Abandoned Prince Story

5. Terungkapnya Rahasia Besar

🍀Song fict : Scar by BIOS🍀
🍀Ost Secret Garden🍀

"Ayo naik Hime.."

Hinata tercengang mendengar sang Kaisar besar Konoha memanggilnya dengan sebutan "Hime". Pasalnya sudah lama sekali sejak ia mendengar orang memanggilnya seperti itu.

Bukankah tidak ada orang yang tahu bahwa dulunya dia adalah seorang putri?

'Apa kaisar Namikaze tahu sesuatu..?'

"Kau kenapa sayang? Tidak mau naik? Kau tidak suka perjalanan dengan kereta ya? Kalau begitu kita bisa naik kuda dan-"

"Tidak Kaisar.., saya akan naik kereta ini.." jawab Hinata dengan cepat memotong ucapan sang kaisar.

Naruto dengan sigap membantu wanita pujaannya itu untuk naik kereta kuda yang akan segera membawa mereka ke Konoha.

Hinata duduk dengan agak menjauh dari sang kaisar. Entah kenapa keberadaan pria itu di dekatnya benar-benar membuatnya sangat tidak nyaman. Dan takut.

Kelereng lavendernya memadang keluar jendela kecil yang ada dalam kereta kuda yang mereka naiki.

Perasaannya benar-benar gelisah memikirkan sang putra. Bagaimana jika mereka memperlakukan putranya dengan tidak baik? Bagaimana jika para prajurit Kekaisaran Konoha membawa putra kesayangannya naik kereta budak? Bagaimana jika mereka mengikat dan memasung putranya?

'Boruto...'

"Kau tenang saja, Boruto tidak sedang diikat atau dipasung, dia akan naik kereta bersama Penasehat sekaligus Perdana Menteriku.." ujar Naruto yang seakan dapat membaca raut kekhawatiran dari sang wanita.

Hinata tersenyum lega. Putri kerajaan kuno Mangetsu itu benar-benar bersyukur mengetahui putranya tidak sedang disiksa sekarang.

Detik itu juga Hinata menyadari bahwa sang Kaisar Konoha benar-benar sudah sangat baik padanya dan putranya.

Tapi kenapa?

Batin wanita itu terus bertanya-tanya, jika memang kaisar melakukan ini karena tertarik padanya, bukankah dia tidak perlu memperlakukan putranya dengan mewah seperti ini?

Hinata sangat yakin ada alasan lain, tapi dia tidak tahu apa itu.

'Apa karena kekuatan yang dimiliki Boruto?'

Sementara itu sang Kaisar kini malah tenggelam dalam kegelisahannya sendiri. Tadinya tekadnya untuk mengakui segalanya pada Hinata sudah benar-benar bulat, tadinya ia sudah benar-benar siap.

Tapi mengapa sekarang ketakutan justru menghinggapinya?

'Bagaimana jika Hinata membenciku? Bagaimana jika Putraku itu tidak mau menerimaku? Bagaimana jika mereka memilih kembali pada Uchiha keparat itu? Aku bahkan sudah melihat kedekatan Boruto dengan Si brengsek Sasuke itu, apa aku benar-benar harus jujur pada Hinata sekarang?'