[Naruhina] slight [Boru-Sara-Sena] [Sasu-Saku]
Menjadi seorang mata-mata sekaligus musuh bagi Kerajaan milik ayahnya sendiri, Boruto harus menjalani kisah rumit penuh dilema antara menjalani kewajibannya, melindungi sang ibu dan juga mencari jati d...
Sasuke menoleh. Senyum tipis terukir dengan sendirinya di wajah tampannya kala melihat sang istri mendatanginya yang tengah duduk sendirian di taman istana.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Jangan khawatir.., mereka berdua pasti baik-baik saja..."
Sasuke tersentak mendengar ucapan Sakura barusan. Wanita bersurai merah muda itu bahkan menggenggam erat tangannya.
"Bagaimana kau-"
"Tahu? Aku istrimu Sasuke-kun.., kita sudah menikah bertahun-tahun, aku tahu kalau kau mengkhawatirkan Boruto dan Hinata..,mereka berdua kan sangat berharga bagimu..." ujar Sakura sambil tersenyum lembut pada sang suami.
Sasuke tersenyum, senyum tipis yang mengandung banyak makna. Pria Uchiha itu pun kemudian menyandarkan kepalanya di bahu mungil istri merah mudanya itu.
"Kau wanita yang berhati besar Sakura.., kau pantas mendapatkan pria yang lebih baik daripada aku, yang bisa mencintaimu dengan segenap jiwa raganya..."
Emerald Sakura membulat. Ia sungguh tidak menyangka jika suaminya, Kaisar Sasuke Uchiha bisa berkata seperti itu.
Manis dan romantis.
"Aku sudah menemukannya."
Deg!
Jantung Sasuke berpacu kencang setelah mendengar kalimat yang dilontarkan Sakura barusan. Jujur saja, dadanya terasa sangat sesak, rasanya sangat sulit hanya untuk sekedar bernapas.
Dan jangan lupakan sensasi nyeri di dada kirinya yang sekarang terasa berdenyut-denyut. Sekarang ia jadi bingung dengan perasaannya sendiri. Semua begitu campur aduk dan rumit. Rasanya ia sangat ingin menjadi egois dan tidak ingin membiarkan Sakura pergi darinya.
Aneh! Bukankah dia tadi baru saja mengatakan kalau Sakura pantas bersama pria yang lebih baik?
"Kau.., kau sudah menemukan.., si-siapa-"
"Pria itu ada disini." Manik onyx Sasuke membulat tatkala jari telunjuk Sakura yang lentik menyentuh dadanya.
"Aku? Tapi Sakura-"
"Tidak apa-apa Sasuke-kun.., aku tahu perasaanmu pada Hinata.., dan aku akan menunggumu.., walaupun itu akan memakan waktu seumur hidupku..."
Baru pertama kali ini Sasuke bisa tersenyum dengan begitu lepas. Penuh kelegaan dan rasa ringan yang mengangkat hatinya yang gundah dan resah.
Memang benar kata orang-orang. Keturunan klan Haruno memang ahlinya dalam menyembuhkan.
Terutama Sakura, istrinya ini selalu punya cara untuk membuatnya merasa tenang.
