18. Pangeran dan Genosida-3

3K 254 54
                                    

🍀Flashback On🍀

"Eh?" Hinata memekik kaget. Ia bisa merasakan dua buah tangan mungil yang menutup kedua matanya.

"Coba ibu tebak, ini siapa?"

Wanita itu terkekeh. Bagaimana mungkin ia tidak tahu jika itu adalah putranya, apalagi bocah itu baru saja menyebut "Ibu". Tapi Hinata lebih senang untuk berpura-pura tidak tahu.

" Tidak, ibu tidak tahu..., sekarang bisa lepaskan? Ibumu ini harus memasak, kau suka manju kan? Ibu akan membuatkan untukmu dan juga Sarada-hime..."

Boruto menggembungkan pipinya kesal. Bocah itu kemudian melepaskan tangannya dari mata sang ibu, kemudian mendudukkan dirinya di lantai.

"Ibu ini.., tadi bilangnya tidak tahu.., tapi sebenarnya tahu.., Aku tidak suka!" keluhnya sambil melipat kedua tangannya di dada.

Hinata tersentak, bukan karena kelakuan Boruto yang merajuk, tapi karena penampilan putranya itu.

Wajah ceria, pipi yang agak tembem dengan dua guratan yang biasa ia lihat kini tertutupi oleh topeng.

"Kenapa kau memakai topeng, Boruto-kun..?"

"Aku keren tidak? Tampan tidak? Bagaimana menurut ibu?" tanyanya antusias.

"Mana ibu tahu kau tampan atau tidak kalau kau memakai topeng, sini biar ibu lepas-"

"Tidak!!"

Hinata tersentak ketika Boruto mencekal tangannya yang hendak melepas topeng itu. Tidak biasanya putranya itu memberontak seperti ini.

Abandoned Prince StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang