24. Sesuatu yang berharga

2.9K 248 34
                                    


“Kembali! Kembali!!” sambil terisak bocah pirang itu terus berusaha menekan-nekan dada Sarada untuk mengeluarkan air dari paru-parunya.

Disela menekan ia juga memberikan napas bantuan lewat mulutnya, berharap sang putri akan segera membuka matanya. Namun sayang , usahanya sia-sia, sama sekali tidak ada respon dari sang putri Uchiha.

“Kembalilah! Kumohon kembalilah Putri! Akan kulakukan apapun!! Hiks..”

Shikadai dan Inojin hanya bisa menatap iba pada sahabat pirang mereka itu. Kehilangan seseorang yang sangat kau sayangi tentu saja adalah sebuah pukulan telak bagi hatimu. Shikadai dan Inojin paham akan hal itu meskipun mereka belum pernah mengalaminya.

“Bagaimana...? Bagaimana bisa seperti ini...? Hime...”

Ya, bagaimana? Entah bagaimana mereka bertiga kebetulan melihat tubuh Sarada hanyut terbawa arus sungai besar Konoha yang sangat deras. Andai saja mereka tidak berpatroli hari ini, mungkin saja Sarada akan hanyut sampai ke negeri seberang.

Flashback On

“Ahh.., jalan-jalan Cuma bertiga ternyata bosan juga ya..?” keluh Inojin sambil menendang kerikil-kerikil kecil di sepanjang jalannya.

“Jangan mengeluh terus Inojin..., tadi kau yang paling bersemangat...” ujar Shikadai yang berjalan dengan malas.

“Oy Shikadai! Bukankah tadi kau bilang wilayah Utara ini sepi penduduk?” tanya Boruto tiba-tiba.

“Iya, lalu?” tanya Shikadai balik.

“Apa ada bukit yang tidak terlalu tinggi? Yang jalannya landai?”

“um.., seingatku ada bukit seperti itu di sekitar sini, jaraknya tidak jauh dari tempat kita saat ini, memangnya kenapa?”

Boruto tertawa pelan. Pangeran muda itu kemudian mengambil sebuah potongan kulit kayu yang cukup lebar di balik-balik semak-semak. Entah kenapa benda yang berbentuk seperti papan seluncur itu ada banyak di sekitar wilayah Utara ini.

“Hoy! Mau diapakan itu?” tanya Inojin.

Boruto menyeringai tipis. Semacam kilatan muncul dari balik matanya.

“Ayo kita bersenang-senang!”

“Bersenang-senang?!!”

🍀🍀🍀🍀

“YAHUUU!!!!” teriak Boruto dengan penuh semangat kala mereka bertiga meluncur dengan kecepatan penuh dari atas bukit.

“AARRGGHH!! IBU!!!” lain hal nya dengan Boruto, Inojin justru berteriak ketautan.

“Ini payah....” seperti biasa Shikadai tidak begitu terkesan. Tapi harus bocah Nara itu akui yang mereka lakukan saat ini memang cukup menyenangkan.

Ketiga bocah itu menaiki satu potongan kayu lebar tadi bersama dan meluncur dari atas bukit. Jalan landai yang mereka turuni ini mengarah tepat menuju pemukiman warga yang terletak di dekat sungai.

“Pak! Awas!!” teriak mereka panik ketika seorang pria paruh baya yang tengah membawa kayu bakar melintas tepat di depan mereka yang tengah meluncur cepat.

Abandoned Prince StoryWhere stories live. Discover now