50. Lembaran baru

35.6K 3.5K 289
                                    

Kadang ada sesuatu yang perlu dikorbankan demi mendapatkan sesuatu yang lebih baik.

Bel tanda berakhirnya sekolah telah bubar pun berbunyi nyaring. Berbondong-bondong anak sekelas meninggalkan ruangan dan berhambur keluar penuh suka cita. Tapi tidak bagi seorang lelaki berambut hitam legam, dia duduk terdiam di bangkunya sambil memandangi langit. Angin sepoy-sepoy menerbangkan rambutnya, banyak perempuan yang terkesima memandangnya tapi tidak satupun dari mereka yang berhasil menaklukan hatinya.

"Gra! Lo mau ke lapas nggak hari ini?" tanya Flavian menepuk bahu Agra yang sejak tadi bengong.

Agra menggeleng. "Gue absen hari ini."

Meski Niko telah ditetapkan sebagai tersangka namun Agra tidak serta merta membenci lelaki itu, dia lelah hidup dalam dendam. Namun Niko tidak sepenuhnya menerima hukuman, karena Niko tidak pernah punya niat membunuh Raga maupun Rachel dia hanya kena rehabilitasi di pusat pertahanan anak-anak selama 1,5 tahun.

Sudah 6 bulan lamanya sejak kejadian itu Agra tidak lagi pernah tersenyum. Biasanya lelaki itu akan sedikit bergurau atau bercanda tetapi, Flavian benar-benar harus bersabar menghadapi dua manusia yang seperti tembok berjalan. Untungnya Gio yang biasa kaku perlahan mau membantunya dengan membuka diri agar lebih humoris dan konyol meski terlihat canggung karena dia tidak biasa bersikap begitu.

Saat mengunjungi Niko di lapas pun, dia juga membantu Flavian membuat Agra tersenyum tapi sia-sia. Agra sudah memaafkan Niko tapi bukan itu alasan semangat hidup Agra menghilang.

Ponsel lelaki itu berbunyi, dia menerima pesan dari Gara yang mengajaknya ke pemakaman. Raut wajah Agra berubah jadi berbinar. Ada kerinduan yang selalu diperlihatkannya dan itu bikin Flavian serta Gio semakin kasihan pada sahabat mereka.

***

"Angel!!!"

Di sebuah rumah yang tampak sejuk itu terjadi keributan kecil yang sering kali terjadi. Diana yang tengah memasak tertawa geli melihat Angel dan Fredd berlarian mengelilingi rumah sambil melempar bunga.

"Papa ih jangan resek deh!"

Kondisi Fredd sudah pulih, rupanya pencangkokkan ginjal berjalan sangat lancar dan cocok. Kini mereka hidup seperti keluarga normal lainnya. Waktu awal-awal Fredd siuman dia mencari Angel yang dia ketahui sebagai anak perempuannya. Dia menangis, meminta maaf pada Angel sebab selama ini tidak tahu jika Celine mengandung anaknya bahkan sampai melakukan hal-hal yang sangat kasar kepada Angel.

Angel pun mengatakan jika dia tidak mempermasalahkan hal itu lagi karena dia sudah cukup bahagia selama ini, masih bisa diberikan kesempatan hidup dan akhirnya menemukan Ayah kandungnya sendiri.

Seminggu kemudian, kejutan baru datang. Dikta diantar beberapa kepolisian menghampiri Fredd. Mulanya mereka saling diam hingga Fredd menanyakan kabarnya lebih dulu saat itulah Dikta menangis, dia tidak menyangka Fredd masih bisa memedulikannya. Ketika Dikta meraung meminta maaf, Fredd tanpa penuh dendam berkata sejak dulu dia memaafkan Dikta. Dia tidak membenci Dikta karena tahu keduanya adalah korban dari keegoisan Ayah mereka. Bahkan Fredd mengucapkan terima kasih karena berkat Dikta dia tertolong.

"Mama!! Liat itu Papa resek, masa bunga Acel diambil!"

Dan, tidak ada yang lebih membahagiakan lagi selain dia mengetahui Rachel selamat. Meski ada hal yang membuatnya teramat sedih ketika dulu Dokter memberitahukannya jika Rachel mengalami amnesia di beberapa bagian tertentu. Benturan di kepalanya cukup keras, Dokter tidak bisa menerka pada siapa atau kenangan mana yang terhapus.

Untungnya saat perempuan itu bangun bukan memori keluarganya yang hilang.

"Pa, coba bacain, Pa, siapa lagi yang nembak dia kali ini!" seru Angel mencegah Rachel agar tidak merebut bunga tersebut.

Fredd tertawa, dia membuka surat lantas membacanya. "Untuk Rachel, dari Mike. Hei, Chel. Nanti malem mau jalan sama gue nggak?" tawa Fredd dan Angel seketika meledak. "Astaga, ini cowok mana lagi yang deketin kamu?"

Rachel cemberut. Dia berlari mendekati Diana lantas merengek, memeluk mamanya itu dari belakang. "Mama Acel bete!"

Diana menggelengkan kepala. "Fredd..."

"Maaf... maaf," kata Fredd cekikikan, dia meletakkan bunga tersebut di nakas lantas merangkul pundak Angel dan melangkah menghampiri istrinya. "Sini, sayang, jangan ngambek begitu dong," bujuknya kepada Rachel.

Rachel menggeleng samar. Dia sebal diledeki Fredd terus. "Nggak! Papa sama Kakak resek, nggak seneng banget deh adeknya dideketin cowok,"

"Bukan begitu, Acel. Kakak kan cuma penasaran kenapa kamu setiap hari selalu bawa bunga dan cokelat tapi dari cowok yang berbeda." ungkap Angel duduk di bangku mini bar.

Fredd menepuk dadanya sambil merentangkan kedua tangan. "Sini peluk, Papa. Terus ceritain siapa cowok yang lagi deketin kamu itu. Siapa tadi namanya? Mikey Mouse?"

"Mike, Papa! Mike!!!!" sungut Rachel jengkel.

Fredd tertawa lagi dia sangat senang bisa menjahili Rachel setelah sekian tahun hubungan mereka tidak pernah akur. Meski kesal tak urung Rachel beringsut mendekati ayahnya, dengan dipangku Fredd, Rachel memeluk sang Ayah lalu mulai menceritakan kejadian sebenarnya.

Angel yang mendengar sambil meminum jus jeruk pun tertawa geli ketika dengan polosnya Rachel bertanya. "Tapi, kenapa ya, Pa, Acel kok kayak nggak deg-degan begitu sama Mike? Sama cowok yang dulu juga,"

"Mungkin kamu belum nemu yang cocok," sahut Angel.

"Masa?" mata Rachel membulat penasaran. "Kalo Kak Angel sendiri perasaannya gimana sama Kak Gara?"

"Deg-degan dong. Rasanya kayak mau meledak begitu!" balas Angel tergelak.

Rachel memanyunkan bibirnya.

Ya, Rachel memang mengingat keluarganya tapi dia tidak bisa mengingat apa pun selain identitas orang yang ada di sekelilingnya. Dia tidak ingat bahwa dulu dia berantem sama Angel karena kesalahpahaman, dia tidak ingat sering bertengkar sama Fredd dan Diana. Dia tidak ingat bahwa dulu dia pernah bersikap kurang ajar. Rachel hanya ingat kalau Fredd Ayah tirinya, Angel teman satu sekolah yang ternyata anak Fredd, Diana ibunya, Tara sahabatnya dan Gara sahabatnya juga.

Semenjak Rachel sembuh, ingatannya tidak pulih sama sekali. Seakan membentuk suatu pribadi yang baru dalam diri seorang Rachel. Bahkan dia tidak ingat siapa itu Dikta, siapa itu Raga. Meski beberapa kali Rachel mengaku sering bermimpi seorang lelaki yang mirip sama Gara namun tak ada satupun dari mereka yang berani menceritakan semuanya sebab Dokter mengatakan kalau Rachel mengalami amnesia total kemungkinan untuknya kembali ingat tidak ada.

Jadi mereka membiarkan hal itu terjadi.

Dan, Rachel juga tidak ingat soal Agra. Sama sekali tidak punya ingatan tentangnya yang tersisa. Seolah nama Agra terhapus dari hidupnya.

Bad Girl's EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang