6. GaRachel

62.2K 6K 101
                                    

"Berdiri kamu yang benar!"

"Tapi, Bu, saya mau belajar,"

"Ya sudah belajar tinggal belajar kenapa bilang-bilang saya?"

"Gimana saya mau belajar kalo nggak duduk?"

Rachel mendengus jengkel menunjuk dirinya sendiri yang berdiri di depan kelas, di hadapan teman-temannya yang lain. Bu Budi-guru bahasa Indonesia tersebut, mengerlingkan matanya sambil menyuruh muridnya membuka buku paket halaman 30.

"Kalo kamu emang berniat mau belajar, datang itu lebih awal bukannya malah telat." nasihat Bu Budi agak sensi.

Rachel mendelik. "Yang penting kan saya dateng daripada bolos."

"Eh, kamu tuh ya kalo dikasih tau malah ngejawab!" sentak Bu Budi.

Guru wanita berusia limapuluh tahun itu mengelus dadanya, dia sering berurusan dengan anak-anak nakal selama hidupnya sebagai Guru namun baginya tahun inilah kesabaran itu benar-benar diuji. Tidak ada murid perempuan yang mempunyai sikap sebengal Rachel, baginya Rachel lebih nakal dari lelaki. Rachel sering kali membuat kesalahan di mulai; membolos pelajaran, tidak mengerjakan PR, makan di kelas, menjahili teman sekelas atau terlambat. Dan semua tingkahnya itu selalu berhasil dijawab setenang mungkin olehnya.

Seperti hari ini.

Jelas-jelas Bu Budi melihat sendiri kalau Rachel berlari dari kantin menuju kelas sambil menutupi pahanya. Bu Budi pikir, Rachel baru saja kena teguran akibat rok yang terlalu pendek tetapi Bu Budi menyadari kalau Rachel masih membawa tas ketika bel masuk sudah berbunyi 20 menit lalu. Akhirnya saat Bu Budi masuk kelas, Guru yang terkenal paling bawel itu pun memanggil Rachel, memerintahkannya untuk ke depan.

Dan pada kala itu pula Bu Budi menemukan robekan panjang di samping kanan rok Rachel hingga celana pendek hitam perempuan itu cukup terlihat. Rupanya, Rachel terlambat dan pasti perempuan itu meloncat lagi lewat tembok belakang gedung. Walau Rachel berdalih Bu Budi sudah tidak mau mendengarkan pembelaan tidak masuk akalnya tersebut.

"Ngapain kamu diem di sini?" omel Bu Budi beranjak dari duduknya.

Lantas Rachel merengut menutupi robekan rok. "Tadi kan kata Ibu saya suruh berdiri."

Bu Budi melotot sangsi. "Iya, tapi siapa yang suruh kamu berdiri dekat saya? Sana jauh-jauh, di ujung papan tulis. Biar malu kamu sekalian diliatin orang-orang."

Rachel mengentak kakinya pelan, agak mencibir dia meringsut. "Bangga banget bikin anak muridnya dipermalukan."

Sesaat Rachel berjalan ke arah yang di maksudkan Bu Budi. Seseorang melintas di luar koridor, bola matanya yang berwarna cokelat cerah itu menoleh ke dalam ruangan 11 IPA 5. Lelaki berseragamkan putih-abu tanpa badge kelas yang Rachel temui tadi itu bertatap mata dengannya selang menit berikutnya mata lelaki itu berpindah ke ujung rok yang sobek. Sekilas bibirnya membentuk seringaian sinis.

Rachel tertegun.

•••••

Bel berdenting, pelajaran Biologi telah berakhir dengan kedamaian. Rachel menguap lebar seraya merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku. Usai dihukum pada jam pertama Rachel akhirnya duduk di kursi ketika mata pelajaran berganti. Sejam berjalan Rachel mengantuk, alhasil dia tidak mendengarkan apa pun yang dibicarakan Bu Yessy di depan, dia tertidur sambil menyumpalkan telinganya pakai headset.

Satu-persatu siswa mulai berhambur keluar menuju kantin. Rachel mengeluarkan ponselnya sejenak untuk memeriksa pesan masuk. Sejumlah notifikasi menghantui layar besar tersebut, dia berdecak karena rata-rata mereka mengomentari postingan terbaru Rachel yang berada di kelab malam. Mereka menghujani Rachel berkataan tidak pantas, bilang hanya ingin menasihati nyatanya justru menghina. Terlalu sering menerima, Rachel tidak memedulikannya lagi. Perempuan itu pun berdiri hendak ke kelas Gara, dia melirik roknya yang sobek.

Bad Girl's EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang