23. Menggenggam Tanganmu-2

3.2K 260 50
                                    


“Bagaimana keadaanmu?”

“Hah! Tidak usah basa-basi, apa maumu datang kemari? Kau sudah bosan dengan wanita barumu? Kau mau bercinta denganku? Kalau itu alasannya, maaf ya, ini masih pagi dan aku sedang tidak ingin!”

Naruto memutar bola matanya bosan. Ini dia yang tidak ia sukai dari Shion. Naruto hanya mengucapkan satu kalimat, kenapa wanita itu harus menjawabnya dengan panjang lebar dan pedas seperti itu? Memang Shion tidak akan pernah bisa dibandingkan dengan Hinata.

Wanita bersurai pirang pucat itu sengaja memunggungi suaminya. Ia lebih memilih untuk menyisir rambut panjangnya dan hanya melihat wajah pria itu dari cermin.

‘Aku tahu kenapa kau datang ke sini Naruto dan aku tidak mau mendengar apa yang mau kau katakan.’

“Hah..., kau ini, tidak bisa diajak bicara baik-baik ya? Biar bagaimanapun aku ini masih suamimu, aku ke sini karena aku masih memandangmu, kau sadar akan posisimu bukan?”

“Ya, Kau Kaisar, aku permaisurimu, dan wanita jalang itu hanya dan hanya akan menjadi seorang selir, tidak lebih!!”

“Berhenti menyebut Hinata jalang Shion!! Dia bukan-“

“Ahaha, Yang Mulia Naruto Namikaze, kau sudah dibutakan oleh kecantikan ular betina itu, apa kau tidak lihat anak laki-lakinya yang penyakitan itu? Apa kau melihat dia punya ayah? Dan jika dilihat dari usia anaknya, wanita itu pasti sudah menjual dirinya sejak remaja-“

Set!

“ARGH!!”

“Kubilang Hentikan! Apa kau tuli? Apa aku harus berteriak di telingamu? Ini yang kau inginkan? Aku kasar padamu?”

Air mata mengalir dari iris violet Shion. Rasa sakit menjalarinya ketika sang suami dengan tega menarik rambutnya kasar, padahal sebelumnya Naruto sama sekali tidak pernah menyakitinya walaupun pria itu juga tidak pernah mengatakan cinta padanya, kenapa keadaan bisa berubah 180° seperti ini?

“Le-lepas! Kumohon...,”

“Tidak sebelum kau dengarkan ini baik-baik!” Naruto menarik rambut Shion , mendekatkan telinga wanita itu pada bibirnya dengan paksa.

“Hiks..hiks..”

“Ingat ini baik-baik..., Hinata bukan jalang, bukan! Dan Boruto..., dia bukan anak penyakitan yang tidak jelas, dia anakku...” Iris violet Shion membulat sempurna. Apa ia salah dengar? Apa Naruto baru saja mengatakan ‘Anakku’?

“A-anakmu?”

“Putraku, putraku satu-satunya, Pewaris tahta, Putra Mahkota..., camkan itu di dalam kepalamu!!!”

“Ta-tapi bagaimana? Putra kandungmu? Bagaimana bisa itu terjadi?”

“Sederhana, aku dan ibunya bercinta, selesai.”

“Tapi dia lebih tua dari Sena, Ka-kau..ti-tidak mungkin kan?” Shion tidak ingin mempercayai apa yang ada dalam pikirannya, namun sayangnya  itulah faktanya.

Naruto melepas genggamannya pada rambut Shion dengan perlahan, pria itu kemudian berjalan kearah Shoji sambil tertawa remeh, sebelum benar-benar keluar ia berhenti sejenak.

Abandoned Prince StoryWhere stories live. Discover now