26. Belati dan Perpisahan

2.7K 232 45
                                    

🍀Song fict : No Matter Where You Are🍀
🍀Mikasa's Character Song, Shingeki no Kyojin🍀


“I-ini..., tidak mungkin....” ujar sang putri Uchiha tak percaya. Saking terkejutnya kaki milik gadis manis itu sampai lemas dan memaksanya berlutut.

Bocah rubah di belakangnya tertawa kecil melihat reaksi sang putri. Yah, anggap saja Boruto terlalu berlebihan dengan menggunakan kekuatan teleportasi nya, tapi mau bagaimana lagi? Jika mereka berjalan kaki akan makan waktu seharian dan sekarang sudah gelap, Boruto bisa dihukum sangat berat jika sudah sampai di Istana Konoha nanti.

Boruto sedikit membungkuk, kedua tangannya ia letakkan di bahu sang putri.

“Ya, kau benar sekali Putri sayang, kita sudah ada di depan gerbang barat daya kerajaan Uchiha, Hmm...baru dibangun ya? Aku terkejut wilayah ini sepi sekali, pasti prajurit penjaganya sedang istitahat atau minum-“

“Bagaimana? Katakan bagaimana kau melakukannya?!! Katakan!” teriak Sarada sambil menarik pakaian Boruto, tatapannya menunjukkan betapa terkejutnya dia.

Boruto jadi menyesal sudah menggunakan kekuatannya secara tiba-tiba seperti itu apalagi setelah ia kehilangan permata rubahnya, kekuatannya semakin melemah sekarang, begitu juga dengan tubuhnya.

“Hey..,jangan ketakutan begitu..., ini hanya sebagian kecil dari sihir bahagia Boruto Hyuga.., Yeeyy!!” ujarnya ceria. Sarada menatap bocah pirang itu dengan pandangan ‘ Demi pedang karatan kakekku aku sangat tidak percaya padamu.’

“Sihir bahagia? Hah! Omong kosong!” Boruto memiringkan kepalanya bingung dengan reaksi berlebihan Sarada.

Boruto tidak memgerti, sangat-sangat tidak mengerti. Kenapa Sarada jadi semarah ini? Apa ia sudah membuat kesalahan? Tapi apa? Ia merasa tidak melakukan apapun. Akhirnya Boruto putuskan untuk memecah ketegangan ini dengan tawa ringannya, mungkin sang putri hanya kelelahan.

“Ahahaha.., Tuan Putri kenapa jadi marah-marah? Kau pasti capek sekali ya? Kalau begitu langsung masuk saja, maaf aku tidak bisa mengantar sampai istana karena sekarang aku orang Konoha,bukan berarti aku tidak menghormat-“

“Hentikan itu!” ujar Sarada dingin.

“Hentikan? Hentikan apa?”

“Hentikan kepura-puraanmu, berhenti berpura-pura bahagia! Hentikan!” kali ini nada suara sang putri meninggi, sangat tinggi untuk ukuran tubuh sekecil tubuhnya tentunya.

Anehnya, setelah berteriak seperti itu Sarada malah menangis, menangis dengan suara cukup keras yang sama sekali bukan kebiasaan Sarada.

Boruto terkejut, kakinya refleks mundur satu langkah.

Berpura-pura bahagia? Jadi Sarada-hime berpikir kalau aku berpura-pura bahagia? Jadi itu alasannya kabur dan mencariku sampai ke Konoha? Ah..Souka? Dia hanya tidak tahu...’

Boruto menghela napas panjang, lagi-lagi bocah pirang itu tersenyum. Sarada memandang aneh pada sahabat kecilnya itu.

Apa cadangan senyumannya tidak pernah habis? Lagipula apa alasannya tersenyum?’

Abandoned Prince StoryWhere stories live. Discover now