LIMA : Apartemen Aldrich

336K 24.6K 2.2K
                                    


Yura membulatkan mata ketika mendengar Aldrich mengatakan ia adalah miliknya. Ditambah laki-laki itu kini memeluk dirinya begitu erat sampai Yur tidak bisa berkutik.

"A... apa maksudmu?" tanya Yura terbata sambil mencoba melepas pelukan Aldrich.

"You're mine." Aldrich melepas pelukannya dan menatap Yura tajam, memegang pipi Yura dan mencium lembut bibirnya.

"Me... mengapa a... aku?" Yura memegang bibirnya yang sudah dicium Aldrich dengan kaget.

"Kau gila ya?" sambung Yura yang langsung disambut seringai tipis dari Aldrich.

"Tidak peduli apapun statusmu, kau milikku, Yura. Dan jika kau pergi, konsekuensinya akan datang padamu." Aldrich tersenyum, yang malah membuat Yura menjadi takut.

"Jangan takut, aku tidak akan melakukan apapun padamu selama tidak ada hal yang membuatku marah. Paham?" Yura mengangguk pasrah.

Sungguh, menurutnya hal itu tidak ada bedanya. Ia masih harus tetap menurut dan tidak pergi jauh-jauh dari Aldrich.

Suara rintikan hujan mulai terdengar. Karena saking gugup dan kagetnya Yura sampai tidak menyadari kalau dari beberapa waktu yang lalu langit sudah mulai mendung.

Aldrich mendesah pelan. Jujur, ketika hujan adalah saat-saat yang dinikmati laki-laki itu. Suara rintikan hujan akan membuatnya tenang, ditambah bau air yang mengenai tanah membuatnya semakin merasa nyaman.

Tetapi ia menjadi lebih memikirkan berbagai kenangan masa lalunya. Mulai dari yang menyenangkan, sampai kenangan yang sama sekali tidak ingin ia ingat.

Yura memandang Aldrich yang sedang melihat ke luar jendela dengan sedikit bingung, apa laki-laki itu sedang menikmati saat-saat hujan?

"Bolehkah aku pergi ke kamar mandi?" Aldrich menoleh dengan wajah datar yang ditakuti Yura, lalu terkekeh geli.

"Tentu." Aldrich mencium kening Yura lalu tersenyum tipis.

Yura mengernyitkan dahi heran ketika ia berjalan ke kamar mandi.

Mengapa sikap Aldrich berubah 180 derajat padanya? Mengapa sikap Aldrich seperti menandakan bahwa laki-laki itu jatuh cinta padanya?

Berbagai pertanyaan berputar di kepala Yura, ia kemudian mengembuskan napasnya.

Suara rintikan hujan semakin jelas terdengar, dan berarti rintikan hujan semakin deras. Menampar jendela dengan rintik-rintik yang tampak konstan.

Yura melihat Aldrich yang masih menatap lurus ke arah jendela. Apakah laki-laki itu sangat menyukai hujan?

Aldrich menoleh ketika mendengar suara pintu kamar mandi yang dibuka dan ditutup. Ia melihat Yura yang berjalan dengan kikuk ke arahnya.

Dengan tidak sabar Aldrich bangkit dan segera menarik Yoona ke tempat tidur, memakaikannya selimut dan kembali memeluk perempuan itu.

"Aku suka hujan." Yura yang sedang dipeluk oleh Aldrich hanya menaikkan alisnya ketika laki-laki yang memeluknya itu mengeluarkan suara.

"Hujan membuatku tenang.

"Tapi hujan juga sering membawa kenangan."

"Aku lebih suka sendirian jika hujan, tetapi sekarang beda."

"Kau dan hujan, adalah dua hal yang aku suka." Yura membelalak, lalu mendesah pelan.

"Tapi aku juga suka membunuh." Aldrich tertawa, membuat Yura semakin bingung dan takut.

My Psychopath Boyfriend (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang