keluargamu. Terima kasih atas semuanya dan maafkan aku tidak bisa berpamitan kepada semua. Maafkan atas semua khilaf yang pernah terjadi.
Aku juga minta maaf ya, sayang karena tidak memberitahumu tentang penyakitku. Selain aku tidak mau kamu khawatir, aku juga ingin menghabiskan waktuku bersamamu dengan membuat kenangan indah. Aku pernah mencoba menunjukkan sakitku kepadamu, seperti dugaanku, kamu akan sangat overprotektif. Aku hanya diperbolehkan main hp dikasurmu. Dan itu dibawah pengawasanmu. Aku gamau kalo kamu tahu penyakitku, aku hanya akan di dalam rumah. Aku mau menghabiskan waktu bersamamu dan mengabadikannya dalam kenangan indah di luar rumah. Menikmati keindahan alam bersama orang yang kucintai di akhir hidupku. Senja. Bianglala. Ciuman. Ah.. Kenangan yang sangat indah. Maafkan aku, sayang. Aku suka protektif dan posesifnya kamu, aku merasa sangat terlindungi. Terimakasih atas kasihmu disepanjang kisahku. Aku mencintaimu, sayang. Kamu harus bahagia. Bahagiamulah pencetus bahagiaku.
Cake.. Kita sudah saling memiliki. Bahagialah meski tanpa ragaku disampingmu karna aku akan selalu bersamamu, dihatimu.
From your love, Pie"

Batz menangis membacanya.
"Aku sudah mengikhlaskanmu, Pie. Maafkan aku terlalu lama melepasmu. Iya, sayang. Aku akan bahagia. Aku berjanji padamu. Kamu sangat mengenalku dengan baik, terbukti dengan surat terakhirmu. Aku juga sangat mencintaimu, sayang." ucap Batz mencium surat tersebut dan menyimpannya dengan rapih di nakas samping tempat tidurnya.

Batz turun dan berjalan ke belakang, ke makam Aom. Batz mengusap nisan tersebut, menciumnya dan tersenyum. Senyum bahagia yang tidak pernah terlihat semenjak kepergian Aom.

The ChoiceWhere stories live. Discover now