27. Tikus Prostitusi-1

2.9K 232 82
                                    


"Sarada, Ayah-“

Plak!

“Jangan sentuh aku!”

Sasuke terkejut dengan sikap putrinya. Baru saja gadis itu kembali ke istana dan tiba-tiba sikapnya jadi seperti ini Sasuke menatap marah pada putrinya itu, Sakura sendiri hanya bisa berdiam diri di belakang suaminya tanpa mengatakan apapun.

“Sikap macam apa ini Sarada Uchiha?!!”

“Cih, Uchiha, aku benci nama itu!”

Iris obsidian Sasuke membulat tak percaya dengan yang dikatakan putrinya. Benci? Apa maksudnya benci?

“Kau-“

“Uchiha, nama itu hanya menjauhkanku dari kebahagianku, menjauhkanku dari semua yang kusayangi, menjauhkanku dari Boruto...” ujarnya tak kuasa menahan air mata.

Deg!

Jantung Sasuke serasa hampir berhenti. Napasnya tercekat mendengar nama yang baru saja disebut putrinya tadi. Emerald Sakura pun juga menangkap keterkejutan di mata suaminya itu.

“A-apa tadi kau bilang...? Boruto? Boruto ada disini? Di-dimana dia? Kau bertemu dengannya? Bagaimana keadaannya? Apa dia makan dengan teratur? Dia rajin mandi kan? “ tanpa sadar Sasuke melontarkan banyak pertanyaan pada putrinya itu bahkan tanpa menarik napas sama sekali.

Tangan besarnya menggenggam erat bahu Sarada yang menatapnya dengan pandangan bingung ercampur kesal.

“Sebenarnya apa masalah ayah?! Kalau memang ayah sekhawatir itu padanya, kenapa ayah membiarkan dia pergi ke Konoha? Kenapa tidak menjemputnya kembali ke sini?! Katakan ayah! Katakan-“

“Ayah tidak bisa!!!” teriak Sasuke yang benar-benar tidak tahu harus menjawab apa lagi. Napasnya terengah-engah. Kepalanya serasa ingin meledak.

Ia sendiri juga tidak mengerti dengan keputusannya, kenapa ia tidak membawa kembali Boruto? Apa keinginannya untuk menghancurkan Konoha lebih besar dari rasa sayangnya pada Boruto?

“Ayah.., ayah punya alasan...”

Sarada menatap marah, ditepisnya tangan sang ayah yang tengah memegang bahunya.

“Kalau begitu simpan saja alasan itu untuk ayah sendiri! Aku tidak mau dengar!!” Sarada berlari menjauh dari ayah dan ibunya. Obsidian gadis itu kembali mengalirkan air mata. Sedih, kecewa dan marah, itulah yang saat ini ia rasakan.

Alasan? Alasan apa? Apa itu lebih penting dari Boruto?’

🍀🍀🍀🍀

Pagi itu berjalan seperti biasa bagi para prajurit elit muda Konoha. Mereka bangun pagi, mandi, sarapan, berdo'a dan latihan. Tidak ada yang istimewa,  meskipun hari pernikahan Kaisar dan selir barunya sudah dekat, itu semua karena Naruto sendiri yang memerintahkan Konohamaru agar Pernikahannya jangan sampai mengganggu anak-anak latihan, anggap saja mereka tidak tahu.

Konohamaru tersenyum senang. Semua muridnya tampak berlatuh dengan sungguh-sungguh.

Hampir semuanya.....

“Hey hey Shikadai, Inojin! Coba tebak siapa aku? Ekhem! Pengawal! Cepat bawakan sake! Malam ini aku mau tidur dengan istriku yang mana ya? Oy! Kubilang bawakan sake! Aku tidak suka memerintahmu dua kali! Bla bla bla! Mimi bla! Bla bla bla! Aku aku!”

Shikadai dan Inojin tak kuasa menahan tawa ketika Boruto mulai menirukan gaya Kaisar Namiaze Naruto dengan konyol. Ketiga bocah itu kemudian tertawa bersama sampai perut mereka terasa sakit.

Abandoned Prince StoryWhere stories live. Discover now