41. Hati yang diinginkan

39.6K 4.4K 789
                                    

Sepertinya kamar mandi sudah menjadi kebiasaan bagi Rachel dan Martha saling bertemu. Atau setidaknya tempat yang ada airnya dan tidak ramai. Ketika Rachel sedang mencuci muka tiba-tiba Martha masuk dan menyuruh dua dayang-dayangnya itu menjaga pintu agar tidak ada yang menerobos. Dia bersandar pada tembok memerhatikan Rachel melalui cermin besar di hadapannya.

"Permainan lo bagus juga,"

Rachel bisa langsung mengerti maksud Martha. "Sebetulnya apa sih tujuan lo? Apa yang lo mau dari Agra?" heran Rachel mematikan keran, dia balas menatap Martha melewati pantulan. "Nggak, lebih dari itu, apa maksud lo dengan semua ini?"

Martha tersenyum culas. "Sederhana aja sih, gue cuma mau liat lo pacaran sama orang lain. Bosen juga gue denger omongan tiap hari kalo lo stuck di Raga," bagi Rachel ucapan Martha yang seperti itu adalah kebohongan. Dia tahu persis kalau perempuan itu punya maksud tersembunyi yang sangat jahat dan licik.

"Jawab gue, Martha. Apa maksud dari barang yang lo inginkan untuk gue ambil dari Agra?" tanyanya serius.

Sorot mata Martha berubah dingin dan serius, tidak ada lagi seringai apalagi keangkuhan di wajahnya. Semua tersamarkan oleh sesuatu yang mencekam. "Gue mau lo putusin Agra,"

"Apa? Lo gila?"

"Benda yang harus lo ambil itu hatinya."

Ketegasan ucapan Martha tidak terbantahkan, bersama kerutan yang muncul di keningnya Rachel memutar tubuh lantas memandang Martha bingung. "Gue heran deh sama lo. Sebenernya apa sih masalah lo sama Agra sampe lo memperalat gue buat bikin dia sakit hati?" Martha tidak menjawab, perempuan itu menelan penjelasannya bulat-bulat. "Oh, jangan-jangan lo dulu suka sama Agra tapi ditolak? Setau gue dulu kalian satu SMP. Yah... gue rasa itu alasan logis juga mengingat waktu itu juga Agra sudah punya pacar, Angel."

Raut wajah Martha berangsur-angsur kembali berekspresi. Dia menyentak kakinya menatap Rachel tajam. "Banyak omong ya lo!" gertak perempuan itu. "Kalo lo nggak mau ngelakuin gue bakalan sebarin video lo lagi nyuri ke media sosial dan kirim ke kepsek!" nyalaknya dengan pipi memerah.

Sepertinya dugaan Rachel benar. Perempuan itu menarik napas panjang, dia menurunkan pandangannya ke bawah. Rachel tidak memberikan keputusan apakah dia akan mengakhiri hubungannya yang baru dimulai ini atau tidak, namun dibanding itu dia lebih penasaran pada sepatu Martha. Mengapa sepatunya mengingatkan Rachel pada pelaku penyerangan kepalanya beberapa minggu lalu?

T

Pelajaran PPKN kali ini mengharuskan Agra meminjam buku ke perpustakaan, baru saja dia dan kelompoknya beserta anak sekelas menyelesaikan tugas kelompok sekalian mengembalikan buku lainnya Agra menawarkan diri mengantar 8 paket ke perpustakaan. Tadinya dia bersama Flavian tapi di pertengahan lelaki itu menyerahkan semuanya pada Agra sebab dia kebelet pipis.

Selesai dengan tugasnya, Agra hendak kembali ke kelas namun dia menemukan sepatu Rachel tersimpan di rak cokelat samping pintu perpustakaan, dia pun kembali lagi melangkahkan kakinya menuju bagian terbelakang perpustakaan tempat di mana kemarin dia melihat Rachel di sana.

Dan benar saja begitu dia sampai, mata Agra langsung disuguhi oleh seorang perempuan yang sedang tertidur. Kali ini tidak ada rok ketat yang biasa dikenakan Rachel, dia telah mengganti roknya pakai celana olahraga. Sambil mendengarkan musik kepala Rachel terkulai ke samping kanan, wajah tenangnya tampak menyenangkan untuk terus dipandang.

Lelaki itu mengembuskan napas lega lalu duduk di sebelah Rachel, dia menarik kepala Rachel, menjatuhkannya ke pundak. Tatapan mata Agra menelisir ke sekeliling Rachel melihat adanya sebuah novel kesukaannya yang dia ceritakan ke Rachel sewaktu mereka ke Gramedia dan musik yang disetel Rachel adalah kumpulan lagu One Direction, Agra merasa benar-benar diakui sebagai kekasih perempuan itu dan sepertinya perlahan-lahan Rachel mau membuka hati dan berani melangkah keluar batas kenyamanannya selama ini. Agra memosisikan dirinya dengan nyaman, hari ini Agra memutuskan untuk pertama kalinya dia bolos pelajaran karena menemani Rachel yang tertidur.

Sementara itu di sebuah rumah bertingkat 3, seorang perempuan yang masih mengenakan piyama tidur baru saja keluar dari kamar. Demamnya telah reda, dia berniat turun ke dapur mencari makanan. Namun ketika dia hendak menginjak anak tangga pertama, Angel terkejut mendengar ayahnya memaki dari ruang kerja.

Akhir-akhir ini Dikta memang sering uring-uringan sepertinya ada masalah di kantor yang tidak bisa dia ceritakan kepada Angel. Biasanya Dikta dan Angel berbagi keluh kesah bersama, Angel sudah menganggap Dikta seperti Ayah kandungnya sendiri begitupula sebaliknya. Bagi Dikta meski bukan anak kandung Angel adalah pelampiasan rasa sayangnya yang tidak bisa dia salurkan ke Rachel-putri kandungnya sendiri.

Angel berniat meninggalkan Dikta sendirian, di saat seperti ini memang sebaiknya Angel tidak langsung ikut campur. Dia akan membiarkan Dikta puas marah-marah baru nanti akan mendatanginya dan menenangkan pria itu.

Tetapi tiba-tiba langkah Angel terhenti kala dia mendengar nama Agra disebut oleh Dikta. Dia mematung di balik tembok, dia tidak mengerti ada urusan apa ayahnya sampai Agra terseret yang pasti Angel tidak salah bahwa dia menangkap nada kebencian di suara ayahnya kemudian hal terakhir yang Angel dengar adalah Dikta menginginkan sesuatu yang sudah dia perintahkan cepat terjadi.

Entah apa itu tapi detik itu juga firasat Angel tidak enak dan jantungnya berdegup tak karuan. Dia mencemaskan Agra.

Bad Girl's EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang