TIGA BELAS : Shall We Date?

318K 23.7K 1.8K
                                    

Yura mengeluh, hari itu sangatlah panas baginya. Dengan tidak sabar ia melambai-lambaikan tangan ke arah Aldrich yang masih berjalan dengan santai. Laki-laki itu baru keluar dari gedung kampus setelah 15 menit Yura menunggu.

"Bisa cepat sedikit tidak? Aku kepanasan."

Aldrich yang melihat itu malah tertawa. "Kalau kau merasa panas, untuk apa kau memakai atasan dan celana yang sama-sama panjang?"

Yura memutar bola matanya malas. "Luka yang kau buat di tanganku belum sembuh sepenuhnya, kau mau aku diperhatikan orang lain?"

Aldrich mengangkat bahu. "Maaf."

"Tapi bagaimana dengan celanamu? Kau kan bisa pakai yang pendek," tanya Aldrich kemudian.

"Aku tidak membawanya."

"Mau kubelikan?"

"Oh, tentu-tentu."

Aldrich tersenyum.

Setelah masuk ke dalam mobil, Aldrich membuka mulutnya kembali. "Yura."

"Ya?"

"Shall we date?"

Yura mengernyit, apa ia tidak salah dengar?

"Apa?"

"Aku ingin kencan denganmu hari ini. Bisa?"

Yura mengangguk acuh tak acuh. "Terserah."

Aldrich lagi-lagi tersenyum senang.

Aldrich memajukan mobilnya ke arah pusat perbelanjaan yang paling dekat dengan daerah kampus, berniat membelikan pakaian yang pas untuk Yura.

Tetapi ia sedikit menyesal, bukan apa-apa tetapi Aldrich menelan salivanya kasar ketika melihat Yura yang memakai pakaian yang baru ia belikan. Terlihat simple tetapi terlihat cantik untuknya.

"Mengapa kau melihatku seperti itu?" Yura menatap heran ke arah Aldrich yang tampak tidak berkedip sekalipun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengapa kau melihatku seperti itu?" Yura menatap heran ke arah Aldrich yang tampak tidak berkedip sekalipun.

"Kau cantik. Bolehkah aku mendapatkan satu kecupan di sini?" Aldrich menunjuk bibirnya, membuat Yura mengembuskan napas keras-keras​, dasar laki-laki.

"Jangan bicara yang aneh-aneh, Aldrich. Lebih baik kita mencari tempat makan. Aku lapar, aku ingin hadiah taruhanku."

"Aku juga," sahut Aldrich tidak terima.

"Hadiah taruhanku kan bibirmu."

Yura mendengus, ia menyilangkan tangan di dada. "Diam kau."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Psychopath Boyfriend (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang