22. Fakta baru satu keluarga

47.6K 5.1K 736
                                    

Rachel melepaskan helm yang melindungi kepalanya, dia keheranan ketika Agra menghentikan motornya di kolong jembatan berbaris rapi motor serta mobil. Salah satu di antaranya Rachel mengenali bahwa itu punya Gara, motor besar hitam bertempelkan stiker tengkorak. Khas sekali Gara yang suka band beraliran rock-mental seperti Raga.

Agra mengajak Rachel turun lalu menghampiri kumpulan orang yang duduk di atas karpet sedang bercanda bersama. Anak-anak kecil berpakaian kumuh itu tampak girang mendengarkan orang dewasa yang mengenakan seragam memetik gitar sambil bernyanyi dan kadang menjawab celetuk anak-anak itu dengan lelucon. Rachel mengerutkan kening, ditambah lagi dengan adanya perempuan berambut panjang yang meletakkan piring berisikan goreng ke tengah-tengah mereka.

"Gara?" tebak Rachel mendekati sosok itu.

Merasa dirinya dipanggil Gara menoleh ke belakang, dia membelo begitu tahu ada Rachel. "Cel? Loh, lo ngapain ke sini?"

Rachel memasang wajah heran. "Harusnya gue yang nanya 'kan? Kenapa lo bisa ada di sini?"

Belum sempat Gara membalas, Vanilla datang menepuk bahu Agra. Kakaknya itu baru saja pulang kuliah masih membawa laptop sehabis mengerjakan laporan. Dia menyapa Agra, Gara dan Angel kemudian tersenyum pada seluruh anak jalanan itu hangat. Vanilla sangat menawan hanya dengan balutan blouse putih dipadukan rok kuning mengembang selutut lalu dibagian rambut dia mengepangnya.

"Oh ya, Gra, kamu nggak ke sini hari ini nggak apa-apa. Gara sama Angel yang sekarang ngajarin mereka, Gara ajarin mereka musik dan Angel nari," jelasnya kemudian baru teringat akan sesuatu dia menjetikkan jarinya. "Ah, ya, mumpung kamu di sini sekalian aja deh bantuin Gara ngerapiin bangku. Temen-temen Kakak dateng sejam lagi, jadi, Kakak minta tolong ya sama kalian?"

Rachel yang berdiri di samping Agra terbengong-bengong, dia tidak mengerti situasi macam apa yang tengah terjadi di sini. Dia bolak-balik memandangi Gara dan Agra meminta penjelasan tapi tak ada satu pun yang mau bersuara hingga Vanilla menyadari kehadiran Rachel, bola mata perempuan itu melebar sempurna.

"Rachel?" panggil Vanilla memastikan.

Kontan Rachel berpaling, mulanya Rachel tidak mengenal Vanilla tapi karena wajah Vanilla yang familier dia berusaha mengingat. Sampai pada memori tentang Raga, saat dia pergi menonton bersama untuk pertama kalinya tanpa sengaja mereka kepergok Kakak pertama Raga yaitu Vanilla. Rachel melengkungkan senyuman.

"Kak Vanilla?"

Vanilla mengangguk tak bisa menyembunyikan kesenangan bisa melihat Rachel kembali dalam keadaan baik-baik saja. Vanilla memajukan langkahnya lantas memeluk Rachel erat selayaknya Rachel adalah Adik perempuan yang sudah lama tidak dia temui.

•••••

Semenjak terbongkarnya hubungan Raga dan Rachel, Vanilla jadi sering menghubungi Rachel untuk pergi bersama. Meski Rachel bersikap tidak seperti perempuan pada umumnya Vanilla tidak mempermasalahkan hal itu sebab dia bisa menilai kalau Rachel punya kepribadian yang aslinya sangat baik dan peduli terhadap orang lain. Vanilla menyukai Rachel, dia mendukung seratus persen hubungan adiknya itu.

Hingga berita kematian Raga mencuat, Vanilla tidak lagi bisa menontak Rachel yang hilang bagaikan terserap inti bumi. Vanilla sangat mengkhawatirkan Rachel, bagaimana perasaan perempuan itu ketika menyaksikan sendiri kekasih yang dia cintai meninggal tepat dalam pelukannya?

"Kupikir mungkin kita nggak akan pernah ketemu lagi, mengingat kamu mendadak hilang dari peredaran," Vanilla tersenyum tipis sambil memberikan Rachel satu botol air putih. "Aku nggak perlu nanyain kabarmu ya sepertinya?" ada percikan jenaka di mata Vanilla saat dia mengatakan hal tersebut.

Bad Girl's EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang